MAKALAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Pengertian, Dasar, Tujuan, Fungsi, Paradikma Baru)

Penelusuran terkait
  • makalah pendidikan multikultural word
  • makalah pendidikan multikultural pdf
  • makalah pendidikan multikultural di indonesia
  • judul makalah pendidikan multikultural
  • jurnal pendidikan multikultural
  • makalah sejarah pendidikan multikultural
  • saran makalah pendidikan multikultural
  • tujuan pendidikan multikultural

Makalah 2023 - MAKALAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL (Pengertian, Dasar, Tujuan, Fungsi, Paradikma Baru)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat menentukan dalam kemajuan suatu Negara.Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku, adat, agama, bahasa, dan lain-lain.

Kesatuan ini akan menjadi bentuk Negara secara plural melalui pendidikan. Perbedaan ini dapat disatukan agar tidak terjadi diskriminasi yang menyudutkan pada salah satu golongan sehingga pembangunan Indonesia terlambat.

Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menghargai perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur dan proses dimana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi. Tentu saja untuk mendesain pendidikan multicultural secara praksis, itu tidaklah mudah. Tetapi, paling tidak kita mencoba melakukan ijtihad untuk mendesain sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan multikulturalisme. Setidaknya ada dua hal bila kita akan mewujudkan pendidikan multikulturalisme yang mampu memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk berekspresi.

Pertama adalah dialog. Pendidikan multikultural tidak mungkin berlangsung tanpa dialog. Dalam pendidikan multikultural, setiap peradaban dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama. Tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain.

Dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat. Anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain  akan melahirkan fasisme, nativisme,dan chauvinisme.

Dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan. Di samping sebagai pengkayaan ,dialog juga sangat penting untuk mencari titik temu antar peradaban dan kebudayaan yang ada. Pendidikan multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan  berbagai jenis prasangka atau prejudise untuk membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Pendidikan Multikultural?
2. Apa saja dasar Pendidikan Multikultural?
3. Apa saja tujuan Pendidikan Multikultural?
4. Apa saja fungsi pendidikan multikultural?
5. Bagaimanakah Paradigma Baru Pendidikan Multikultural?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Multikultural
2. Untuk mengetahui dasar pendidikan multikultural
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan multikultural
4. Untuk mengetahui fungsi pendidikan multikultural
5. Untuk mengetahui paradigma Pendidikan MultikulturaL

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikultural
Kata budaya/kultur (culture)di pandang penting karena kata ini membentuk dan merupakan bagian dari istilah Pendidikan Multikultural. Bagaimana kita mendefinisikan budaya akan menentukan arti dari istilah Pendidikan Multikultural. Tanpa kita mengetahui apa arti budaya / kultur, kita akan sulit memahami implikasi pendidikan multicultural secara utuh. Misalnya jika budaya didefinisikan sebagai warisan dan tradisi dari suatu kelompok social, maka pendidikan multicultural berarti mempelajari tentang berbagai (multi) warisan dan tradisi budaya.

Istilah multikultur berakar dari kata kultur yang diartikan sebatas pada budaya dan kebiasaan sekelompok orang pada daerah tertentu (Ainul Yaqin, 2005:6). Secara etimologis multiculturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), culture (budaya), dan isme (aliran atau paham) (H.A.R Tilaar,2004: Punggung). Multicultural sebenarnya merupakan kata dasar yang mendapat awalan. Kata dasar dasar itu adalah kultur yang berarti kebudayaan, kesopanan, atau pemeliharaan sedang awalannya adalah multi yang berarti banyak, ragam, atau aneka. Dengan demikian, multikultur berarti keragaman kebudayaan, aneka kesopanan, atau banyak pemeliharaan.

Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status social ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras, dan berkebutuhan khusus.[1]

B. Dasar Pendidikan Multikultural

1. Kesadaran Nilai Penting Keragaman Budaya
Pendidikan multikultural ini memberikan pemahaman mengenai berbagai jenis kegiatan pendidikan sebagai bagian integral dari kebudayaan universal.

