Definisi Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi


Artikel Pendidikan. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebagian dari perkembangan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan domestik regional bruto per kapita (Zaris,1987). Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat (Sukirno, 1994). 


Menurut Prof. Simon Kuznets (dikutip dari Boediono, 1999) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Samuelson (1995) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya perluasan atau peningkatan dari Gross Domestic Product potensial/output dari suatu negara. 
Definisi Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

Ada 4 (empat) faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
Pertamasumber daya manusia maksudnya kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hampir semua faktor produksi yang lainnya, yakni barang modal, bahan mentah serta teknologi, bisa dibeli atau dipinjam dari negara lain. Tetapi penerapan teknik-teknik produktivitas tinggi atas kondisi kondisi lokal hampir selalu menuntut tersedianya manajemen, ketrampilan produksi, dan keahlian yang hanya bisa diperoleh melalui angkatan kerja terampil yang terdidik. 

Kedua, sumber daya alam dengan faktor produksi adalah tanah. Tanah yang dapat ditanami merupakan faktor yang paling berharga. Selain tanah, sumber daya alam yang penting antara lain minyak-minyak gas, hutan air dan bahan-bahan mineral lainnya.

Ketiga, pembentukan modal. Untuk pembentukan modal, diperlukan pengorbanan berupa pengurangan konsumsi, yang mungkin berlangsung selama beberapa puluh tahun. Pembentukan modal modal dan investasi ini sebenarnya sangat dibutuhklan untuk kemajuan cepat di bidang ekonomi.

Keempat adalah perubahan teknologi dan inovasi. Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan. Perokonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para wiraswastawan yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, mengadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju (Samuelson, 1995).

Ada kecenderungan atau dapat diliat sebagai suatu hipotesis bahwa semakin laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun yang membuat semakin tinggi atau semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku dan teknologi tersedia (Tambunan, 2001). 

Menurut Sukirno (1994) bahwa istilah pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan dari suatu perekonomian, sedangkan dalam analisis makro ekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu Negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu Negara.

Sumitro Djojohadikusumo (dalam Sanusi, 2004), perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu Negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengertian: Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan pendapatan per kapita, kenaikan pendapatan per kapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu : aspek perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang regulasi (baik legal formal maupun informal) (Arsyad, 1999).

Salah satu tugas kunci pembangunan ekonomi adalah memacu semangat kewiraswastaan. perekonomian akan sulit untuk maju apabila tidak memiliki para wiraswasta yang bersedia menanggung resiko usaha dengan mendirikan berbagai pabrik atau fasilitas produksi, menerapkan teknologi baru, menghadapi berbagai hambatan usaha, hingga mengimpor berbagai cara dan teknik usaha yang lebih maju (Samuelson, 1995). Menurut boediono (1992) pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output per kapita dalam jangka waktu yang panjang. Pertumbuhan ekonomi disini meliputi 3 aspek, yaitu pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomis) suatu perekonomian berkembang, berubah dari waktu ke waktu sedangkan pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output perkapitadalam hal ini meliputi dua aspek penting yaitu output total dan jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk dan yang terakhir adalah pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu jangka panjang. Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang
cukup lama (lima tahun) mengalami kenaikan output.

Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.
Antoni, Sianturi. Pengaruh Investasi dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri. Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan (tidak dipublikasikan).
Arsyad, Lincolyn. 1997, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit BP STIE YPKN. Yogyakarta.
Arsyad, Lincolyn. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi 4. STIE YKPN. Yogyakarta.
Arif Yunarko. 2007. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Pendapatan Asli Daerah Dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang (tidak dipublikasikan).
Azwar, Saifudin. 2001. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar Offset . Yogyakarta.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4. BPFE. Yogyakarta.
Deddy, Rustiono. 2008. Analisis pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Skripsi. UNDIP. Semarang.
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Erlangga. Jakarta.
Devas, Nick dan Brian Binder. 1987. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. UI-Press. Jakarta.
Fisher, R.C., (1996), State and Local Public Finance, Richard D. Irwin, Chicago.