Makalah Ekonomi Pengairan Lengkap pdf

Makalah - Makalah Ekonomi Pengairan Lengkap, Masyarakat Aceh merupakan masyarakat yang rata-rata mata pencahariannya berada pada sektor pertanian atau disebut juga sebagai bertani atau petani. Untuk itu, dalam memenuhi kebutuhan hidup tanaman yang diusahakan masyarakat petani tersebut diperlukan usaha yang optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhuan hidup sehari-hari masyarakat petani tersebut. Adapun untuk menunjang keberhasilan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari diperlukan peran dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang terlibat ini diharapkan mampu memecahkan masalah yang terjadi pada sektor pertanian. Pihak yang di maksudkan disini dapat berasal dari kalangan pemerintah dan bahkan masyrakat itu sendiri. Download Makalah Ekonomi Pengairan PDF
Tugas Mata Kuliah Pertanian

makalah irigasi pdf laporan jaringan irigasi makalah tentang sistem pemberian air irigasi makalah irigasi doc makalah irigasi dan bangunan air beserta gambar rencana makalah irigasi dan drainase makalah kebutuhan air tanaman makalah pengelolaan tanah dan irigasi di lahan sawah

BAB I PENDAHULUAN

1.1.    Latar  Belakang
Masyarakat Aceh merupakan masyarakat yang rata-rata mata pencahariannya berada pada sektor pertanian atau disebut juga sebagai bertani atau petani. Untuk itu, dalam memenuhi kebutuhan hidup tanaman yg diusahakan masyarakat petani tersebut diperlukan usaha yang optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhuan hidup sehari-hari masyarakat petani tersebut. Adapun untuk menunjang keberhasilan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari diperlukan peran dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang terlibat ini diharapkan mampu memecahkan masalah yang terjadi pada sektor pertanian. Pihak yang di maksudkan disini dapat berasal dari kalangan pemerintah dan bahkan masyrakat itu sendiri.
Pertengahan tahun 2014 masyarakat petani Aceh Besar dipastikan gagal panen. Penyebab terjadinya hal tersebut ialah karena terjadinya kekeringan yang melanda seluruh lahan pertanian masyarakat. Berdasarkan pernyataan tersebut sangatlah jelas bahwa air merupakan komponen utama yang sangat diperlukan oleh masyarakat petani dalam memenuhi kebutuhan hidup tanaman. Dalam mengatasi masalah kekeringan lahan persawahan ini Pemerintah telah membuat sebuah bangunan yang disebut bendung yang dibuat dengan tujuan untuk meninggikan permukaan air sehingga air dapat dialiri ke lahan persawahan masyarakat. Dalam hal ini diperlukan sistem irigasi guna memasok kebutuhan air yang diperlukan tanaman untuk proses kegiatan pertanaian masyarakat.
Dalam sebuah usaha pertanian sistem irigasi yang baik sangat mempengaruhi  hasil panen atau hasil pertanian. Sistem irigasi terdiri dari irigasi teknis, irigasi semi teknis dan irigasi sederhana. Irigasi teknis adalah irigasi yang dapat diatur dan diukur. Irigasi semi teknis adalah irigasi yang hanya dapat di atur dan tidak dapat diukur. Sedangkan irigasi sederhana adalah irigasi yang tidak daot diatur dan juga tidak dapat diukur.
Selanjutnya melihat kondisi curah hujan di Aceh yang tidak menentu sehingga debit aliran air sungai juga tidak menentu besarannya. Ketika musim hujan kondisi aliran sungai memiliki debit air yang sangat besar. Besarnya debit air ini terkadang tidak memberi manfaat tetapi malah menambah masalah bagi masyarakat yaitu menyebabkan kebanjiran sehingga lahan persawahan masyarakat banyak yang mati terendam banjir. Begitu pula sebaliknya saat musim kemarau kondisi aliran sungai memiliki debit air yang sedikit yang menyebabkan lahan persawahan menjadi kekeringan. Untuk mengatasi masalah ini Pemerintah juga telah membuat sebuah konstruksi bangunan yang di buat untuk menampung sejumlah air yang berlebihan dan juga memberikan air ke lahan persawahan jika mengalami kekeringan yang di sebut bendungan atau waduk.
Dalam pembangunan Bendung Krueng Aceh dan Waduk Keuliling sangatlah perlu diperhatikan pembangunan, pemeliharaan serta penjagaan nya. Agar tidak terjadi masalah-masalah lainnyaatau bahkan bencana seperti yang terjadi di kota-kota besar yang mungkin diperkirakan muncul akibat kelalaian dalam proses pengoperasiannya. Untuk itu pemerintah diharapkan sangatlah waspada dan dapat memastikan bisa mengendalikan masalah-masalah yang terjadi seperti misalnya pada bangunan bendung atau bendungannya.

