Makalah IPS Tentang Globalisasi

Makalah - Makalah IPS Tentang Globalisasi membahas tentang Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi, Dampak positif da negatif dari Globalisasi, Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Nasional, Cara atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi.

Makalah IPS Tentang Globalisasi membahas tentang Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi, Dampak positif da negatif dari Globalisasi, Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Nasional, Cara atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasam sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat di rumuskan pemasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi globalisasi ?
2. Apa dampak positif dan negatif dari globalisasi ?
3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan nasional ?
4. Bagaimana cara atau strategi yang digunakan untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui, memahami, serta membahas tentang:
1. Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi
2. Dampak positif da negatif dari Globalisasi
3. Pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan Nasional.
4. Cara atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:

  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  •  Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara

Ciri-ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia

  • Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
  • Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  • Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
  • Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.


Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Globalisasi budaya antara nya sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global.Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Dampak Negatife dan Positif dari Globalisasi
Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses komplek yang digerakan oleh berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan sehari-hari terutama dinegara berkembang, dan pada saat yang sama ia menciptakan system- system dan kekuatan trans nasional baru.
Globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak yang merupakan permasalahan global. Dampak dari globalisasi tersebut itu adalah:
1. Dampak jangka pendek, yaitu;
Dampak negatif globalisasi yang terlihat yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu terjadi.
Dampak positif globalisasi yang terlihat yaitu dampak positif/baik yang dapat diperkirakan sebelum itu terjadi.

2. Dampak jangka panjang, yaitu;
Dampak negatif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak diperkirakan dan tidak dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah efek buruknya terjadi.
Dampak positif globalisasi yang tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak positif/baik yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah menguntungkan peradaban.
Oleh sebab itu sudah sepatutnya penjelasan mengenai masalah globalisasi harus ditekankan, karena perbedaan pendapat mengenai dampak globalisasi sudah sering terjadi di masyarakat kita dewasa ini.
Dampak positif globalisasi antara lain:
· Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
· Mudah melakukan komunikasi
· Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
· Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
· Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
· Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
· Informasi yang tidak tersaring
· Perilaku konsumtif
· Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
· Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
· Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu Negara.

B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Nasional
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan:
a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
c. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
d. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
e. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
f. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
g. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
f. Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.

C. Strategi atau cara untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari Globalisasi
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Kemajuan peradaban dan derap langkah pembangunan merupakan dua hal yang umumnya berjalan secara beriringan. Melalui berbagai aktifitas pembangunan itu manusia meningkatkan kualitas kehidupan, mengkonstruksi tata-nilai kehidupan dan akhirnya membentuk sebuah peradaban. Di era abad 21 sekarang ini, perkembangan derap peradaban manusia itu telah mencapai suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya interaksi yang semakin intensif antar umat manusia, yang secara umum era seperti ini sering kita sebut sebagai “era globalisasi”.
Kondisi keterhubungan (interconnectedness) antarmanusia itu memberikan berbagai pengaruh dalam pembangunan peradaban era global. Harus diakui bahwa dibalik berbagai pengaruh itu terdapat kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh, namun di sisi lain era globalisasi ini menghadirkan berbagai tantangan/ permasalahan, yang hampir seluruh permasalahan itu adalah hasil dari intensitas interaksi antarmanusia di berbagai belahan bumi yang terus meningkat.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan manusia sekarang relatif lebih baik. Data dari UNDP (United Nation Development Program) menyatakan bahwa di tahun 2006 lalu pertumbuhan perekonomian dunia mencapai 5,4% dan pendapatan bruto dunia mencapai US$ 66 Trilyun jika dihitung berdasarkan skala PPP (Purchasing Power Parity). Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka UNDP menyatakan bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata-rata sebesar 4,3%. Dengan capaian seperti itu, maka umat manusia boleh optimis bahwa di tahun 2015, jumlah orang miskin di seluruh dunia dapat dikurangi sampai separuhnya, atau dengan kata lain agenda pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDG) dapat diharapkan untuk tercapai sasarannya tepat waktu. Oleh karena itu, tampaknya peradaban dunia pada era globalisasi ini sudah berjalan sesuai dengan track atau jalur yang diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan luhur yang diinginkan secara kolektif oleh seluruh umat manusia.
Meskipun demikian umat manusia di era globalisasi sekarang ini juga menghadapi berbagai tantangan permasalahan peradaban yang tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk mengancam jalannya pembangunan berskala global untuk tercapainya kemaslahatan umat manusia. Meskipun pendapatan dunia itu meningkat, namun harus diakui bahwa kesenjangan antara kelompok manusia dengan kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok manusia dengan kesejahteraan rendah semakin lebar. Data dari UNDP memaparkan bahwa di tahun 2006, sebanyak 2% dari orang-orang terkaya di dunia menguasai 50% sumber daya di seluruh dunia dan analisa dari majalah Fortune 500 edisi akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa penghasilan bersih dari 225 orang terkaya di dunia hampir sama dengan pendapatan nasional dari 40% negara miskin dan negara berkembang yang ada di seluruh dunia.
Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat yaitu:
Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berpautan erat antara satu negara dengan beberapa negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran dari permasalahan globalisasi itu diperkirakan akan semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar untuk mendiseminasikan permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan (interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antar bangsa telah semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak masalah globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal dan diperkirakan akan terus mengglobal di abad-abad berikutnya, maka berbagai masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus diarahkan pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada hakekatnya sejalan dengan kompleksitas permasalahan di era global, yang menunjukkan semakin meningkatnya pertautan antara satu kepentingan dengan kepentingan lain yang, mau tidak mau, telah mendorong umat manusia untuk semakin saling bergantung atau interdependen satu sama lain.

Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan acuan dalam pengembangan asas komplementer, yaitu:
1. Prinsip Keseimbangan (Equality)
Yang dimaksud dengan prinsip keseimbangan adalah bahwa masing-masing pihak yang terlibat dalam asas komplementer harus bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang dimilikinya dengan kepentingan pihak lain. Berbagi kepentingan di sini didasari oleh pemahaman bahwa tantangan di era globalisasi bersifat sangat kompleks, saling berpautan dan masing-masing bangsa di belahan bumi ini memiliki kapasitasnya masing-masing yang khas, yang unik dan memiliki kontribusi yang setara dalam porsinya masing-masing, untuk memberikan solusi yang bersifat komprehensif dan berskala global.

2. Prinsip jangka panjang (eternity)
Yang dimaksud dengan prinsip jangka panjang adalah bahwa asas komplementer untuk menghadapi tantangan peradaban yang berskala global itu, harus dilaksanakan dengan komitmen untuk terus menindaklanjutinya dalam skala jangka panjang. Hal itu karena kondisi keterpautan dan kondisi saling bergantung antar umat manusia justru akan semakin meningkat di masa datang. Masalah globalisasi adalah masalah yang penyelesaiannya membutuhkan komitmen jangka panjang dari seluruh bangsa di dunia. Tanpa adanya komitmen jangka panjang, maka bentuk solusi apapun yang diberikan tidak akan efektif.


3. Prinsip pembelajaran-kolektif (collective learning)
Yang dimaksud dengan pembelajaran kolektif bukanlah memisahkan diri/ menghindari dari pengaruh asing (barat). Akan tetapi Prinsip pembelajaran-kolektif adalah adanya semangat dan mentalitas dari segenap bangsa untuk menjadikan kondisi saling melengkapi itu sebagai sebuah forum pembelajaran. Hal ini didasari oleh prinsip, bahwasanya negara atau bangsa mana pun di dunia memiliki fiturnya masing-masing yang semuanya diperlukan untuk memberikan solusi yang tepat dari berbagai tantangan masa depan. Tentu saja pembelajaran kolektif ini hanya dimungkinkan jika masing-masing negara/bangsa mau berbagi kepentingan antara satu dengan lainnya. Dengan adanya pembelajaran kolektif ini, maka kondisi saling ketergantungan itu justru akan menjadi insentif bagi masing-masing negara/bangsa di dunia untuk mengembangkan kapasitasnya masing-masing khususnya dalam mengatasi tantangan di era globalisasi. Jadi seperti yang dipaparkan pada pembahasan “Masalah globalisasi” diatas, yaitu tidak perlu bersolusi pada patokan “cara mengatasi masalah globalisasi” karena itu hanya menimbulkan keterbatasan pembelajaran. Jika pembelajaran terbatas maka mana mungkin kita dapat kolektif terhadap Globalitas yang terjadi.
Ketiga prinsip tersebut harus ada pada asas komplementasi. Karena tanpa adanya ketiga prinsip itu, maka asas komplementasi tidak akan memberikan banyak manfaat, justru yang terjadi adalah, asas itu hanya akan dimanfaatkan oleh negara/bangsa tertentu untuk mengatur dan mengendalikan bangsa/negara lain. Sehingga bukan solusi yang akan dihasilkan, namun justru berpotensi menghadirkan masalah baru yaitu neo-kolonialisme. Ada pun bentuk perwujudan dari asas komplementasi adalah sebuah rangkaian pola tindak yang mendorong adanya berbagai aktifitas kerjasama, kemitraan (partnerships) dan hal-hal sejenis, yang sangat diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang akan terjadi di era globalisasi itu seiring dengan semangat bahwa tantangan global harus diatasi dengan aktifitas global. Oleh karena itu jangan takut menghadapi globalisasi(dampak negatif yang terlihat),sebab rasa takut dan was-was akan secara otomatis membuat kita menghindar dari salah satu efek global(mungkin yang menurut kita negatif), maka yang terjadi adalah keterbelakangan kita di dalam era global yang sudah maju sehingga menyebabkan masalah yang lebih berat lagi.

