Makalah Sosiologi Kesehatan


Sosiologi Kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap.Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan, dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para sosiolog kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Selengkapnya tentang Makalah Sosiologi Kesehatan.


BAB I PEMBAHASAN
Latar Belakang
Sosiologi kesehatan merupakan cabang yang masih relatif baru dalam sosiologi. Cabang sosiologi ini semula dikenal dengan berbagai nama, salah satunya adalah sosiologi medis. Sosiologi medis ini mula-mula berkembang di Amerika Serikat melalui beberapa tahap sejak tahun 1920-an. Sosiologi medis oleh Robert Straus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis menyajikan kajian sosiologis terhadap faktor bidang medis. Kajian ini dilakukan oleh para sosiolog dengan tujuan pengembangan ilmu dan teori sosiologi. Posisi para sosiolog dalam hal ini ada di luar bidang medis. Sosiologi dalam bidang medis, di lain pihak, menurutnya merupakan penerapan keahlian sosiolog maupun ahli ilmu sosial lain di dalam bidang medis.
Sosiolog kesehatan juga membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan motif masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan merupakan penelitian dan pengajaran yang dimotivasi oleh adanya masalah kesehatan.
Selain oleh sosiologi, masalah kesehatan dipelajari pula oleh disiplin ilmu lain, seperti antropologi (antropologi medis) dan ilmu ekonomi (ekonomi kesehatan). Di samping itu, masalah kesehatan juga dikaji oleh cabang-cabang ilmu sosial lainnya, seperti ilmu hukum, ilmu politik, ilmu sejarah, dan psikologi.
Sosiologi Kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. perkembangan sosiologi medis;
2. klasifikasi sosiologi medis;
3. perkembangan sosiologi kesehatan;
4. sosiologi kesehatan dan teori sosiologi;
5. kajian antropologi, ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu sejarah, dan psikologi terhadap kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN
Sosiologi merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas sejumlah besar subdisiplin. Salah satu di antaranya sosiologi kesehatan. Di Amerika Serikat ilmu ini dikenal dengan berbagai nama, seperti sociology of health, sociology of health and healing, sociology of health and medicine, sociology of health and illness, dan sociology of illness. Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Meskipun perkembangannya telah dirintis melalui kajian medika sosial di tahun 1920-an dan 1930-an namun, apabila dibandingkan dengan usia sosiologi, sosiologi medis merupakan suatu subdisiplin sosiologi yang relatif baru. Menurut Wolinsky (1980: 33) cabang sosiologi ini merupakan suatu bidang yang mula-mula tumbuh di Amerika Serikat dan kemudian berkembang secara pesat di sana. Namun, kini kajian sosiologi medis maupun sosiologi kesehatan telah dilakukan sosiolog di berbagai negara lain.

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI MEDIS
Menurut Cockerham dan Ritchey (1997), sosiologi medis mengkaji penyebab dan konsekuensi sosial kesehatan dan penyakit (medical sociology is concerned with the social causes and consequences of health and illness. Lihat Cockerham, 2003: 1). Apabila kita mengikuti pentahapan perkembangan sosiologi medis oleh Olesen (Wolinsky, 1980: 33 35) maka pertumbuhan sosiologi medis melalui tahap-tahap berikut:
1. pada tahun 1920-an dan 1930-an tumbuh kajian medika sosial, yaitu kajian bersama antara ilmuwan sosial dan medis terhadap masalah yang menjadi perhatian bersama mereka;
2. pada tahun 1940-an dan 1950-an berkembang kajian-kajian terhadap masalah epidemiologi sosial;
3. sosiolog mulai ditempatkan pada berbagai lembaga pendidikan medis dan keperawatan;
4. berbagai lembaga donor swasta mulai menyediakan dana penelitian dan pelatihan;
5. pada tahun 1959 terbentuk seksi sosiologi medis dalam Ikatan Sosiologi Amerika (American Sociological Association);


