Masalah Penelitian Dalam Proposal

Artikel Pendidikan - Persoalan pertama dalam penelitian adalah menemukan permasalahan apa yang akan diteliti. Kerlinger (1973:16) menjelaskan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang dicoba untuk dicari jawabannya. Sedangkan Soerjono Soekamto (1982:109) menjelaskan suatu masalah sebenarnya merupakan proses yang mengalami halangan di dalam mencapai tujuannya. Biasanya halangan tersebut hendaknya diakhiri dan hal inilah salah satu hal yang menjadi tujuan penelitian.

Masalah Penelitian Dalam Proposal

Permasalahan penelitian muncul dari pertimbangan teoritis, pragmatis, atau kedua-duanya. Tidak ada pedoman yang baku yang bisa digunakan untuk membantu peneliti memilih isu penelitiannya. Sumber permasalahan bisa berasal dari pengalaman pribadi peneliti, informasi yang dibacanya, percakapan- percakapan, apa-apa yang diekspos di media masa, teori yang dipelajari, kejadian-kejadian yang dilihat sehari-hari, nilai yang dianut, dan lain sebagainya. Penelitian dilakukan guna mencapai tujuan tertentu. Suatu penelitian bisa mempunyai kegunaan praktis jika isu penelitian yang dipilih berkenaan dengan permasalahan yang hangat dan aktual di lingkungan masyarakat.

Permasalahan yang dimaksud dalam hal ini adalah pertentangan antara kondisi seharusnya dengan realita yang terjadi. Jika sekelompok pegawai selalu datang di atas jam kerja yang seharusnya maka terlihat adanya masalah. Jika produksi selalu tidak mencapai target, maka terdapat masalah. Seorang manajer pemasaran melakukan penelitian tentang kepuasan konsumen karena mulai banyak keluhan-keluhan dari mereka. Isu penelitian manajer tersebut adalah "kepuasan konsumen". Manajer produksi juga melakukan penelitian tentang pengendalian kualitas karena banyak barang yang ditolak oleh para pemesan. Isunya adalah "quality-control". Seorang mahasiswa mengambil isu "disiplin kerja" untuk penelitiannya, karena ketika datang ke suatu departemen ternyata pegawainya seringkali terlambat datang di kantor. Isu-isu penelitian tersebut tadi benar-benar didasarkan atas masalah yang nyata terjadi dan sasarannya adalah memecahkan masalah tersebut.

Penelitian dapat juga diawali dengan adanya imajinasi dan keinginantahuan yang kuat dari peneliti. Tanpa ada kejadian yang sangat istimewa (negatif/positif), seseorang bisa melakukan penelitian karena ada sesuatu hal yang ingin diketahuinya sendiri, guna kepentingan ilmunya sendiri. Seorang yang tertarik dalam bidang ilmu manajemen dapat saja meneliti efektivitas suatu program gugus kendali mutu bukan untuk kegunaan praktis, tetapi semata-mata ingin membuktikan teori yang dipelajarinya. Seseorang dapat juga meneliti budaya organisasi dengan tujuan "hanya" ingin mengetahuinya saja. Atau bahkan melakukan serangkaian penelitian dengan maksud menyusun suatu teori baru.

Pemilihan permasalahan perlu mempertimbangkan :
(1) kemampuan peneliti sehubungan dengan penguasaan teori dan metodologi,
(2) sarana dan prasarana pendukung,
(3) kemungkinan memperoleh data
(4) kegunaan untuk kemaslahatan umum serta perkembangan ilmu pengetahuan

Kenyataan yang ditemui sering terjadi kesalahan dalam perumusan permasalahan yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan tersebut disebabkan antara lain oleh:
(1) pengumpulan data dilakukan tanpa perencanaan yang matang
(2) tujuan yang dirumuskan secara umum dan meragukan sehingga hasil serta interpretasi tidak tepat
(3) batasan pendekatan tidak dipaparkan secara jelas.

Penelitian yang berangkat dari masalah faktual ( yang benar ada di suatu organisasi atau lingkungan tertentu), maka masalah tersebut harus diidentifikasikan. Identifikasi artinya merinci masalah sehingga dapat diketahui dengan jelas. Kalau misalnya masalahnya menyangkut dengan disiplin kerja di instansi atau organisasi X, maka peneliti harus menjelaskan secara rinci tentang masalah disiplin kerja tersebut. Uraiannya berisi tentang pelanggaran-pelanggaran yang banyak dilakukan pegawai, atau perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Misalnya, ada aturan yang mengharuskan pegawai masuk kerja pukul 07.00, tetapi dalam kenyataannya tidak demikian. Indentifikasi masalah sebaiknya disertai dengan data yang mendukungnya.

Berapa banyak pegawai yang selalu datang terlambat? Berapa lama waktu keterlambatan tersebut? Di bagian mana yang paling banyak terjadi keterlambatan? Pegawai dari golongan mana yang paling banyak terlambat?. Setelah diidentifikasikan, masalah penelitian harus dirumuskan. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan yang nantinya akan membentuk pertanyaan penelitian (reseach questions). Misalnya : Sejauhmana peraturan-peraturan yang ada dimengerti oleh pegawai Bagaimana sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi? Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari adanya pelanggaran?., apakah terdapat korelasi antara tingkat pemahaman terhadap peraturan dengan tingkat pelanggaran? dan lain sebagainya. Karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, maka hal tersebut merupakan patokan pertama pencarian data.

Sumber