Juli Arta Eka
Wiana, Gading, Kusmariyatni
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume:
3 No: 1 Tahun 2015.
1.
Latar
belakang
Inovasi
di bidang pendidikan telah banyak diupayakan oleh pemerintah, baik dalam
pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi guna meningkatkan kualitas
pendidikan. Misalnya, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran,
seminar pendidikan, dan pendidikan lanjutan. Di samping itu, inovasi dalam
pembelajaran telah banyak dilakukan seperti pembelajaran melalui simulasi
komputer, cara belajar siswa aktif atau pendekatan keterampilan proses. Namun
belum menampakkan peningkatan hasil secara signifikan. Sesungguhnya telah
banyak usaha yang ditempuh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar (SD), antara lain berupa alokasi
dana pendidikan, perubahan kurikulum, peningkatan kualitas guru sekolah dasar,
pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran serta sumber belajar.
2.
Landasan
Teori
Penilaian
otentik adalah penilaian yang dilakukan dalam suasana non-threatening.
Penilaian ini berupa proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara
tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar
dikuasai dan dicapai. Penilaian otentik memiliki sifat-sifat: (1) berbasis
kompetensi; (2) berpusat pada siswa; (3) terintegrasi dalam proses
pembelajaran; (4) on-going dan berkelanjutan (Tim Penyusun, 2008:23).
Lebih lanjut dijelaskan, karakteristik penilaian otentik adalah: (1)
dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; (2) bisa
digunakan untuk formatif maupun sumatif; (3) yang diukur adalah pengetahuan dan
keterampilan; (4) berkesinambungan; (5) terintegrasi; dan (6) dapat digunakan
sebagai feed back. Jenis-jenis penilaian otentik meliputi penilaian kinerja,
penilaian diri, esai, penilaian proyek, penilaian produk, dan portofolio.
Kegiatan-kegiatan penilaian otentik antara lain observasi (pengamatan),
presentasi, diskusi, wawancara, dan lain-lain. Kegiatan penilaian yang tidak
otentik adalah tes objektif seperti pilihan ganda, menghapal materi, dan
kegiatan-kegiatan lain yang hanya menuntut siswa secara mekanis dan tidak
langsung terkait dengan kehidupan (Marhaeni, 2008).
3. Masalah
Bagaimana
dampak Penerapan penilaian Otentik
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri 2 Pupuan
4.
Metodologi
Penelitian ini
termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Suharsimi, dkk. (2009:3) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan ”suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas bersama”. Sedangkan
menurut Supardi, dkk (2009:104) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan ”suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan
perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu tindakan yang dimunculkan di kelas untuk memperbaiki
praktik pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran.
5.
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
ini menemukan bahwa penerapan penilaian otentik dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 2 Pupuan Kecamatan
Tegallalang, Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2014/2015 dengan skor rata-rata
hasil belajar pada akhir siklus I mencapai angka 62,27 yang berada pada
kategori cukup dan skor rata-rata hasil belajar pada akhir siklus II mencapai
angka 69,33 yang berada pada kategori baik.
6.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengujian dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan penilaian otentik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 2 Pupuan Kecamatan Tegallalang, Kabupaten
Gianyar tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
hasil belajar sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam
penelitian ini, yaitu nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 50 dan
ketuntasan klasikal (KK) sebesar 75%. Pada tes awal, nilai rata-rata hasil
belajar IPA 54,97, dan ketuntasan klasikal 55,33%. Setelah siklus I, nilai
rata-rata hasil belajar IPA menjadi 62,27 dan ketuntasan klasikal menjadi 67%.
Setelah siklus II, nilai rata-rata hasil belajar IPA menjadi 69,33 dan ketuntasan
klasikal menjadi 80%.
7. Komentar
a. Keunggulan
Metode penelitian yang
bagus, penjelasan tentang hasil penelitian yang jelas dan hasil penelitian yang
sangat bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut
b. Kelemahan
Referensi yang di
guankan banyak yang tidak up to date.
Lima jurnal yang telah dianalisis masing-masing
memiliki perbedaan baik metode penelitinannya maupun instrument yang digunakan.
Walaupun demikian kelima jurnal tersebut membahas tema pendidikan yang
menggarah kepada pelajaran IPA. Jurnal dari tahun 2015 sampai tahun 2017 yang
dianalisi menunjukkan adanya perkembangan dalam metode penelitian.
Sintesis Jurnal
Demikianlah Artikel Singkat Mengenai Analisis dan Sintesis 5 Jurnal dari Tahun 2016 ke Atas. Terima Kasih Banyak telah berkunjung.
Sintesis Jurnal
Demikianlah Artikel Singkat Mengenai Analisis dan Sintesis 5 Jurnal dari Tahun 2016 ke Atas. Terima Kasih Banyak telah berkunjung.