2. Gerakan Pembaharuan Pendidikan
Ini ditujukan agar tidak ada kesenjangan sosial dan diskriminasi di masyarakat.Contohnya seperti kesenjangan ketika muncul fenomena sekolah favorit yang didominasi oleh golongan orang kaya karena ada kebijakan lembaga yang mengharuskan untuk membayar uang pangkal yang mahal untuk bisa masuk ke sekolah favorit itu.Sedangkan siswa dengan karakteristik budaya yang berbeda tidak memiliki kesempatan itu.

3. Proses Pendidikan
Pendidikan multikultural juga merupakan proses (pendidikan) yang tujuannya tidak akan pernah terealisasikan secara penuh. Pendidikan Multikultural harus dipandang sebagai suatu proses yang terus menerus, dan bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai. Tujuan utama dari pendidikan multicultural adalah untuk memperbaiki prestasi secara utuh bukan sekedar meningkatkan skor.

C. Tujuan Pendidikan Multikultural

1. Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya
Mempelajari tentang latar belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, sumbangan, peristiwa kritis, individu yang berpengaruh, dan kondisi social, politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok etnis mayoritas dan minoritas.

2. Perkembangan Pribadi
Menekankan pada pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan kebanggaan pada identitas pribadinya yang berkontribusi pada perkembangan pribadi siswa, yang berisi pemahaman yang lebih baik tentang diri yang pada akhirnya berkontribusi terhadap keseluruhan prestasi intelektual, akademis, dan social siswa.

3. Klarifikasi Nilai dan Sikap
Merupakan langkah kunci dalam proses melepaskan potensi kreatif individu untuk memperbarui diri dan masyarakat untuk tumbuh-kembang lebih lanjut.

4. Kompetensi Multikultural
Dengan mengajarkan keterampilan dalam komunikasi lintas budaya, hubungan antar pribadi, pengambilan perspektif, analisis kontekstual, pemahaman sudut pandang dan kerangka berpikir alternatif, dan menganalisa bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap, harapan, dan perilaku.

5. Kemampuan Keterampilan Dasar
Untuk memfasilitasi pembelajaran untuk melatih kemampuan keterampilan dasar  dari siswa yang berbeda secara etnis dengan memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk kehidupan dan kerangka berpikir dari siswa yang berbeda secara etnis.

6. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan
Tujuan persamaan multikultural berkaitan erat dengan tujuan penguasaan ketrampilan dasar, namun lebih luas dan lebih filosofis. Untuk menentukan sumbangan komparatif terhadap kesempatan belajar, pendidik harus memahami secara keseluruhan bagaimana budaya membentuk gaya belajar, perilaku mengajar, dan keputusan pendidikan.

7. Memperkuat Pribadi untuk Reformasi Sosial
Tujuan terakhir dari Pendidikan multikultural adalah memulai proses perubahan di sekolah yang pada akhirnya akan meluas ke masyarakat. Tujuan ini akan melengkapi penanaman sikap, nilai, kebiasaan dan ketrampilan siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial (social change agents) yang memiliki komitmen yang tinggi dengan reformasi masyarakat untuk memberantas perbedaan (disparities) etnis dan rasial dalam kesempatan dan kemauan untuk bertindak berdasarkan komitmen ini. Untuk melakukan itu, mereka perlu memperbaiki pengetahuan mereka tentang isu etnis di samping mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan, ketrampilan tindakan sosial, kemampuan kepemimpinan, dan komitmen moral atas harkat dan persamaan.

8. Memiliki Wawasan Kebangsaan/Kenegaraan yang Kokoh
Dengan mengetahui kekayaan budaya bangsa itu akan tumbuh rasa kebangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan itu akan tumbuh dan berkembang dalam wadah negara Indonesia yang kokoh. Untuk itu Pendidikan Multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan etnosentrisme, prasangka, diskriminasi dan stereotipe.

9. Memiliki Wawasan Hidup yang Lintas Budaya dan Lintas Bangsa sebagai Warga Dunia.
Hal ini berarti individu dituntut memiliki wawasan sebagai warga dunia (world citizen). Namun siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar lokalnya. Mahasiswa diajak berpikir secara internasional dengan mengajak mereka untuk tetap peduli dengan situasi yang ada di sekitarnya - act locally and globally.

