Soal dan Jawaban Mata Kuliah Ulumul Qur’an.
  Mata Kuliah  :
        Ulumul Qur’an
    Baca Juga : Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar
  
  Soal dan Jawaban Mata Kuliah Ulumul Qur’an
1. Jelaskan Pengertian Ulumul Quran Serta Jelaskan ruang lingkup Ulumul Quran !
    Jawab :
  
    Ulum al-Qur’an ialah suatu ilmu yang membahas tantang keadaan al-Qur’an
      dari segi turunnya, sanadnya, adabnya, makna-maknanya baik yang
      berhubungan dengan lafad-lafadnya maupun yang berhubungan dengan
      hukum-hukumnya dan sebagainya
  
    Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa
      ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an terdiri atas enam hal pokok berikut
      ini :
  
  
    a. Persoalan turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an)
  
  
  - Waktu dan tempat turunnyaAl-Qur’an
- Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an
- Sejarah turunnya Al-Qur’an
    Baca Juga :
        Makalah Ulumul Qur'an Sebagai Ilmu
  
  
    b. Persoalan Sanad (Rangkaian para Periwayat)
  
  
  - Riwayat mutawatir
- Riwayat ahad
- Riwayad syadz
- Macam-macam qira’at Nabi
- Para perawi dan penghafal Al-Qur’an
- Cara-cara penyebaran riwayat
    c. Persoalan Qira’at (Cara pembacaan Al-Qur’an)
  
  
  - Cara berhenti (waqaf)
- Cara memulai (ibtida’)
- Imalah
- Bacaan yang dipanjangkan (madd)
- Meringankan bacaan hamzah
- Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepasa bunyi sesudahnya (idgam)
    d. Persoalan kata-kata Al-Qur’ an
  
  
  - Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
- Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-rubah harakat akhirnya (mu’rab)
- Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (hononim)
- Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
- Isti’arah
- Penyerupaan (tasybih)
    e. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum
  
  
  - Makna umum yang tetap pada keumumannya
- Makna umum yang dimaksudkan makna khusus
- Makna umum yang maknanya dikhususkkan sunnah
- Nash
- Makna lahir
- Makna global
- Makna yang diperinci
- Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan
- Nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan
- Nash yang muskil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
- Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
- Ayat yang “menghapus” dan “dihapus” (nasikh-mansukh)
- Yang didahulukan (muqaddam)
- Yang diakhirkan (mu’akhakhar)
    f. Persoalan makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata
          Al-Qur’an
  
  
  - Berpisah
- Bersambung
- Uraian singkat
- Uraian seimbang
- Pendek
    Baca Juga:
  
  
  - Temukan Soal dan Jawaban Lainnya
- Soal dan jawaban Mata Kuliah Filsafat Umum
- Soal dan Jawaban Mata Kuliah Teori Manajemen
- Soal dan Jawaban Mata Kuliah Ulumul Qur’an
    2. Bagaimana menurut anda tujuan mempelajari ilmu ulumul Quran!
  
    Jawab :
  
  - Agar dapat memahami kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan para tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-Qur’an
- Agar mengetahui cara dan gaya yang digunakan oleh para mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
- Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an
- Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan Al-Qur’an.
- Untuk memahami kandungan kalamullah yaitu al-Quran.
- Untuk mengetahui cara dan gaya serta methode yang digunakan oleh para musafir dalam menafsirkan al-Quran disertai dengan penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir kenamaan dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.
- Untuk bisa memahami, menafsirkan dan menerjemahkan al-quran dan mempertahankan kesucian dan kebenaran al-Quran.
    3. Jelaskan Pengertian Nuzulul Qur’an serta jelaskan tahap-tahap turun
        Quran!
  
    Jawab :
    Lafadz ‘Nuzul’ secara etimologi (bahasa) berarti ”menetap di satu
      tempat” atau “turun dari tempat yang tinggi”. Kata kerjanya ialah
      “nazala” yang artinya “dia telah turun” atau “dia menjadi tetamu”.
      Pengertian Nuzulul Qur’an secara terminology (istilah)
      yaitu Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi
      Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril as secara
      berangsur-angsur.
  
  
    Sejarah terjadinya peristiwa Nuzul al-Qur’an terjadi pada malam Jum’at, 17 Ramadhan, di Gua Hira tahun ke-41
        dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa itu dikisahkan dalam sebuah
        firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat: 185, yang artinya: “Ramadhan
        yang padanya diturunkan Al-Qur’an, menjadi petunjuk bagi sekalian
        manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk serta
        menjelaskan perbedaan antara yang benar dan yang salah” (QS. Al-Baqarah:
        185).
  