1.2.    Rumusan Masalah
Dengan melihat kondisi yang dialami masyarakat Aceh adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas  adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air bagi usaha pertanian masyarakat Aceh Besar.
  2. Bagaimana peran pemerintah dalam membangun bendung serta bendungan untuk menangani curah hujan yang tidak menentu di Aceh.
  3. Bagaimana antisipasi Pemerintah dalam membangun, memelihara serta menjaga bendung dan bendungan agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
1.3.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ekonomi pengairan ini adalah sebagai berikut :

  • Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses penyaluran air sungai ke lahan persawahan dengan penggunaan bendung dan bendungan serta mengetahui fungsinya masing-masing .
  • Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari bendung dan bendungan yang berada di Kabupaten Aceh Besar.
  • Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peran Pemerintah dalam pembangunan serta pemeliharaan bendung dan bendungan tersebut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
          Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jaringan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
          Bendung ditempatkan melintang sungai, guna mengatur aliran air sungai yang melalui bendung tersebut. Berdasarkan fungsinya bendung dapat diklasifikasikan dalam bendung pembagi banjir, bendung air pasang dan bendung penyadap. Selain itu tergantung dari konstruksinya bendung dapat diklasifikaskan dalam bendung tetap dan bendung bergerak (Suyono dan Masateru, 1984).
          Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai phenomena hidrologi (hydrologic phenomena), seperti besarnya : curah hujan, temperatur, penguapan, lamanya penyinaran matahari, kecepatan angin, debit sungai, tinggi muka air sungai, kecepatan aliran, konsentrasi sedimen sungai akan selalu berubah terhadap waktu. Adapun langkah-langkah dalam analisis debit andalan adalah sebagai berikut (Soewarno, 1995) :
·      Menentukan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) beserta luasnya.
·      Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan.
·      Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada.
·      Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil
1. Data Teknis Bendung Krueng Aceh
a. Hidrologi
Kedalaman air                                           : ± 0,50 m
Kecepatan air                                            : ± 2 m/detik
Lebar sungai                                              : ± 150 m
Lebar muka air                                          : ± 65 m
Lebar sedimen sebelah kiri                        : ± 65 m
Pulau                                                         : ± 20 m

b. Bendung utama
Kebutuhan air irigasi                                : 1 liter/detik
Air yang masuk ke pintu irigasi                : 150 liter/detik/pintu
Jumlah pintu pembilas                              : 3 unit
Jumlah pintu intake                                   : 6 unit

c. Jaringan utama
Saluran primer                                           : 37.082,47 m
Saluran sekunder                                       : 58.388,50 m
Bangunan bagi                                          : 7 unit
Bangunan sadap                                        : 57 unit
Bangunan pelengkap                                 : 153 unit

d. Jaringan tersier
Luas area kanan                                        : 6.640,80 Ha
Luas area perluasan irigasi                        : 809,00 Ha
Luas area kiri                                             : 256,00 Ha