Peranan Asas Komplementasi
Peran asas komplementasi dalam pengembangan peradaban era globalisasi itu nantinya adalah untuk memfasilitasi terlaksananya proses inovasi terbuka (open innovation), yaitu sebuah proses inovasi yang hanya dimungkinkan melalui suatu kerjasama yang intensif antara berbagai pihak yang berbeda. Melalui inovasi terbuka itu diharapkan dapat diperoleh berbagai alternatif solusi yang terbaik untuk mengantisipasi sejumlah tantangan di era ini.

Ada tiga fitur penting dari inovasi terbuka, yaitu:
a. Transparansi (transparency)
Inovasi terbuka dihasilkan melalui kerjasama yang intensif antara beberapa pihak (termasuk juga beberapa negara, dalam menghadapi isu global). Dengan demikian, maka proses dari inovasi itu menjadi lebih transparan karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya memiliki akses yang setara dalam setiap langkah dalam proses inovasi itu. Sebagai misal, sebuah proses inovasi terbuka untuk memproduksi vaksin anti virus H5N1 yang menyebabkan penyakit flu burung akan menjadikan adanya kesetaraan antara negara-negara yang telah maju dalam bidang teknologinya dengan negara-negara lain yang belum maju, akan tetapi sanggup menyediakan bahan baku berupa sampel virus tersebut. Sehingga produk vaksin yang dihasilkan akan memberikan manfaat yang lebih setara sesuai dengan agenda yang disepakati bersama.

b. Menyeluruh (comprehensiveness)
Proses inovasi terbuka menuntut adanya peninjauan dari berbagai aspek dalam setiap langkah untuk memproduksi inovasi. Atau kata lain, dalam proses inovasi terbuka, tidak saja aspek ekonomi dan finansial yang diperhitungkan, akan tetapi juga aspek sosial dan lingkungan hidup. Hal itu karena inovasi terbuka merupakan aktifitas yang dilakukan secara kolektif, dengan para peserta yang umumnya memiliki kondisi yang beragam. Sebagai misal untuk merancang sebuah inovasi terbuka guna mengatasi efek gas rumah kaca yang menghasilkan pemanasan global maka ketika negara-negara maju dengan teknologinya yang lebih ramah lingkungan bekerjasama dengan negara-negara berkembang dengan teknologi yang lebih terbelakang, namun memiliki potensi perlindungan lingkungan yang lebih baik, misalnya areal hutan yang luas dan cadangan air bersih yang lebih banyak, maka kedua belah pihak, baik negara maju maupun negara berkembang, mau tidak mau, harus mengedepankan berbagai aspek dan tidak mungkin kalau hanya mengedepankan aspek keuntungan ekonomi semata.

c. Kesesuaian (adaptability)
Karena inovasi terbuka itu prosesnya dilakukan secara bersama-sama dengan mengikutsertakan kepentingan berbagai pihak, maka tentunya hasil dari proses inovasi itu akan lebih cocok dan lebih sesuai untuk diterapkan oleh para pesertanya. Terkadang terjadi kasus, dimana inovasi yang dihasilkan hanya cocok untuk peserta tertentu akan tetapi kurang tepat untuk diterapkan bagi peserta lainnya. Sebagai misal, untuk masalah ketersediaan energi, solusi dengan menawarkan alternatif sumber energi terbarukan, misalnya, sumber energi angin, gelombang laut atau sinar matahari tentunya sangat bergantung pada kondisi fisis dari negara-negara tertentu saja.
Dalam tatanan dunia global sekarang ini hal yang paling perlu untuk diperhitungkan adalah menjadikan proses inovasi terbuka itu sebagai arena pembelajaran, sehingga dapat diperoleh manfaat sebanyak mungkin. Tanpa adanya pembelajaran maka suatu bangsa hanya akan memperoleh manfaat yang terbatas dari proses inovasi terbuka atau bahkan globalisasi itu sendiri.
Termasuk juga dalam kawasan globalisasi kebudayaan, globalisasi kebudayaan memang merupakan universalisme kebudayaan, namun universalisme yang tertuang dalam globalisasi tetap mempunyai sebuah system yang mengatur dan mengarahkannya, sehingga globalitas kebudayaan tersebut tidak menimbulkan pertentangan dari teory relativisme dari kaum radikal yang menganggap sesuatu yang baru muncul pada era globalisasi akan benar-benar mengubah dunia secara radikal dan menghancurkan kebudayaan-kebudayaan lokal.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.


BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi merupakan istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Dampak Globalisasi yang bisa terlihat Dampak negatif globalisasi yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu terjadi.Dampak positif globalisasi yaitu dampak positif/baik yang dapat diperkirakan sebelum itu terjadi.
Terdapat banyak cara untuk mengatasi dampak buruk dari globalisasi Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya,Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya, Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Universitas terbuka.
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 7/15/04.
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith