Teknik Penyusunan Proposal Penelitian

Artikel Pendidikan - Dalam Penyusunan Proposal Penelitian ada beberapa Hal yang harus di perhatikan, untuk lebih jelas silahkan baca Artikel dibawah ini.

A. Perumusan Judul Penelitian
Setelah permasalahan penelitian telah diperoleh dan kemudian dirumuskan, Kegiatan berikut adalah merumuskan judul penelitian.Judul penelitian berbeda dengan judul buku, ceritera pendek, puisi, atau artikel-artikel populer lainnya. Judul harus mampu menggambarkan secara cepat dan jelas tentang apa yang diteliti. Syarat judul penelitian adalah :

Teknik Penyusunan Proposal Penelitian

1. Menggambarkan Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah isu utama penelitian. Kalau isu utamanya adalah "motivasi kerja", maka kata "motivasi kerja" tersebut secara eksplisit harus ada dalam judulnya. Jika peneliti tidak sekedar ingin tahu tentang motivasi kerja saja, tetapi juga secara khusus ingin mengetahui bagaimana hubungannya dengan variabel lain, misalnya "kinerja", maka kata "kinerja" tersebut juga harus ada dalam judul penelitian. Walau judul penelitian harus menyebutkan variabelnya, tetapi yang disebutkan hanyalah variabel utama yang dijadikan isu penelitian. Misalnya variabel utamanya adalah "motivasi kerja", tetapi penelitian tersebut tidak sekedar mengetahui motivasi kerja saja. Peneliti juga menganalisis motivasi kerja dari perspektif jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesemua perspektif tersebut merupakan variabelvariabel penelitian yang tidak harus disebutkan dalam judul.

2. Unit Analisis Harus Dipaparkan Secara Jelas
Unit analisis dimaksud dalam uraian ini adalah organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal lain yang dijadikan objek penelitian. Masih dengan isu "motivasi kerja", maka judul penelitian juga harus secara eksplisit mencantumkan "siapa" yang ditelitinya secara lebih definitif. Kalau yang diteliti adalah pegawai, maka kata "pegawai" harus disebutkan di dalam judul penelitian. Kalau yang diteliti adalah konsumen, kata "konsumen" harus disebutkan. Pegawai, konsumen dalam contoh di atas adalah unit analisis. Jika seseorang ingin meneliti sistem penggajian suatu instansi, maka unit analisisnya adalah instansi atau organisasi.

3. Memaparkan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana unit analisis penelitian berada. Jika pegawai merupakan unit analisis, maka harus disebutkan secara definitif di organisasi mana pegawai tersebut bekerja. Apabila pelitian dilakukan di wilayah tertentu, secara jelas nama wilayah tersebut harus dicantumkan dalam judul penelitian. Jika unit analisisnya organisasi, maka disebutkan pula letak di mana organisasi tersebut berada.

4. Diungkapkan Dengan Singkat dan Jelas
Walau judul harus disusun sesingkat mungkin tetapi tidak berarti lalu menjadi tidak jelas. Arti sesingkat mungkin adalah hindari kata-kata yang tidak seharusnya ada dalam judul, karena tanpa kata-kata tersebut juga, makna judul sudah dapat dimengerti.

B. Latar Belakang
Bagian latar belakang menggambarkan secara utuh dan menyatu tentang: tema sentral masalah yang dikaji, mekanisme proses timbulnya masalah tersebut, motivasi yang mendasari dilakukan penelitian dan harapan yang diinginkan dari pelaksanaan penelitian.
Tema sentral masalah yang menjadi kajian dalam penelitian bersifat kondisional atau situasional yang didalamnya terdapat tantangan, tuntutan dan kesempatan. Sehubungan dengan hal itu tidak jarang dalam pengukapan tema sentral masalah penelitian diungkapkan terlebih dahulu fenomena atau gejala yang dihadapi serta akibatnya. Kehangatan, aktualitas serta relevansi perlu menjadi bahan pertimbangan. Mekanisme timbulnya masalah yang diungkapkan dalam latar belakang masalah juga memaparkan proses terjadinya masalah dari awal sampai dewasa ini yang belum tersentuh secara lengkap dan utuh dalam suatu bidang ilmu sehingga menjadi masalah dalam kehidupan masnusia.

Agar peneliti dapat menyusun latar belakang penelitiannya dengan baik maka dia harus membekali diri dengan banyak informasi tentang isu penelitiannya baik yang berdimensi praktis dan teoritis. Seorang peneliti dengan isu "motivasi kerja", harus dapat menjelaskan mengapa dia meneliti isu tersebut, apa akibat positif yang bisa ditimbulkan dari penelitian dengan isu tersebut.

Dalam latar belakang peneliti bisa saja mencantumkan data atau pendapat-pendapat orang lain guna memperkuat alasan penelitiannya.

C. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan ditentukan dengan memilih pokok permasalahan yang diungkapkan pada awalnya sangat umum dan berlanjut kepada uraian yang lebih bersifat spesifik Fokus penelitian menggambarkan rincian pernyataan atau topik-topik pokok yang akan diungkapkan melalui penelitian. Apabila digunakan rumusan masalah, fokus penelitian berisi pernyataanpernyaaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannnya pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan.

D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin di capai dalam penelitian ini sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.Tujuan penelitian dirumuskan secara utuh dan berorientasi kepada pertanyaan-pertanyaan dalam permasalahan (fokus penelitian). Dari tujuan penelitian tercermin langkah operasional penelitian yang akan dilakukan. Pencantuman tujuan penelitian dimaksudkan agar peneliti senantiasa bergerak sesuai dengan tujuan tersebut. Apabila tujuan penelitian adalah ingin mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka peneliti harus selalu berupaya ke arah situ. Apabila peneliti bertujuan ingin mengetahui sikap pegawai tentang sesuatu hal maka dia harus. mengarahkan semua upaya penelitiannya , yaitu memperoleh data tentang sikap pegawai. Tercapai tidaknya tujuan penelitian secara eksplisit harus tampak dalam hasil penelitian dan dalam kesimpulan penelitian.

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ditunjukan untuk pengembangan ilmu dan guna laksana dalam pembangunan. Melalui paparan ini dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang diteliti layak dilaksanakan dan fungsional secara ilmiah dan paktis. Misalnya kalau ternyata terbukti bahwa ada hubungan antara gaji pegawai dengan semangat kerja mereka, lalu apa manfaat dari temuan tersebut bagi lingkungan di mana penelitian dilangsungkan?

F. Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau variabel-variabel penelitiannya secara lebih rinci. Dia tidak hanya mendefinisikan variabel-variabel tadi, tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara variabel-variabel tadi. Menguraikan kerangka pikirannya , peneliti tidak sekedar memfokuskan pada variabel-variabel penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungkan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi. Misalnya jika peneliti ingin mengetahui apakah ada korelasi antara gugus kendali mutu dengan tingkat produktivitas, maka peneliti menguraikan apa itu gugus kendali mutu, apa itu produktivitas, bagaimana hubungan di antara kedua variabel itu, lalu bagaimana keterkaitannya dengan organisasi secara menyeluruh.

Akhir kerangka pemikiran dapat disusun dalam bentuk model, yaitu abtraksi dari pemikiran-pemikiran yang melandasi penelitian. Model kerangka pemikiran bisa sama dengan model penelitian, tetapi juga bisa berbeda. Model penelitian cenderung lebih memusatkan pada variabel- variabel penelitian yang memang benar-benar akan diteliti, sedangkan model kerangka pemikiran lebih luas lagi. Misalnya, Model : K=f(m,k) - Kinerja adalah fungsi dari motivasi dan kemampuan, tetapi penelitian hanya ingin mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja. Dengan demikian dalam model kerangka pemikiran ada tiga variabel, sedangkan di model penelitian hanya ada dua variabel

G. Menetapkan Hipotesis Penelitian
Penelitian bisa menggunakan hipotesis atau bisa juga tidak, atau bahkan bisa pula memunculkan hipotesis. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah tesis (kesimpulan) yang masih belum tentu benar (hypo). Karena belum tentu benar, maka perlu diuji. Pemunculan hipotesis didasarkan atas kerangka pemikiran. Peneliti dapat membuat hipotesis : "Makin tinggi tingkat pemahaman pegawai pada peraturan organisasi, makin sedikit tingkat pelanggaran yang dilakukannya". Hipotesis ini muncul berdasarkan kerangka pemikiran bahwa orang melanggar suatu peraturan karena dia tidak atau kurang mengerti tujuan atau kegunaan peraturan tersebut. Kerangka pemikiran ini didukung oleh teori-teori, atau penelitian-peneliti-an tertentu.

Peneliti tidak bisa sembarangan membuat hipotesis. Dia harus benar-benar cermat membuat hipotesis agar hipotesisnya bisa diterima. Suatu hipotesis bisa saja ditolak, tetapi jika penolakannya disebabkan karena kerangka berpikir yang salah, bukan karena salah pengambilan data atau hal teknis lainnya, maka mutu logika peneliti dipertanyakan.Suatu penelitian boleh mempunyai lebih dari satu hipotesis. Terlepas dari jumlah yang ada, semuanya harus diuji.

H. KAJIAN PUSTAKA
Kajian kepustakaan berfungsi sebagai dukungan, evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah yang ditelit.Kajian teori bermanfaat sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan lapangan. Di samping itu landasan teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Peran landasan teori dalam penelitian kualitatif jauh berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori ke data serta berakhir pada penolakan atau penerimaan teori yang diajukan. Sedangkan penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatklan teori sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori.

Sumber