JUDUL :
Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada
Pelajaran Matematika Materi Pengurangan
Bilangan Bulat Di Kelas IV Sd Negeri 4 Tanah Pasir Kabupaten Aceh Utara
A. Pembelajaran Matematika
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia. mempersipakan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang melalui latihan bentindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efesien serta dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Soejadi , 2000 : 43).
Soejadi (2000 : 43) melanjutkan tujuan pengajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD), adalah sebagai berikut :
Soejadi (2000 : 43) melanjutkan tujuan pengajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD), adalah sebagai berikut :
- Menumbuh dan mengembangkan ketrampilan berhitung 9menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
- Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika.
- Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut.
- Membentuk sikap kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi sesorang yang mendorong individu untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas terutama untuk mencapai tujuan. Ini berarti bahwa untuk mencapai tujuan harus ada dorongan baik dorongan dari dalam maupun dari luar. Semakin besar motivasi yang ada pada seseorang semakin baik hasil yang dicapai (Suryabrata : 1984 : 85).
Belajar sebagai suatu aktifitas yang dilakukan untuk terjadinya perubahan sikap pada diri seseorang maka keberhasilannya juga ditentukan oleh motivasi atau dorongan yang timbul dari dalam maupun dari luar individu yang belajar. Motivasi akan menyebabkan seseorang akan lebih giat lagi dalam melaksanakan aktifitas. Motivasi merupakan factor yang turut mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, serta setiap usaha seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar motivasi sangat besar, karena factor inilah yang memberikan semangat dalam belajar.
B. Pengertian Metode Mengajar
Zakiah Darajat (1995 : 36) mengemukakan, “Metode merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan dalam pelaksanaan program belajar mengajar, terutama apabila dipandang dari segi pendidikan sebagai proses pendidikan yang terdiri dari interaksi dan komunikasi antara guru dan sumber belajar lainnya dengan murid”.
Jadi metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana tehnisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efesiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya, para guru selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif dari pada metodemetode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan guru itu benar-benar menjadi milik murid. Penggunaan metode mengajar yang tidak variatif dapat membosankan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketepatan dalam menggunakan metode mengajar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metode yang dipilih, semakin efektif pula pencapaian tujuannya. Walau di sekolah-sekolah ada beberapa factor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifitas metode mengajar, antara lain faktor guru itu sendiri, faktor siswa dan faktor lingkungan belajar, namun hal itu dapat diatasi seandainya guru telah menemukan metode yang cocok untuk situasi dan kondisi yang dimaksud.
C. Metode Diskusi Kelompok
Dalam hal ini (metode diskusi kelompok) peserta didik mampu mengungkapkan atau berbicara mengenai pendapat, opini, atau ide yang berguna, serta berpartisipasi aktif. Metode diskusi kelompok dapat mengembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam berpikir dan bertindak, serta trampil dalam berdiskusi. Indikator keberhasilan yang terlihat pada peserta didik adalah sebagai berikut :
Belajar sebagai suatu aktifitas yang dilakukan untuk terjadinya perubahan sikap pada diri seseorang maka keberhasilannya juga ditentukan oleh motivasi atau dorongan yang timbul dari dalam maupun dari luar individu yang belajar. Motivasi akan menyebabkan seseorang akan lebih giat lagi dalam melaksanakan aktifitas. Motivasi merupakan factor yang turut mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, serta setiap usaha seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar motivasi sangat besar, karena factor inilah yang memberikan semangat dalam belajar.
B. Pengertian Metode Mengajar
Zakiah Darajat (1995 : 36) mengemukakan, “Metode merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan dalam pelaksanaan program belajar mengajar, terutama apabila dipandang dari segi pendidikan sebagai proses pendidikan yang terdiri dari interaksi dan komunikasi antara guru dan sumber belajar lainnya dengan murid”.
Jadi metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana tehnisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efesiensi-efesiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya, para guru selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif dari pada metodemetode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan guru itu benar-benar menjadi milik murid. Penggunaan metode mengajar yang tidak variatif dapat membosankan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketepatan dalam menggunakan metode mengajar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metode yang dipilih, semakin efektif pula pencapaian tujuannya. Walau di sekolah-sekolah ada beberapa factor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifitas metode mengajar, antara lain faktor guru itu sendiri, faktor siswa dan faktor lingkungan belajar, namun hal itu dapat diatasi seandainya guru telah menemukan metode yang cocok untuk situasi dan kondisi yang dimaksud.
C. Metode Diskusi Kelompok
Dalam hal ini (metode diskusi kelompok) peserta didik mampu mengungkapkan atau berbicara mengenai pendapat, opini, atau ide yang berguna, serta berpartisipasi aktif. Metode diskusi kelompok dapat mengembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa dalam berpikir dan bertindak, serta trampil dalam berdiskusi. Indikator keberhasilan yang terlihat pada peserta didik adalah sebagai berikut :
- Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyusun suatu topic atau fakta dengan cara membuka forum di kelas.
- Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam forum dan memberikan pendapat atau opini dalam suatu topic ilmu pengetahuan.
- Peserta didik mampu mengembangkan ide yang dapat digunakan oleh kelompok untuk melakukan sesuatu.
Adapun kebaikan atau keuntungan metode forum ini adalah sebagai berikut :
- Sebagai ajang bagi peserta didik untuk mengemukakan pendapat dan berpartisipasi aktif.
- Membantu mengembangkan opini kelompok berdasarkan ide-ide yang teruji.
- Memiliki konstribusi dalam mengembangkan ide-ide yang dapat dipergunakan oleh kelompok untuk melakukan sesuatu.
- Apabila diterapkan di kelas sangat cocok untuk melatih dan membiasakan peserta didik berpendapat, berbicara, dan mendengarkan.
- Pilih satu atau beberapa orang siswa untuk mempersiapkan bahan atau materi pelajaran yang akan didiskusikan sesuai denga topik.
- Pilih seorang siswa untuk menjadi pimpinan sidang atau diskusi.
- Kesempatan pertama diberikan kepada siswa sebagai pembicara untuk mengulas tentang topik dan bahan yang telah dikembangkan.
- Pimpinan sidang memberikan kesempatan kepada siswa sebagai peserta untuk bertanya.
- Pimpinan sidang harus berusaha memperjelas dan mengulang kembali setiap pertanyaan yang diajukan dan meneruskannya kepada pembicara. Dalam hal ini pimpinan sidang mempunyai otoritas untuk mengatur jalannya sidang atau diskusi.
- Pimpinan sidang secara terus menerus mengontrol dan melihat apakah komentar yang diajukan oleh peserta benar-benar relevan atau tidak. Hal yang sangat baik apabila pipinan sidang membuat kesimpulan dalam setiap pembicaraan.
- Pimpinan sidang dapat dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya apabila ia membuat kesimpulan akhir untuk melengkapi hasil pembicaraan yang disepakati.
- Sesungguhnya dapat saja diterapkan di semua jenjang pendidikan.
- Di sekolah metode ini dapat diterapkan setelah siswa menyelesaikan tugas, kemudian menulis laporan berdasarkan pengalaman yang ditemukan. Berdasarkan laporan tersebut siswa diminta berbicara, mengemukakan pendapat, menganggapi, dan beragumentasi.
- Banyak cara sederhana yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan metode forum ini, sama halnya memilih metode yang lain, pada saat memilih metode forum ini jangan berpikir hal-hal yang bersifat kompleks dan pelaksanaan yang bersifat serimonial (LAN, 2007 : 57-59).
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia metode di atas, sangat erat kaitannya dengan tehnik ramu pendapat (brainstorming) yang merupakan perpaduan metode tanya jawab dengan diskusi. Metode/tehnik ini biasa diterapkan di dalam pembelajaran sastra, misalnya siswa diajak mendiskusikan karya sastra, puisi, cerpen, atau novel. Jika dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan adalah tentang temannya, perwatakannya, para tokohnya, dan lain sebagainya. Secara bergiliran siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Jawaban siswa kemudian di seleksi, diklasifikasi, dianalisis secara bersama-sama. Jawaban tersebut dilempar lagi ke kelas untuk mereka diskusikan, kemudian dibuat kesimpulan.
Keunggulan tehnik ini adalah :
1) Dapat mengembangkan pikiran yang kreatif.
2) Dapat merangsang partisipasi siswa.
3) Dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru.
4) Menghasilkan reaksi berantai.
5) Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
6) Tidak memerlukan moderator yang hebat.
7) Hanya sedikit peralatan yang diperlukan.
Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2008 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), serta pendekatan ketrampilan proses. Selain ketiga pendekatan tersebut guru harus juga menggunakan pendekatan tematik dan integrative,. Dengan pendekatan komunikatif siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Itulah sebabnya dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif yang ditekankan adalah mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung performance komunikasi siswa.
D. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dicapai menunjukkan keberhasilan dalam belajar. Perbuatan belajar atau proses belajar yang dilewati murid pada suatu saat akan mendatangkan hasil. Pernyataan ini diperkuat dengan pendapat Nurkancana (2002 : 182) tentang pengertian hasil belajar yaitu : "Kecakapan aktual yang telah dimiliki oleh murid setelah memperoleh kesempatan untuk mempelajari suatu materi tertentu". Pendapat lain, yaitu Winkel (1994 : 162) mengemukakan bahwa: " Hasil belajar sebagai bukti usaha yang telah dicapai murid selama mengikuti belajar. Bukti tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan sebelum belajar dengan sesudah belajar. Bukti dari hasil belajar dapat berupa kemampuan dan keterampilan yang dicapai".