    Baca Juga:
  
  
  
  
    Tahap – Tahap Turunnya Al Qur’an
    Yang dimaksud dengan Tahap-tahap diturunkannya Al-Qur’an adalah tertib
      dari fase-fase disampaikannya kitab Suci Al-Qur’an, mulai dari sisi allah
      SWT sampai kepada nabi Muhammad SAW. Kitab Suci ini tidak seperti
      kitab-kitab Suci sebelumnya. Karena, Kitab Suci ini kebanyakan diturunkan
      secara bertahap, sehingga betu-betul menunjukkan kemu’jizatannya. Selain
      itu, penyampaian Kitab Suci tersebut sangat luar biasa, yang tidak
      dipunyai oleh kitab-kitab sebelumnya. Proses-proses diturunkannya
      Al-Qur’an ada tiga fase atau tahapan, seperti yang akan dijelaskan sebagai
      berikut:
  
  
  
    Tahapan Pertama, Al-qur’an diturunkan/ditempatkan ke Lauh Mahfudh. Lauh
      Mahfudh adalah suatu tempat dimana manusia tidak bisa mengetahuinya secara
      pasti. Dalil yang mengisyaratkan bahwa Al-qur’an itu diletakkan di Lauh
      mahfudh itu ialah terdapat dalam firman Allah swt: “Bahkan (Yang
      didustakan mereka) itu yaitu Al-Qur’an yang mulia yang tersimpan di lauh
      mahfudh.” (QS. Al Buruj: 21 – 22). Tetapi berkaitan sejak kapan Al-quran
      ditempatkan di Lauh mahfudh, dan bagaimana caranya merupakan hal-hal ghaib
      tidak ada yang mampu mengetahuinya selain Allah SWT.
  
  
    Tahapan kedua, Al-Qur’an singgah dari Lauh Mahfudh ke Baitul izzah di
      Langit dunia. Sehinggai, setelah berada di Lauh Mahfudh, Kitab Al-Qur’an
      itu letakkan ke Baitul Izzah di Langit dunia atau langit terdekat dengan
      bumi ini. Banyak dalil yang menjelaskan penurunan Al-Qur’an tahapan
      keduanya ini, baik dari ayat Al-Qur’an ataupun dari Hadits Nabi Muhammad
      saw, diantaranya adalah seperti dibawah ini:
  
  
    Sesungguhnya Kami menurunkan-Nya (Al-qur’an) pada suatu malam yang
      diberkahi. (QS. Ad-Dukhon: 3).
  
  
    Sesungguhnya Kami telah menurunkan-Nya (Al-qur’an) pada malam kemuliaan.
      (QS. Al-Qadri: 1).
  
  
    ” (Beberapa hari itu) ialah Bulan Ramadlan, bulan yang didalamnya
      diturunkan permulaan) Al-Qur’an”. (QS. Al-Baqarah: 185).
  
  
    Tahapan Ketiga, Al-Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah dilangit dunia
      langsung kepada Nabi Muhammad saw. Artinya, baik melalui perantaraan
      Malaikat Jibril, atau pun secara langsung ke dalam hati sanubari Nabi
      Muhammad saw, ataupun dari balik tabir.
  
  
    Firman Allah swt. Al-Qur’an dan Hadits-hadits Nabi, di antaranya sebagai
      berikut:
  
  
     ”Dan sesungguhnya Kami telah menyinggahkan kepadamu ayat-ayat yang
        jelas.” (QS. Al-Baqarah: 99).
  
  
    ”Dia-lah yang menyinggahkan urunkan Al-Qur’an kepadamu. Di antara (isi)
      nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah point-point isi Al-Qur’an, dan
      yang lain (ada ayat-ayat) yang mutasyabbihat.” (QS. Ali Imran: 7).
  
  
    ”Ia (Al-quran) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibrl) ke dalam
      hatimu (Muhammad) supaya kamu menjadi salah seorang diantara orang–orang
      yang mengirim peringatan.” (QS. Asy – Syu’ara: 193 – 194).
  
  
    ”Sesungguhnya Al-Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah SAW seraya
      berkata:” Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu itu turun kepadamu? Maka
      Rasulullah SAW bersabda:” kadang-kadang datang kepadaku seperti gemurunnya
      bunyi lonceng, dan itu paling berat bagiku. Maka begitu berhenti bunyi itu
      dariku, aku telah merajai apa yang sudah diucapkannya. Dan kadang-kadang
      malaikat menyamar kepadaku sebagai laki-laki, lalu mengajak berbicara
      denganku. Maka aku kuasai apa yang diucapkannya.” Aisyah lalu berkata:”
      Saya pernah menyaksikan beliau wahyu pada hari yang sangat dingin, tetapi
      begitu selesai wahyu itu dari beliau, maka bercucurlah keringat dipelipis
      beliau.” (H.R. Al-Bukhari).
  
