Beberapa Penelitian yang Relevan tentang Subsidi | Ilmu Pertanian

Beberapa Penelitian yang Relevan tentang Subsidi
Karsiati (2010) tentang Analisis Dampak Subsidi Harga Pupuk terhadap Output Sektor Produksi dan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga di Jawa Tengah. Hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan subsidi harga pupuk yang dilakukan pemerintah melalui Pengadaan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah menyebabkan seluruh sektor dalam perekonomian Jawa Tengah dapat menambah outputnya. Sektor yang memiliki perubahan output tertinggi adalah sektor industri kimia dan pupuk, hal ini dikarenakan sektor ini memproduksi pupuk sebagai outputnya sehingga adanya subsidi dari pemerintah berpengaruh terhadap produksi yang dilakukan. Subsidi Harga pupuk juga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga.


Beberapa Penelitian yang Relevan tentang Subsidi



Zulkifli dan Faisal (2009) tentang Studi Komprehensif Kebijakan Subsidi Pupuk di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak faktor yang mempengaruhi besaran subsidi pupuk, sebagian besar faktor tersebut membutuhkan koordinasi kebijakan antar departemen. Sistem pemberian subsidi dan pendistribusian pupuk yang diterapkan selama ini belum cukup efektif dan belum sesuai dalam upaya memenuhi enam azaz tepat yang ditargetkan.

Baca Juga:



Ardiyanto (2013) tentang Kajian Pupuk Bersubsidi di Pekalongan (Studi Kasus di Kecamatan Kesesi).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan subsidi pupuk masih belum efektif berdasarkan harga pupuk bersubsidi di tingkat pengecer, sebanyak 72,19 persen petani membeli pupuk dengan harga diatas HET yang berlaku.  Penggunaan pupuk oleh petani juga belum sesuai dengan rekomendasi pemupukan berimbang. Hal tersebut berpengaruh terhadap pengeluaran petani dengan proporsi sebesar 11 persen dari pengeluaran total sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diterima petani.

Motik Indrasari (2008) tentang dampak kelangkaan pupuk urea bersubsidi terhadap sikap petani dan produktivitas usahatani di Desa Lengkong dan Desa Suco Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap petani pada usahatani padi dan jagung tidak mengurangi penggunaan pupuk urea walaupun adanya kelangkaan pupuk. Kelangkaan pupuk yang terjadi di Kecamatan Mumbulsari menyebabkan usahatani padi mengalami perbedaan produktivitas yang sangat nyata sebesar -4,082 artinya adanya penurunan tingkat produktivitas usahatani, usahatani jagung juga mengalami perbedaan yang sangat nyata sebesar -4,794, sedangkan usahatani tembakau perbedaan produktivitas sebesar -3,440.

Valeriana Darwis dan Saptana (2010) dari Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian menunjukkan bahwa kajian tentang penyebab kelangkaan pupuk dari sisi pengadaan dan distribusi telah banyak dilakukan, namun penyebab kelangkaan dari sisi pengguna belum mendapat perhatian. Salah satu penyebab kelangkaan ini adalah pemakaian pupuk di tingkat petani yang melebihi dosis anjuran. Sementara itu, pemerintah telah mengeluarkan beberapa teknologi penentuan dosis pupuk tepat guna spesifik lokasi yaitu dengan cara mempergunakan Bagan Warna Daun (BWD), Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Agar bisa mengubah perilaku petani dalam pemakaian pupuk menjadi efisien dan efektif sekaligus mencegah terjadinya kelangkaan pupuk, maka dibutuhkan suatu kebijakan holistik dan terpadu antar berbagai stakeholder yang tercakup. 

Dita Lina Kuadrati dan Ati Kusmiati yang berjudul faktor-faktor yang berperan dalam kelangkaan pupuk bersubsidi di Kecamatan Wonosari, Desa Bondowoso menunjukkan bahwa kelangkaan pupuk mempengaruhi usahatani petani. Hasil-hasil pertanian mengalami penurunan dan menyebabkan petani mengalami keterpurukan.

Hasil dari penelitian tersebut adalah 1) faktor-faktor kelangkaan pupuk dipengaruhi oleh ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik, penggunaan pupuk yang tidak berimbang sesuai dengan peraturan pemerintah, peningkatan luas area tanam dan adanya distributor pupuk yang tidak resmi; 2) Tingginya motivasi petani terhadap penggunaan pupuk bersubsidi padahal terjadi kelangkaan; 3) perbedaan produktivitas usahatani, khususnya tanaman padi