1. Pertumbuhan Kajian Medika Sosial
Pentahapan Olesen ini memerlukan beberapa penjelasan. Medika sosial (social medicine), yang menurut Olesen tumbuh pada tahun 1920-an dan 1930-an dan merupakan tahap pertama pertumbuhan sosiologi medis, dalam beberapa hal berbeda dengan sosiologi medis. Beberapa di antara perbedaan antara medika sosial (yang di Negeri Belanda dinamakan sociale geneeskunde) dan sosiologi medis yang disebutkan Kuiper (dalam Aakster, Kuiper dan Groothoff, ed., 1991: 20 21), antara lain:
a. medika sosial mempunyai wewenang untuk menyatakan seseorang sehat atau sakit, sedangkan sosiologi medis tidak mempunyai wewenang demikian;
b. medika sosial mengkaji segi-segi materiil pada kesalingtergantungan antara manusia dan lingkungan, sedang sosiologi medis mengkaji kesalingtergantungan antara masyarakat dan lingkungan;
c. medika sosial berorientasi pada tindakan sedangkan sosiologi medis berorientasi pada analisis.

2. Perkembangan Epidemiologi Sosial
Tahap kedua pertumbuhan sosiologi medis ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya epidemiologi sosial (social epidemiology) pada tahun 1940- an dan 1950-an, yang menurut Wolinsky (1980: 47 48) melibatkan kajian terhadap “insidens, prevalensi, dan pola penyakit, cacat atau mortalitas pada suatu populasi tertentu” (incidence, prevalence, and pattern of disease, disability, or mortality across a particular population). Apa yang dimaksudkan dalam definisi tersebut dengan istilah insidens, prevalensi? Apa pula yang dimaksudkan para ahli epidemiologi dengan istilah morbiditas dan rate, di kala mereka berbicara mengenai penyakit? 

3. Penempatan Sosiolog pada Lembaga Pendidikan Medis
Penempatan sosiolog pada lembaga pendidikan medis merupakan tahap penting dalam perkembangan sosiologi medis karena mencerminkan pengakuan bidang medis terhadap sumbangan pemikiran sosiolog dalam masalah medis.

4. Penelitian Sosiologi Medis, Ikatan Profesi, dan Publikasi
Tahap berikutnya, yaitu dukungan dana oleh donor swasta bagi penelitian sosiologi medis, juga merupakan indikasi pengakuan pihak luar terhadap peran sosiologi medis. Dengan adanya berbagai dukungan dana penelitian tersebut maka penelitian sosiologi medis pun berkembang sehingga dirasakan perlunya dibentuk seksi sosiologi medis dalam Ikatan Sosiologi Amerika. Hasil penelitian sosiologi medis yang jumlahnya semakin meningkat itu pun perlu dipublikasikan sehingga berkembanglah berbagai jurnal ilmiah di bidang sosiologi medis.

5. Sebab Tumbuh dan Berkembangnya Sosiologi Medis
Mengapa sosiologi medis tumbuh dan berkembang? Menurut pandangan
Mechanic (1968: 3), bidang medis mempunyai tiga tugas utama:
a. memahami munculnya simtom, sindrom dan penyakit pada individu
atau kelompok2;
b. mengenal dan mengobati atau mempersingkat serta membatasi dampak
simtom, sindrom dan penyakit;
c. mempromosikan cara hidup yang menjauhi hal yang dapat
membahayakan kesehatan, dan mencegah timbulnya penyakit. Baca selengkapnya...