Untuk mengetahui hasil belajar murid, maka guru perlu melakukan penilaian hasil belajar. Melalui penilaian, akan diketahui tingkat kemampuan murid dalam memahami materi yang telah diajarkan. Kemampuan setiap murid tidak sama banyak faktor yang mempengaruhinya. Walaupun demikian, peranan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sangat mempengaruhi keberhasilan murid dalam belajar. Jika pendekatan yang digunakan sesuai dengan kondisi murid, maka dimungkinkan murid akan mudah mencerna materi pelajaran
Purwanto (1998 : 84) dikemukakan bahwa"belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya : kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)".
Purwanto (1998 : 84) dinyatakan bahwa "belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian ryang menyatakan diri sebagai sesuatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian". Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti : perubahan di dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Menurut Hamalik (1982 : 28) mendefinisikan belajar sebagai berikut : “Belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”. Sementara prestasi artinya hasil akhir dari suatu kegiatan, Poerwadarminta (1976 : 768) mengemukakan bahwa : “Prestasi artinya hasil yang dicapai”. Dalam hubungannya dengan belajar maka hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar mengajar.
Selanjutnya Winkel (1984 : 162) mengartikan bahwa : “Prestasi sebagai suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Dari pengertian ini, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh perubahan, cara-cara bersikap, bertingkah laku yang baik, bertindak cepat dan tepat secara optimum setelah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar akan terdapat prestasi yang bervariasi, prestasi belajar dikatakan baik bila hasil yang diperoleh sangat memuaskan dan sesuai dengan apa yang diharapkan, sebaliknya prestasi belajar akan dikatakan kurang bik jika prestasi belajar yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.
Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2008 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), serta pendekatan ketrampilan proses. Selain ketiga pendekatan tersebut guru harus juga menggunakan pendekatan tematik dan integrative,. Dengan pendekatan komunikatif siswa harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Supaya siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka siswa perlu dilatih sebanyak-banyaknya atau diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan berkomunikasi. Itulah sebabnya dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif yang ditekankan adalah mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung performance komunikasi siswa.
D. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dicapai menunjukkan keberhasilan dalam belajar. Perbuatan belajar atau proses belajar yang dilewati murid pada suatu saat akan mendatangkan hasil. Pernyataan ini diperkuat dengan pendapat Nurkancana (2002 : 182) tentang pengertian hasil belajar yaitu : "Kecakapan aktual yang telah dimiliki oleh murid setelah memperoleh kesempatan untuk mempelajari suatu materi tertentu". Pendapat lain, yaitu Winkel (1994 : 162) mengemukakan bahwa: " Hasil belajar sebagai bukti usaha yang telah dicapai murid selama mengikuti belajar. Bukti tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan sebelum belajar dengan sesudah belajar. Bukti dari hasil belajar dapat berupa kemampuan dan keterampilan yang dicapai".
Untuk mengetahui hasil belajar murid, maka guru perlu melakukan penilaian hasil belajar. Melalui penilaian, akan diketahui tingkat kemampuan murid dalam memahami materi yang telah diajarkan. Kemampuan setiap murid tidak sama banyak faktor yang mempengaruhinya. Walaupun demikian, peranan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sangat mempengaruhi keberhasilan murid dalam belajar. Jika pendekatan yang digunakan sesuai dengan kondisi murid, maka dimungkinkan murid akan mudah mencerna materi pelajaran
Purwanto (1998 : 84) dikemukakan bahwa"belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya : kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)".
Purwanto (1998 : 84) dinyatakan bahwa "belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian ryang menyatakan diri sebagai sesuatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian". Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti : perubahan di dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Menurut Hamalik (1982 : 28) mendefinisikan belajar sebagai berikut : “Belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”. Sementara prestasi artinya hasil akhir dari suatu kegiatan, Poerwadarminta (1976 : 768) mengemukakan bahwa : “Prestasi artinya hasil yang dicapai”. Dalam hubungannya dengan belajar maka hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar mengajar.
Selanjutnya Winkel (1984 : 162) mengartikan bahwa : “Prestasi sebagai suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai”. Dari pengertian ini, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai bukti keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh perubahan, cara-cara bersikap, bertingkah laku yang baik, bertindak cepat dan tepat secara optimum setelah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar akan terdapat prestasi yang bervariasi, prestasi belajar dikatakan baik bila hasil yang diperoleh sangat memuaskan dan sesuai dengan apa yang diharapkan, sebaliknya prestasi belajar akan dikatakan kurang bik jika prestasi belajar yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.