2.  Data Teknis Waduk Keuliling
a.  Hidrologi
Daerah tangkapan (Catcment area)           : 38,20 Km²
Hujan rerata tahunan                                 : 1.791 mm
Debit rerata                                               : 1,24 m³
Debit banjir 20 tahunan                            : 203,03 m³/detik
Debit banjir boleh jadi                              : 725,08 m³/detik


b. Genangan
Tampungan total (MAN, EL + 45,80 M   : 18,359 x 106
Tampungan efektif (Efekif storage)         : 12,992 x 106
Tampungan mati (MAR, EL + 37,50 M)  : 4,232 x 106
Luas genangan pada MAN                       : 259,95 Ha
Luas genangan pada MAR                       : 97,26 Ha
Usia guna waduk                                      : 50 tahun

c.  Bendungan utama
Tipe bendungan                                        : Zonal dengan inti vertical
Kemiringan lereng hulu                             : 1 V:5 H
Kemiringan lereng hilir                             : 1 V:3,5
Elevasi puncak bendungan                       : EL. + 49.00 m
Lebar puncak bendungan                          : 8.00 m
Panjang puncak bendungan                      : 689,50 m
Tinggi bendungan dari dasar sungai         : 25,00 m

d.  Bangunan elak
v Conduit
Konstruksi                                                 : Beton bertulang
Tampang saluran                                       : Bujur sangkar
Dimensi (tinggi x lebar)                            : 2,20 m x 2,20 m
Panjang conduit hulu                                : 151,20 m
Panjang conduit hilir                                 : 88,50 m
Kemiringan dasar                                      : 0,009

·      Terowongan
Tipe                                                           : Tapal kuda
Konstruksi                                                 : Linning beton bertulang
Debit rencana                                            : 39,20 m3/detik
Panjang terowongan                                 : 67,00 m
Diameter dalam                                         : 2,20 m

e. Pelimpah
Tipe                                                           : Pelimpah samping ganda tak berpintu
Konstruksi                                                 : Beton bertulang
Qpmf (in)                                                  : 725,00m3/detik
Elevasi puncak                                          : 45,80 m
Panjang saluran utama                              : 131,00 m
Lebar saluran utama                                  : 20,00 m
Panjang saluran peluncur                          : 60,88 m
Lebar saluran peluncur                              : 20,00 m
Panjang saluran kolam olakan                   : 27 m
Lebar saluran kolam olakan                      : 20 m

f. Bangunan sadap irigasi
Konstruksi                                                 : Beton bertulang
Bentuk tampang inlet                                : Persegi
Bentuk tampang terowongan                    : Tapal kuda
Elevasi ambang                                         : 37,30 m
Diameter terowongan                               : 2,20 m
Dimensi inlet                                             : 2,20 m x 2,80 m
Dimensi pintu                                            : 2,40 m x 2,20 m

2.2. Pembahasan
A.  Bendung Krueng Aceh
            Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang dibangun untk mengubah karakteristik aliran sungai. Bendung merupakan sebuah konstruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan yang menyebabkan air menggenang membentuk kolam tetapi mampu melewati bagian atas bendung. Air meluap melewati bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai dibendung.
            Bendung irigasi Krueng Aceh terletak di Desa Kayee Adang Kecamatan Seulimum Kabupten Aceh Besar Provinsi Aceh. Bendung Krueng Aceh berjarak 40 Km kearah timur dari kota Banda Aceh dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 4 dalam waktu ±1,5 jam perjalanan. Krueng Aceh terletak di dua Kabupaten, yaitu Kotamadya Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Tempat pertemuannya dua buah sungai, yaitu Krueng Inong dan Krueng Boga. Dari pertemuan kedua sungai tersebut, sampai kemuara (Laut) disebut Krueng Aceh.
            Bendung irigasi Krueng Aceh merupakan irigasi teknis yaitu irigasi yang dapat diatur dan dapat diukur. Diatas badan bendung ini dibuat jembatan inspeksi yang dibuat untuk melintasi bendung. Bendung irigasi Krueng Aceh ini selesai dibuat pada tahun 1992 yang dibangun di Krueng Aceh untuk untuk mengairi daerah irigasi disebelah kanan Krueng Aceh seluas 7000 Ha. Irigasi ini juga mengairi sebelah kiri Krueng Aceh seluas 200 Ha. Irigasi Krueng Aceh juga mensuplai air ke skema irigasi Krueng Jreue seluas 800 Ha melalui talang (aquaduct) di Indrapuri melintasi Krueng Aceh. Untuk mengaliri areal disebelah kiri banjir kanal, air dialirkan melalui sipon.
            Jenis bendung Kreung Aceh terbagi dua, yakni bendung tetap (fixed weir, uncontroller weir) dan bendung bergerak/bendung berpintu (gated weir, barrage). Bendung tetap (fixed weir, uncontroller weir) adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada bendung tetap elevasi muka air hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik atau turun). Sedangkan bendung bergerak/bendung berpintu (gated weir, barrage) adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai yang dikehendaki. Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu dapat dikendalikan naik atau turun dengan membuka pintu air (gate).
            Jaringan irigasi terdiri dari saluran dan bangunan. Bangunannya terdiri dari bangunan utama dan bangunan pelengkap. Bangunan-bangunan bendung Kreuang Aceh terdiri dari :
1. Bendung.
Bendung merupakan sebuah pembatas yang di bangun untuk meninggikan permukaan air sungai.
2. Bangunan pengambil utama (intake).
            Bangunan ini mempunyai pintu yang dapat di buka dan di tutup pada daerah irigasi, dimana pada intake tersebut terdapat enam pintu pengambilan dan tiga pintu penguras.

