Metode Pengolahan dan Analisa Data



    Metode Pengolahan dan Analisa Data 


1.  Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2007) pengolahan data dilakukan secara manual dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a.  Editing
Kegiatan pengeditan (Editing) dimaksudkan untuk meneliti kembali atau melakukan pengecekan pada setiap lembar jawaban yang sudah masuk. Apabila ada ketidak jelasan maka dilakuka pencocokan dengan segera terhadap responden yang bersangkutan sehingga tidak mengganggu pengolahan data.
b.  Coding
Memberikan kode berupa nomor pada tiap kuesioner yang diisi oleh responden, sehingga jawaban dari responden tidak tertukar. Kode pada kuesioner diisi oleh peneliti.
c.   Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari responden pertama sampai dengan responden yang terakhir untuk dimasukakan kedalam tabel.
d.  Tabulating
Data yang telah diolah kemudian disusun dalam bentuk presentase kemudian disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
2.  Analisa Data
a.  Univariat
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Setelah dilakukan pengolahan data yang dilakukan secara manual dengan menghitung persentase dari tiap-tiap variabel dalam bentuk tabel sederhana dan dilengkapi dengan penjelasan secara narasi (Boediarto, 2003).

Keterangan:
P : persentase
f  : frekuensi yang teramati
N : jumlah sampel

b.  Analisa Bivariat
Analisa bivariat terdiri atas metode-metode statistik inferensial yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian. Penelitian terhadap dua variabel biasanya mempunyai tujuan untuk mendriskripsikan distribusi data, melihat perbedaan dan mengukur hubungan antar dua variabel yang diteliti.
Analisa bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Menguji ada tidaknya hubungan antara variabel digunakan chi square, dengan tingkat kemaknaan  α = 0,05. Hasil yang diperoleh pada analisis chi square dengan menggunakan program SPSS yaitu p, kemudian dibandingkan α = 0,05. Apabila nilai P < dari α = 0,05  maka ada hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut (Arikunto, 2006).
Kemudian tabel-tabel contingency tersebut dianalisa untuk membandingkan antar nilai P value dengan nilai alpha (0,05), dengan ketentuan sebagai berikut:
1.  Ha diterima: jika P value < 0,05 artinya ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.
2.  Ha ditolak: jika P value > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Menurut Hasnoto (2011) perhitungan yang dilakukan pada uji  chi-square untuk program komputerisasi seperti program SPSS adalah sebagai berikut:
1.  Bila pada tabel kontingency 2x2 dijumpai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah fisher axact test.
2.  Bila pada tabel kontigency 2x2 tidak dijumpai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil uji yang digunakan adalah continuity correction.
3.  Bila pada tabel kontigency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka hasil uji yang digunakan adalah person chi square.
4.  Bila pada tabel kontigency 3x2 dan sel dengan nilai frekuensi e (harapan) kurang dari 5 maka akan dilakukan merger sehingga menjadi tabel kontingency 2x2.


Pada uji chi square hanya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan 2 variabel.