KLASIFIKASI SOSIOLOGI MEDIS
Dalam sosiologi medis dikenal klasifikasi yang pada tahun 1957 dikemukakan oleh seorang sosiolog medis, Robert Straus (lihat Wolinsky, 1980: 38 57 dan Cheek, et al., 1996: 228). Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurut definisi Straus sosiologi mengenai bidang medis (sociology of medicine) terdiri atas kajian terhadap faktor seperti “..the organizational structure, role relationships, value systems, rituals and functions of medicine as a system of behavior...” (Wolinsky, 1980:39).
Apa yang dimaksudkan Straus dengan perumusan ini? Hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa bidang medis di sini dirumuskan sebagai suatu sistem perilaku (a system of behavior). Dalam bidang medis, seperti juga dalam bidang kehidupan lain, perilaku para pemeran yang terlibat di dalamnya membentuk suatu sistem. Sistem tersebut melibatkan semua pemeran yang terlibat dalam proses pengidentifikasian, penyembuhan dan pencegahan penyakit, seperti dokter (umum, spesialis, subspesialis), tenaga paramedis, tenaga nonmedis, pasien. Straus menjabarkan beberapa faktor yang menjadi pokok kajian sosiologi medis. 
Faktor pertama ialah struktur organisasi (organizational structure). Sistem perilaku di bidang medis memang mempunyai struktur organisasi, yang dapat berbeda satu dengan yang lain.
Kedua, sosiologi medis juga mempelajari hubungan peran (role relationships). Hubungan peran dalam sistem perilaku medis tidak hanya terbatas pada hubungan antara tenaga medis dengan pasien, tetapi mencakup segala bentuk hubungan peran yang terkait dengan kegiatan medis seperti hubungan antara dokter dengan perawat, dengan karyawan nonmedis, dengan pengelola rumah sakit; hubungan antara sesama dokter ketiga dari sosiologi medis. Dalam berbagai aturan yang dijunjung tinggi di bidang medis, misalnya, tercantum berbagai nilai penting. Beberapa di antaranya dapat kita jumpai dalam lafal sumpah dokter Indonesia, seperti nilai pengutamaan kesehatan penderita, penghormatan pada insan, dan penghormatan serta rasa terima kasih kepada para guru (Lumenta, 1989:101 102).
Faktor keempat, dalam bidang medis terdapat berbagai macam ritual (rituals). Penyelesaian pendidikan sarjana kedokteran, misalnya, ditandai dengan ritual penyerahan ijazah, sedangkan penyelesaian pendidikan spesialis ditandai dengan ritual penyerahan brevet spesialis. 
Kelima, bidang medis sebagai suatu sistem perilaku juga mempunyai berbagai fungsi (functions). Fungsi di bidang medis kita artikan sebagai peran berbagai kegiatan dalam menunjang keberadaan dan kesinambungan kesehatan individu dan masyarakat. Apabila kita mengacu pada pandangan Mechanic (1968: 3) mengenai berbagai tugas bidang medis yang telah disebutkan di atas maka fungsi bidang medis, antara lain kegiatan pengidentifikasian, pengobatan, dan pencegahan penyakit karena kegiatan tersebut menunjang keberadaan dan kesinambungan kesehatan individu dan masyarakat. Baca Selengkapnya...

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI KESEHATAN
Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis yang semula terfokus pada sistem perilaku yang berkaitan dengan pengobatan, pemberantasan dan pencegahan penyakit meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan (sociology of health). Ruang lingkup bidang kesehatan memang luas, sebagaimana dapat dilihat pada definisi konsep health menurut WHO (1946):
suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial selengkapnya dan bukan hanya sekadar ketiadaan penyakit atau cacat 
(a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.