3.  Bangunan penguras bendung.
            Bangunan ini berfungsi untuk menguras sedimen yang terkumpul dan dapat dibilas dengan membuka pintu secara berkala sehingga aliran terkonsentrasi tepat didepan pengambilan. Pintu pada penguras dapat direncanakan dengan bagian depan terbuka atau tertutup. Pintu bagia deapn terbuka memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
·         Ikut mengatur kapasitas debit bendung karena air dapat mengalir melalui pintu-pintu yang tertutup selama banjir.
·         Pembuang benda- benda terapung lebih mudah, khususnya bila pintu dibuat dalam dua bagian dan bagian atas dapat diturunkan. Pembilas bawah (under sluice) direncanakan untuk mencegah masuknya angkutan sedimen dasar dan fraksi pasir yang lebih besar kedalam pengambian.
4.  Kolam olak (perendam energi).
            Sebelum air melintasi bangunan pelimpah dikembalikan lagi ke sungai, maka aliran dengan kecepatan tinggi dalam kondisi superkritis harus diperlambat dan dirubah menjadi aliran kritis.
5.  Kantong lumpur.
            Kantong lumpur adalah bagian potongan melintang saluran yang besar untuk memperlambat aliran dan memberikan waktu bagi sedimen untuk mengendap. Kantong lumpur berfungsi untuk menampung lumpur supaya areal persawahan tidak terendam lumpu dan tidak tersumbat. Kapasitas pengangkutan kantong lumpur harus lebih rendah daripada yang dimiliki oleh jaringan saluran irigasi. Tidak semua bendung memiliki kantong lumpur. Karena kantong lumpur ini tergantung pada kadar air sungainya atau kadar lumpurnya. Ada sungai yang tidak memiliki kadar lumpur dan ada juga sungai yang memiliki kadar lumpur.  
6.  Bangunan pembilas dan saluran pembilas.
            Selama operasi pengambilan berlangsung, direncanakan agar aliran bangunan pembilas sebagai aliran bebas, sehingga pembilasan tidak akan dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir pembilas itu.

7.  Bangunan pengambilan saluran primer.
            Pengambilan dari kantong lumpur ke saluran primer digabung menjadi satu bangunan dengan pembilas agar sleuruh panjang kantong lumpur dapat dimanfaatkan.