10. Hidup Berdampingan secara Damai
Dengan melihat perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian, dengan menghargai persamaan akan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok lain dan pada gilirannya dapat hidup berdampingan secara damai.[2]

D. Fungsi Pendidikan Multikultural
The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) mengajukan sejumlah fungsi yang menunjukan pentingnya keberadaan dari pendidikan multikultural. Fungsi tersebut adalah :
1. Memberi konsep diri yang jelas.
2. Membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya.
3. Membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu memang ada pada setiap masyarakat.
4. Membantu mengambangkan pembuatan keputusan (decision making), partisipasi social, dan keterampilan kewarganegaraan (citizenship skills)
5. Mengenal keberagaman dalam penggunaan bahasa.[3]

E. Paradigma Baru Pendidikan Multikultural.
Kemajemukan merupakan ciri khas bangsa Indonesia.Seperti diketahui Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan jumlah pulau terbesar di dunia. Pada satu sisi kemajemukan masyarakat memberikan side effect (dampak) secara positif namun pada sisi lain juga menimbulkan dampak negatif, karena kemajemukan itulah justru terkadang sering menimbulkan konflik antar kelompok masyarakat. Pada akhirnya, konflik-konflik antar kelompok masyarakat tersebut akan melahirkan distabilitas keamanan, sosioekonomi, dan ketidakharmonisan social (social disharmony).

Dalam menghadapi fluralism budaya diperlukan paradigma baru yang lebih toleran yaitu paradigma Pendidikan Multikultural.Paradigma Pendidikan Multikultural itu penting sebab dapat mengarahkan anak didik untuk bersikap dan berpandangan toleran dan inklusif terhadap realitas masyarakat yang beragam baik dalam hal budaya, suku, ras, etnis, maupun agama.

Pendidikan multikultural sebagai pendidikan alternatif patut dikembangan dan dijadikan sebagai model pendidikan di Indonesia dengan alasan, Pertama, realitas bahwa Indonesa adalah negara yang dihuni oleh berbagai suku, bangsa, etnis agama, dengan bahasa yang beragam dan membawa budaya yang heterogen serta tradisi dan perdaban yang beraneka ragam. Kedua, pluralitas tersebut secara inheren sudah ada sejak bangsa Indonesia ini ada.Ketiga, masyarakat menentang pendidikan yang berorientasi bisnis, komersialisasi, dan kapitalis, yang mengutamakan golongan atau orang tertentu. Keempat, masyarakat tidak menghendaki kekerasan dan kesewenang-wenangan pelaksanaan hak setiap orang.Kelima, pendidikan multikultur sebagai resistensi fanatisme yang mengarah pada berbagai jenis kekerasan dan kesewenang-wenangan.Keenam, pendidikan multikultural memberikan harapan dalam mengatasi berbagai gejolak masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini.ketujuh, pendidikan multikultutral sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan, social, kalaman, dan keTuhanan.[4]

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Multikulturalisme merupakan suatu paham atau situasi-kondisi masyarakat yang tersusun dari banyak kebudayaan.Multikulturalisme sering merupakan perasaan nyaman yang dibentuk oleh pengetahuan. Pengetahuan dibangun oleh keterampilan yang mendukung suatu proses komunikasi yang efektif, dengan setiap orang dari sikap kebudayaan yang ditemui dalam setiap situasi dengan melibatkan sekelompok orang yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Multikulturalisme sebagai sebuah paham menekankan pada kesenjangan dan kesetaraan budaya-budaya local tanpa mengabaikan hak-hak dan ekstensi budaya yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Sutarno.2007.Pendidikan Multikultural.Kalimantan Selatan:Dinas Pendidikan dan FKIP Unlam
Maslikhah.2007.Pendidikan Mulikultural.Jawa Tengah:PT. Temprina Media Grafika
Mahfud,Choirul.2009.Pendidikan Multikultural,Yogyakarta:Pustaka Pelajar

[1] Sutarno,Pendidikan Multikultural,(Kalimantan Selatan:Dinas Pendidikan dan FKIP Unlam,2007),hal 57
[2]  Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hal 9
[3]  Sutarno,Pendidikan Multikultural,(Kalimantan Selatan:Dinas Pendidikan dan FKIP Unlam,2007),hal 61
[4] Maslikhah,Pendidikan Mulikultural,(Jawa Tengah:PT.Temprina Media Grafika,2007),hal 43