Komponen Kondisi Fisik

EVALUASI KEMAMPUAN FISIK DAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ATLET PPLP PROVINSI ACEH TAHUN 2012



2.3 Komponen Kondisi Fisik.
Dalam semua cabang olahraga, kebutuhan akan kondisi fisik berbeda-beda, sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti atau ditekuni. Dalam upaya meningkatkan kondisi fisik, seluruh komponen yang mendukung pencapaian prestasi harus dikembangkan walaupun dilakukan dengan sistem prioritas  sesuai dengan keadaan atau status yang dibutuhkan. Dalam hal ini akan dibahas komponen kondisi fisik secara keseluruhan.
Komponen kondisi fisik, Bompa (1990:29) sebagai komponen kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: Kesegaran otot, kesegaran kardiovaskular, kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh dan  kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: koordinasi gerak, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, daya ledak otot. 
Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: ketepatan dan reaksi. Apabila komponen gerak digabung ke dalam komponen kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tes  seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah : 

2.3.1 Kekuatan (Strenght) 
Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja Sajoto, (1995:8). Kekuatan adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot terhadap suatu keadaan. 

2.3.2 Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu, Sajoto (1995:8). Daya tahan adalah kemampun untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama, dan setelah berlatih dalam jangka waktu lama tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. 

2.3.3 Daya Otot (Muscular Power) 
Daya otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, Sajoto (1995:8). Daya otot dipengaruhi oleh kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot sehingga semua faktor yang mempengaruhi kedua hal-hal tersebut akan mempengaruhi daya otot. Jadi daya otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk  melakukan kerja fisik secara tiba-tiba atau tanpa adanya perintah melainkan respon daya otot.

2.3.4 Kecepatan (Speed) 
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, Sajoto (1995:8). 

2.3.5 Daya Lentur (Fleksibility)
Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengukuran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh permukaan tubuh Sajoto (1995:9). Seorang atlet memerlukan unsur fleksibility, ini dimaksudkan agar atlet dapat melakukan gerak tipu, sliding tackle serta mengubah arah dalam menyerang lawan. 

2.3.6 Kelincahan (Agility) 
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi diarea tertentu, seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik, Sajoto (1995:9). 

2.3.7 Keseimbangan (Balance) 
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot, Sajoto (1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot untuk menghasilkan hasil keseimbangan yang maksimal. 


2.3.8 Koordinasi  (Coordination) 
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerak yang berada kedalam pola garakan tunggal secara efektif dan akuran dalam melaksanakan perintah yang telah diperintahkan oleh otak melalui sel-sel sarf yang telah terlati terlebih dahulu, Sajoto (1995:9). 

2.3.9 Ketepatan (Accuracy) 
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bidang tubuh, Sajoto (1995:9). 

2.3.10 Reaksi (Reaction) 
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf atau rasa lainnya. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian bentuk tes kemampuan, Sajoto (1995:10).