8.  Bangunan ukur.
            Bangunan ukur diperlukan untuk mengetahui/mengukur besarnya debit yang masuk ke saluran primer. Fungsi mengatur dan mengatur debit yang lewat bisa dilakukan oleh pintu sorong yang ada dipengambilan utama, pengambilan saluran primer maupun di nagunan pembilas.
9.  Bangunan bagi.
            Bangunan bagi berfungsi untuk membagi air.
10. Bangunan sadap.
            Bangunan yang langsung di sadap ke sawah melalui saluran primer maupun sekunder.
      Bendung memiliki beberapa persyaratan lokasi dalam pembuatan pembangunannya, yaitu :
·         Elevasi muka air menjamin dapat menjangkau seluruh jaringan irigasi yang direncanakan.
·         Aliran di dekat intake harus stabil.
·         Fruktuasi muka air sungai du hulu dan hilir sungai harus kecil.
·         Pelaksanaan pekerjaan pembangunan bendung mudah.
·         Bangunan stabil dan biaya murah (ekonomis).
      Adapun manfaat yang diharapkan dari bendung Krueng Aceh ini diantaranya adalah sebagai berikut :

  • ·         Meningkatkan kebutuhan air bagi pertanian.
  • ·         Dapat meningkatkan keamanan terhadap banjir.
  • ·         Mendukung program swasembada pangan khususnya beras.
  • ·         Meningkatkan pendapatan daerah.
  • ·         Pelestarian lingkungan pengembangan pariwisata.
  • ·         Pengembangan perikanan darat.
  • ·         Meningkatkan apangan pekerjaan.

B.   Waduk Keuliling
            Bendungan adalah bangunan untuk menampung air pada waktu surplus di sumber air agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air pada areal pertanain. Bendungan sudah dapat dikatakan wadku apabila kedalamannya sudah mencapai 15 m.
            Waduk keuliling adalah merupakan waduk pertama di Provinsi Aceh, dilaksanakan oleh putra dan putri Indonesia mulai dari investigasi, desain, maupun konstruksi. Pembangunan waduk keuliling telah mendapat penghargaan karya kontruksi tahun 2008 kategori Teknologi Kontruksi dan Karya Ilmiah internal Kementrian Pekerjaan Umum. Pembangunan waduk keuliling dimulai pada tahun 2000 dan selsesai keseluruhannya pada tahun 2008 yang dibiayai oleh APBN murni. Waduk keuliling merupakan salah satu sub-basin DPS Krueng Aceh.
            Waduk ini disebut waduk keuliling karena tujuh alur waduk tersebut mengelilingi waduk. Waduk keuliling terletak di Desa Bak Sukon Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh yang berjarak 35 Km kearah timur dari kota Banda Aceh. Dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 4 dalam waktu tempuh ±1 jam perjalanan.
            Bedasarkan elevasinya, areal pengairan Waduk Keuliling berada pada ketinggian 4-12 m dpl, sedangkan areal pengairan hulu berada pada ketingggian 22-43 m dpl. Kemiringan rata-rata 0,01 m dan lebar sungai rata-rata ±7 m. Sumber air utama Waduk Keuliling adalah Alur Keuliling dengan luas DAS 38,2 Km2 dan panjang sungai 12,3 Km. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air resapan dan atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan.
            Pada waduk ini terdapat satu bangunan intek yang berfungsi untuk irigasi yang diatur dengan sistem pola tanam. Apabila bangunan waduk mengalami masalah maka muka air diturunkan. Bila areal persawahan kekurangan air pada musim kemarau, Waduk Keuliling ini masih mampu mengalirkan air 16 juta kubik dengan luas areal persawahan 4.000 Ha dalam dua kali musim tanam. Waduk Keuliling juga mempunyai bangunan pelimpah (spillway) yaitu bangunan air yang terletak di hulu bangunan talang, siphon dan lain-lain, untuk keamanan jaringan yang bekerja otomatis dengan naiknya muka air, kemudian air akan menuju ke Krueng Keumireu.
Bangunan-bangunan yang ada pada Waduk Keuliling adalah sebagai berikut :
1.  Bangunan utama.
            Dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air kedalam jaringan saluran agar dapat untuk keperluan irigasi.
2.  Bangunan pengelak dengan perendam energi.
            Pada dasarnya setiap waduk terdiri atas bangunan elak dengan berbagai macam tipe perendam energi, namun pada pembangunan waduk keuliling bangunan pengelaknya dibuat berdasarkan perendam energi tipe kolam olakan (stilling basin).
3.  Bangunan pelimpah (spillway).
            Merupakan bangunan pelengkap waduk yang berfungsi mengalirkan debit banjir dari hulu ke hilir waduk, sehingga air di hulu tidak melebihi tinggi tertentu yang berbahaya terhadap mercu dan tubuh waduk.
4.  Bangunan pengambilan utama (intake).
            Bangunan intake dilengkapi dengan pintu efisiensi pengoperasian debit. Pada bagian depan dilengkapi pula dengan bangunan pembilas utama yang juga diberi pintu guna mencegah terjadinya sedimentasi di depan pintu pengambilan utama.
5.  Bangunan sadap irigasi.
            Merupakan bangunan yang dirancang khusus pada sebuah waduk atau bendungan dengan tujuan agar air dapat mengalir hingga ke saluran tersier untuk areal persawahan. Fungsi utama bangunan sadap ini adalah mengalirkan air dari saluran primer atau sekunder ke saluran tersier penerima.
Dengan pembangunan Waduk Keuliling ini diharapkan mampu memberikan manfaat terhadap masyarakat antara lain :

