SEBUAH PENYELIDIKANREFRESENTASI DALAM PENDIDIKAN IPA TERPADU
Galuh Rahayuni. JPPI,
Vol. 2, No. 2, Desember 2016, Hal. 131-146 e-ISSN 2477-2038
1.
Latar
belakang
IPA
sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, dapat memberikan peranan dan pengalaman
bagi siswa. Hasil pembelajaran IPA pun dapat sangat dipengaruhi oleh motivasi
dari siswa. Baik itu motivasi internal maupun motivasi eksternal. Pembelajaran
IPA dilakukan dengan berbagai upaya, yaitu salah satunya melalui peningkatan motivasi
belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada
kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan
peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku
siswa dalam belajar, dalam hal ini belajar IPA.
2.
Landasan
Teori
Menurut
Permanasari (2011), salah satu model pembelajaran yang mengusung teori
kontruktivisme adalah pembelajaran sains teknologi masyarakat dan pembelajaran
berbasis masalah. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nurchayati (2013), yang menyatakan bahwa model pembelajaran STM lebih baik
dibanding model pembelajaran belajar langsung dalam hal meningkatkan
keterampilan berpikir kritis. Redhana (2012), menyatakan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) efektif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir ktitis peserta didik pada mata pelajaran IPA.
3.
Masalah
Bagaimana dampak
pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap pestasi belajar IPA TERPADU di Sekolah Menengah Pertama
4.
Metodologi
Penelitian ini
merupakan penelitian ekperimen semu (quasi eksperiment) dengan desain
penelitian yang digunakan adalah Randomized Pretest-Posttest Comparison
Group Design. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15
Yogyakarta pada semester II tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Maret sampai Mei
2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster
random sampling, yaitu mengambil dua kelas secara acak dalam populasi.
5.
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
menunjukan bahwa (1) terdapat korelasi kuat antara keterampilan berpikir kritis
dan literasi sains, (2) model STM lebih baik daripada PBL untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik, dan (3) model STM lebih baik dari
pada model PBM untuk menigkatkan literasi sains peserta didik
6.
Kesimpulan
- Terdapat hubungan positif yang cukup kuat antara keterampilan berpikir kritis dan literasi sains.
- Model sains teknologi masyarakat lebih baik daripada model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
- Model sains teknologi masyarakat lebih baik daripada model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan literasi sains kritis peserta didik.
7.
Komentar
a. Keunggulan
Metode penelitian yang
bagus, penjelasan tentang hasil penelitian yang jelas dan hasil penelitian yang
sangat bermanfaat untuk dikembangkan lebih lanjut
b. Kelemahan
Referensi yang di guankan banyak
yang tidak up to date.
Lima jurnal yang telah dianalisis
masing-masing memiliki perbedaan baik metode penelitinannya maupun instrument
yang digunakan. Walaupun demikian kelima jurnal tersebut membahas tema
pendidikan yang menggarah kepada pelajaran IPa. Jurnal dari tahun 2014 sampai
2016 yang dianalisi menunjukkan adanya perkembangan dalam metode penelitian.
Sintesis Jurnal
Sintesis Jurnal