  
    4. Jelaskan pengertian Asbabun Nuzul serta jelaskan ruang lingkup
          asbabun Nuzul!
  
  
    Jawab :
Asbab al-Nuzul berasal dari kata asbab bentuk jamak dari sabab yang secara bahasa artinya adalah segala sesuatu yang dengannya sampai kepada yang lainnya. Sedangkan kata nuzul adalah masdar dari Nazala yang secara bahasa artinya adalah turun atau penurunan. Penurunan di sini berkaitan dengan penurunan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW berupa ayat-ayat yang terkumpul dalam al-Qur’an. Dengan demikian secara bahasa Asbab al-Nuzul adalah segala sesuatu yang dengannya turun ayat-ayat al-Quran kepada masyarakat Arab melalui Nabi Muhammad SAW.
Menurut Muhyidin dan Rosihan Anwar, Ashab al-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata Asbab dan Nuzul. SecaraEtimologi, Asbab al-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut asbab al-Nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan Asbab al-Nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya al-Qur’an. Seperti halnya Asbab al-Wurud secara khusus digunakan bagi sebab-sebab munculnya hadits.
    Ruang Lingkup Asbab al-Nuzul
  
  
    Turunnya ayat al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian:
  
  
    Ayat -ayat yang turun tanpa didahului oleh sebab-sebab tertentu berupa
      peristiwa atau pertanyaan.
  
  
    Ayat-ayat yang turun karena sebab-sebab tertentu secara khusus dalam
      sebuah peristiwa atau sebuah pertanyaan.
  
  
    Pendapat tersebut di atas hampir merupakan konsensus ulama Ulum
      Al-Qur’an. Akan tetapi ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa
      konteks kesejarahan Arabia pra al-Qur’an dan pada masa al-Qur’an
      diturunkan merupakan latar belakang makro diturunkannya al-Qur’an (Asbab
      al-Nuzul Makro), sementara riwayat-riwayat Asbab al-Nuzul yang ada dalam
      kumpulan hadits Nabi, merupakan mikronya (Asbab al-Nuzul Mikro).
  
    Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat al-Qur’an memiliki sebab
      sebab yaang melatarbelakanginya.
  
  
    5. Sebutkan Surah Al-Quran diturunkan di makkiyah dan madaniyah!
  
    Jawab :
  
  
    Surah-surah Makkiyah yang urutannya sesuai dengan turunnya adalah sebagai
      berikut:
  
    Al A’la, Al Qalam, Al Muzammil, Al Muddatstsir, Al Fatihah, Al Lahab, At
      Takwir, Al A’la, Al Lail, Al Fajr, Adl Dhuha, Al Insyirah, Al ‘Ashr, Al
      ‘Adiyat, Al Kautsar, Al Kautsar, At Takatsur, Al Ma’un, Al Kafirun, Al
      Fiil, Al Falaq, An Nas, Al Ikhlas, An Najm, ‘Abasa, Al Qodar, Asy Syamsu,
      Al Buruj, At Tin, Al Quraisy, Al Qariah, Al Qiyamah, Al Humazah, Al
      Mursalat, Qaf, Al Balad, Ath Thariq, Al Qamar, Shad, Al A’raf, Al Jin,
      Yasin, Al Furqon, Father, Maryam, Thaha, Al Waqiah, Asy Syu’ara, An Naml,
      Al Qashash, Al Isra’ Yunus, Hud, Yusuf, Al Hijr, Al An’am, Ash Shaffat,
      Luqman, Saba, Az Zumar, Ghafir, Fushshilat, As Syura, Az Zukhruf, Ad
      Dukhan, Al Jaatsiyah, Al Ahqaf, Adz Dzariyat, Al Ghasyiyah, Al Kahf, An
      Nahl, Nuh, Ibrahim, Al Anbiya, Al Mu’minun, As Sajdah, Ath Thur, Al Mulk,
      Al Haqqah, Al Ma’arij, An Naba, An Nazi’at, Al Infithar, Al Insyiqaq, Ar
      Rum, Al Ankabut, Al Muthaffifin.
    Menurut Al Khudary, ada lima lagi surah yang termasuk Makkiyah, namun
      para ulama lain memasukkan surah tersebut ke dalam golongan Madaniyah.
      Lima surah tersebut adalah:
    Az Zalzalah, Ar Ra’d, Ar Rahman, Al Insan, Al Bayyinah.
  
  
    Sementara surah-surah Madaniyah menurut tertib turunnya adalah sebagai
      berikut:
  
    Al Baqarah, Al Anfal, Ali Imron, Al Ahzab, Al Mumtahanah, An Nisa, Al
      Hadid, Al Qital, Ath Thalaq, Al Hasyr, An Nur, Al Haj, Al Munafiqun, Al
      Mujadalah, Al Hujurat, At Tahrim, At Taghabun, Ash Shaf, Al Jumu’ah, Al
      Fath, Al Maidah, At Taubah, An Nashr.
   