  • pengembangan area persawahan seluas 4.790 Ha,
  • dapat meningkatkan keamanan terhadap banjir,
  • meningkatkan penyediaan air baku untuk kebutuhan pada masa yang akan datang,
  • mendukung program swasembada pangan khususnya beras, meningkatkan produksi tani dan menciptakan lapangan kerja di kawasan Waduk Keuliling,
  • pelestarian lingkungan pengembangan pariwisata serta pengembangan perikanan darat.
            Waduk Keuliling memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi terhadap limpasan air sehingga waduk ini tidak bisa terbuat dari bahan beton melainkan dari bahan tanah. Sistem pembuatan Waduk Keuliling adalah sistem sonal, yang terdiri dari zona inti adalah tanah liat yang terseleksi dengan kadar air optimum yang sudah di desain, kemudian zona filter yang terbuat dari tanah pasir dengan tujuan untuk meredam energi yang dapat menembus zona inti, dan zona trafel atau random yang terbuat dari kerikil yang bertujuan untuk meredam energi dan menghitung berat bendungan itu sendiri agar bendungan tidak terangkat oleh air.


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
       Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

  • Bendung merupakan suatu bangunan pembatas yang berfungsi untuk menaikkan permukaan air sungai yang digunakan untuk sistem jaringan irigasi.
  • Ketinggian Bendung Krueng Aceh merupakan ketinggian sawah tertinggi yang ada di Aceh Besar yaitu kurang lebih 5-10 m. Dengan luas lahan irigasinya sebesar 7.384 Ha.
  • Bangunan-bangunan Bendung Krueng Aceh terdiri dari beberapa bagian yaitu : Bendung, Bangunan pengambilan utama (intake), Bangunan penguras bendung, Kolam Olak (perendam energi), Kantong lumpur, Bangunan pembilas dan saluran pembilas, Bangunan pengambilan saluran primer,  Bangunan ukur, Bangunan bagi, dan Bangunan sadap.
  • Bendungan adalah suatu bangunan yang dibangun untuk menampung air yang apabila terjadi surplus di sumber air agar dapat digunakan sewaktu-waktu terjadi kekurangan air terutama pada areal pertanian.
  • Sistem pembuatan Waduk Keuliling adalah sistem sonal yang terdiri dari zona inti yaitu tanah liat yang sudah terseleksi, zona filter yaitu tanah pasir dan zona random yaitu kerikil yang sama-sama memiliki fungsi untuk meredam energi.
  • Bangunan-bangunan pada Waduk Keuliling terdiri dari beberapa bagian yaitu : Bangunan utama, Bangunan pengelak dengan perendam energi, Bangunan pelimpah (spillway), Bangunan pengambil utama (intake) dan Bangunan sadap irigasi.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi KP-01 – KP-04. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data. Nova. Bandung.
Sosrodarsono, suyono dan Tominaga Masateru. 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. PT. Pradyna Paramitha. Jakarta


DOWNLOAD NOW !!!