Makalah Paragraf Lengkap Footnote. Membahas Tentang pengertian paragraph, macam-macam paragraph dan jenis dan cara pengembangan paragraph.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekuang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal.
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa (berkomunikasi) sudah biasa kita lakukan, di mana pun kita berada jika kita berbahasa (berkomunikasi) selalu melakukan kegiatan berbahasa secara terpadu. Pada waktu kita berbicara misalnya, tentu ada kegiatan menyimak, pada saat menulis misalnya, tentu sebelum kita pernah mambaca sesuatu tersebut yang pada saat menulis, kita tuangkan dalam bentuk tulisan. “Kegiatan berbahasa secara terpadu ini sering tampak dalam berkomunikasi secara lisan.”[1]
“Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian paragraf?
b. Apa macam-macam paragraph?
c. Bagaimanakah jenis dan cara pengembangan paragraph?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian paragraph.
b. Untuk mengetahui macam-macam paragraph.
c. Untuk mengetahui jenis dan cara pengembangan paragraph.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekuang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal.
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa (berkomunikasi) sudah biasa kita lakukan, di mana pun kita berada jika kita berbahasa (berkomunikasi) selalu melakukan kegiatan berbahasa secara terpadu. Pada waktu kita berbicara misalnya, tentu ada kegiatan menyimak, pada saat menulis misalnya, tentu sebelum kita pernah mambaca sesuatu tersebut yang pada saat menulis, kita tuangkan dalam bentuk tulisan. “Kegiatan berbahasa secara terpadu ini sering tampak dalam berkomunikasi secara lisan.”[1]
“Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian paragraf?
b. Apa macam-macam paragraph?
c. Bagaimanakah jenis dan cara pengembangan paragraph?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian paragraph.
b. Untuk mengetahui macam-macam paragraph.
c. Untuk mengetahui jenis dan cara pengembangan paragraph.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf
“Keterampilan menulis paragraf merupakan keterampilan yang sangat komplek, Dalam menyusun paragraph harus memperhatikan syarat-syarat dengan baik yaitu, kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan.”[2]
“Paragraf mempunyai beberapa pengertian: 1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. 2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu.”[3]
“Paragraf adalah bagian bacaan yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap. Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat, kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling berkaitan. Apabila kalimat-kalimat tersebut belum berkaitan, maka kalimat-kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu.”[4]
Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. Lebih jauh dari itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembaca.
2.2 Syarat-syarat Paragraf yang Baik
Dalam menyususn paragraf yang baik, harus memperhatikan syarat yaitu kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan. Kesatuan paragraf adalah unsure yang membangun sebuah paragraf. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat topik/kalimat utama/kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas.
Syarat kedua adalah kepaduan (koherensi). Maksudnya, dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.
2.1 Pengertian Paragraf
“Keterampilan menulis paragraf merupakan keterampilan yang sangat komplek, Dalam menyusun paragraph harus memperhatikan syarat-syarat dengan baik yaitu, kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan.”[2]
“Paragraf mempunyai beberapa pengertian: 1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. 2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu.”[3]
“Paragraf adalah bagian bacaan yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap. Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat, kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling berkaitan. Apabila kalimat-kalimat tersebut belum berkaitan, maka kalimat-kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu.”[4]
Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. Lebih jauh dari itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembaca.
2.2 Syarat-syarat Paragraf yang Baik
Dalam menyususn paragraf yang baik, harus memperhatikan syarat yaitu kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan. Kesatuan paragraf adalah unsure yang membangun sebuah paragraf. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat topik/kalimat utama/kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas.
Syarat kedua adalah kepaduan (koherensi). Maksudnya, dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.
2.3
Macam-macam Paragraf
Dilihat
dari isinya paragraf terdiri dari 5 macam, yaitu:
1.
Paragraf Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Yangtermasuk jenis paragraf ini biasanaya adalah makalah, laporan, skripsi, disertasi, dan buku-buku pelajaran.
2. Paragraf Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut. Biasanya ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh, latar, dan tema cerita. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan kisah.
3. Paragraf Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca agar mengikuti kehendaknya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah iklan.
4. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang temasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiyah( makalah, skripsi, dan disertasi).
5. Paragraf Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan, karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristiwa atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakan. Ciri yang ada pada karangan ini ialah detil atau rincian yang direkam oleh panca indra penulis dinyatakan secara jelas sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya sehingga pembaca ikut merasakan apa yang dialami oleh penulis. Yang dominan, jenis tulisan ini terdapat dalam karya sastra seperti roman, novel, dan cerpen.
2.4 Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis yakni paragraf pembuka, paragraph pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini.
Sebuah karya ilmiah, baik populer maupun akademik yang berlaku universal itu, juga mengikuti prinsip penjenisan paragraf seperti yang disampaikan di depan itu.
a. Paragraf Pembuka
Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraph pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf yang selanjutnya.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraph pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan unruk masuk ke dalam paragraf ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas, tegas, dan tuntas.
2. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikandan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiyah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula mengkombinasikan beberapa model sekaligus.
a. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembanganitu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.
b. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud dengan pengembangan paragraf model induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.
c. Pengembangan Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf.
d. Pengembang Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipetipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
e. Pengembangan Komperatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensidimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.
f. Pengembangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebabakibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab dan bermuara pada akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangn itu berangkat dari akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab.
g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak peristiwa yang sifatnya kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhaenti di puncak yang paling optimal tersebut.
Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi, cerita atau dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian.