1. Sosiologi mengenai Kesehatan dan Sosiologi dalam Kesehatan 
Sehubungan dengan klasifikasi Straus tersebut di atas maka para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan (sociology of health) dan sosiologi dalam kesehatan (sociology in health). Menurut Wilson (dalam Wolinsky, 1980: 43) sosiologi mengenai kesehatan terdiri atas “pengamatan dan analisis berjarak, yang terutama dimotivasi oleh adanya suatu masalah sosiologis” (detached observation and analysis, motivated primarily by a sense of sociological problem), sedangkan sosiologi dalam kesehatan mempelajari “penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan” (more intimate, applied and conjoint research and teaching, motivated primarily by a sense of health problem)
2. Kecenderungan Perhatian Sosiolog Kesehatan
Ke mana kecenderungan perhatian para sosiolog kesehatan: ke sosiologi mengenai kesehatan ataukah ke sosiologi dalam kesehatan? Setelah mempelajari 90 makalah sosiologi kesehatan yang diterbitkan dalam jurnal sosiologi kesehatan di Amerika Serikat antara 1975 dan 1977 serta bukubuku sosiologi kesehatan yang diterbitkan di sana dalam periode yang sama, Wolinsky (1980: 43 46) sampai pada kesimpulan bahwa orientasi para sosiolog kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Masalah yang disebutkan Wolinsky ini merupakan satu di antara sejumlah alasan yang mendorong sejumlah sosiolog untuk menjadikan sosiologi kesehatan suatu subdisiplin yang lebih bercirikan sosiologi. Sosiologi kesehatan diharapkan berkembang sebagai subdisiplin sosiologi yang berbeda dengan sosiologi medis. Baca Selengkapnya... 

SOSIOLOGI KESEHATAN DAN TEORI SOSIOLOGI
Dalam sosiologi dijumpai banyak teoretisi dan bahwa mereka menghasilkan berbagai teori sosiologi. Lalu apa kontribusi mereka terhadap sosiologi kesehatan? Mula-mula, perlu dicatat bahwa sejumlah teoretisi sosiologi klasik abad 19 dari Eropa telah memberikan kontribusi terhadap pemahaman kita mengenai faktor sosial dalam kesehatan. Contoh contoh yang disajikan Cockerham (2003: 12 17) dan Cheek, et al. (1996: 226 229) ialah kajian Émile Durkheim (salah seorang perintis teori fungsionalisme) terhadap faktor-faktor sosial yang terkait dengan angka bunuh diri di berbagai kawasan di Eropa pada tahun 1897 dalam bukunya Le Suicide, dan tulisan Karl Marx dan Friedrich Engels (perintis teori konflik) di tahun 1845 mengenai hubungan antara rendahnya kesehatan buruh dengan eksploitasi dalam kapitalisme. Istilah sosiologi medis sebenarnya telah berusia lebih dari 100 tahun karena diciptakan oleh Charles McIntire pada tahun 1894 (lihat Cockerham, 2003: 12 17). Meskipun sejak awal abad 20 hingga tahun 1930-an di Amerika Serikat terbit sejumlah publikasi mengenai hubungan antara faktorfaktor sosial dan bidang medis, Cockerham berpendapat bahwa baru di tahun 1940-an sosiologi medis baru dapat dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang mapan karena berhasil memperoleh dukungan dana penelitian terapan dalam jumlah besar dari pihak Pemerintah maupun swasta.
Di tahun 1950-an pun muncul perkembangan baru: dalam bukunya: “The Social System” tokoh sosiologi Talcott Parsons menjelaskan kenyataan sosial di bidang medis dengan menggunakan teori sosiologi modern yang dikembangnya, yaitu fungsionalisme struktural.

BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap. Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis. Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh sosiolog yang menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik, dan personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis.

SUMBER
Aakster, C.W., G. Kuiper en J.W. Groothoff, ed. (1991). Medische Sociologie: Een Algemene Inleiding in de Toegepaste Sociologie op het gebied van de Nederlandse Gezondheidszorg. Cetakan keempat. Groningen: Wolters Noordhoff
Bambra, Clare, Debbie Fox and Alex Scott-Samuel. (2005). Towards a Politics of Health. Health Promotion International Vol. 20 No. 2
Foster, George M. dan Barbara Gallatin Anderson (1986). Antropologi Kesehatan. Diterjemahkan Priyanti Pakan Suryadarma dan Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Helman, Cecil. (1994). Culture, Health and Illness. An Introduction for Health Professionals. Elsevier Health Science Division.
Lumenta, Benyamin. (1989). Dokter: Citra, Peran dan Fungsi: Tinjauan Fenomena Sosial Kesehatan Masyarakat. Jakarta: BPS 
Mechanic, David. (1968). Medical Sociology: A Selective View. New York: The Free Press.