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Yangtermasuk jenis paragraf ini biasanaya adalah makalah, laporan, skripsi, disertasi, dan buku-buku pelajaran.
2. Paragraf Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut. Biasanya ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh, latar, dan tema cerita. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan kisah.
3. Paragraf Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca agar mengikuti kehendaknya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah iklan.
4. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang temasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiyah( makalah, skripsi, dan disertasi).
5. Paragraf Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan, karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristiwa atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakan. Ciri yang ada pada karangan ini ialah detil atau rincian yang direkam oleh panca indra penulis dinyatakan secara jelas sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya sehingga pembaca ikut merasakan apa yang dialami oleh penulis. Yang dominan, jenis tulisan ini terdapat dalam karya sastra seperti roman, novel, dan cerpen.
2.4 Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam tiga jenis yakni paragraf pembuka, paragraph pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini.
Sebuah karya ilmiah, baik populer maupun akademik yang berlaku universal itu, juga mengikuti prinsip penjenisan paragraf seperti yang disampaikan di depan itu.
a. Paragraf Pembuka
Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraph pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf yang selanjutnya.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraph pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan unruk masuk ke dalam paragraf ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas, tegas, dan tuntas.
2. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikandan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiyah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula mengkombinasikan beberapa model sekaligus.
a. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembanganitu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.
b. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud dengan pengembangan paragraf model induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.
c. Pengembangan Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf.
d. Pengembang Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipetipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
e. Pengembangan Komperatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensidimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.
f. Pengembangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebabakibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab dan bermuara pada akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangn itu berangkat dari akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab.
g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak peristiwa yang sifatnya kecil dan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal, kemudian berhaenti di puncak yang paling optimal tersebut.
Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi, cerita atau dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah Pembuatan sebuah paragraf dalam suatu bacaan harus mengikuti unsur-unsur paragraf agar bacaan yang dihasilkan menjadi berisi dan bermutu yang tidak hanya sekedar tulisan belaka. Paragraf memiliki beragam jenis, oleh karena itu pembuatan paragraf tergantung pada penulis. Hal ini karena sesuai kebutuhan yang diperlukan penulis sehingga hasil bacaannya menjadi lebih berisi. Salah satu unsur dalam pembuatan paragraf yaitu berisi ide pokok, dimana ide pokok tersebut dapat dalam bentuk tersurat (tertulis jelas) maupun tersirat. Pada penulisan sebuah artikel ataupun karya ilmiah dapat dijumpai berbagai karakteristik paragraf, baik berupa paragraf narasi yang umum digunakan, deskripsi, persuasi dan lain-lainnya.
3.2. Saran
Makalah ini masih dalam pengembangan, saya mengharapkan kritik dan saran guna supaya makalah ini bisa menjadi acuan untuk wawasan khususnya wawasan dalam menulisan paragraph
DAFTAR PUSTAKA
A Gani Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bebahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS 2011
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta:PT Bumi Aksara 2009)
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah Pembuatan sebuah paragraf dalam suatu bacaan harus mengikuti unsur-unsur paragraf agar bacaan yang dihasilkan menjadi berisi dan bermutu yang tidak hanya sekedar tulisan belaka. Paragraf memiliki beragam jenis, oleh karena itu pembuatan paragraf tergantung pada penulis. Hal ini karena sesuai kebutuhan yang diperlukan penulis sehingga hasil bacaannya menjadi lebih berisi. Salah satu unsur dalam pembuatan paragraf yaitu berisi ide pokok, dimana ide pokok tersebut dapat dalam bentuk tersurat (tertulis jelas) maupun tersirat. Pada penulisan sebuah artikel ataupun karya ilmiah dapat dijumpai berbagai karakteristik paragraf, baik berupa paragraf narasi yang umum digunakan, deskripsi, persuasi dan lain-lainnya.
3.2. Saran
Makalah ini masih dalam pengembangan, saya mengharapkan kritik dan saran guna supaya makalah ini bisa menjadi acuan untuk wawasan khususnya wawasan dalam menulisan paragraph
DAFTAR PUSTAKA
A Gani Ramlan dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bebahasa Indonesia, Jakarta: FITK PRESS 2011
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta:PT Bumi Aksara 2009)
Budinuryanto.
dkk,Pengajaran Keterampilan berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008
Cahyani
Isa, dkk, Kemampuan Berbahasa Inonesia di SD,(Bandung: UPI Press 2007),
Finoza
Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta:Diksi Insan Mulya, 2003)
Gilang dkk,
Tim Bina Bahasa Bahasa Indonesia Kelas 3 SD Bogor: Yudhistira
2010
Hindun, Pembelajaran
Bahasa Indoesia berkarakter di SD Jakarta, Nufa Citra Mandiri 2012
Tim
Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2008),
Footnote
[1] Budinuryanto dkk Pengajaran Keterampilan berbahasa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.51
[2] Ramlan A Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bebahasa Indonesi,(Jakarta: FITK PRESS 2011) h.87
[3] Alek dan Ahmad, Bahan Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS) h. 130
[4] Gilang dkk, TimBina Bahasa Bahasa Indonesia Kelas 3 SD (Bogor: Yudhistira 2010)h.11
Footnote
[1] Budinuryanto dkk Pengajaran Keterampilan berbahasa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.51
[2] Ramlan A Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bebahasa Indonesi,(Jakarta: FITK PRESS 2011) h.87
[3] Alek dan Ahmad, Bahan Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS) h. 130
[4] Gilang dkk, TimBina Bahasa Bahasa Indonesia Kelas 3 SD (Bogor: Yudhistira 2010)h.11