Return adalah hasil
yang diperoleh dari investasi (Hartono:2000). Pengujian prediktabilitas return
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan (Tandelilin:2000) :
- Mempelajari pola return seasonal.
- Menggunakan data return di masa lalu, baik untuk prediktabilitas jangka pendek dan jangka panjang.
- Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan. Return saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktorfaktor fundamental, seperti return on equity, quick ratio, leverage ratio, asset growth, accounting beta, earning variability dan dividen payout.
Faktor fundamental
merupakan faktor yang mempengaruhi beta saham. Investor akan menghadapi dua
kemungkinan dalam melakukan investasi, yaitu tingkat keuntungan yang
diharapakan (expected rate of return) dan tingkat risiko (risk).
Baca Juga:
- Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK 2018
- Pengertian Investasi dan Contohnya
- Pengertian Return on Investment
- Pengertian Beta Dalam Investasi Saham
Menurut Hartono
(2000) risiko adalah kemungkinan menyimpangnya keuntungan yang sesungguhnya
(actual return) dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).
Risiko merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam
analisis investasi, karena setiap pilihan investasi selalu mengandung risiko
dan risiko inilah yang mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh pemodal dari
investasinya. Risiko merupakan variabilitas return realisasi terhadap return
yang diharapkan. Risiko berhubungan dengan ketidak pastian.
Pemodal dalam
berinvestasi akan mendapatkan return di masa dating dengan nilai yang belum diketahui.
Pemodal dalam berinvestasi cenderung untuk menghindar dari kemungkinan
menanggung risiko, tetapi pemodal tidak dapat terbebas dari risiko.
Menurut Aryani,
Setiawan dan Warsito (2003) Risiko investasi dibagi menjadi dua :
a). Risiko sistematik
Risiko sistematik
merupakan variabilitas dalam total return suatu sekuritas yang secara langsung
berhubungan dengan pasar secara keseluruhan, sehingga setiap pemodal tidak
dapat menghilangkannya dengan diversifikasi sekuritas atau portofolio. Risiko
ini disebut juga Risiko yang tidak dapat didiversifikasi (nondiversifiable
risk). Penyebabnya antara lain tingkat inflansi, tingkat bunga, risiko pasar
maupun kondisi politik negara.
b). Risiko tidak
sistematik
Risiko tidak
sisitematik merupakan variabilitas dalam total return suatu sekuritas yang
tidak berhubungan dengan pasar secara keseluruhan atau dapat dikatakan hanya
terjadi pada suatu perusahaan tertentu. Risiko ini disebut tidak sistematik
karena pengaruhnya tidak sama terhadap perusahaan yang satu dengan yang lain.
Penyebabnya adalah berasal dari dalam perusahaanseperti risiko finansial, risiko manajemen dan risiko likuiditas. Risiko sistematik ini dapat dihilangkan dengan cara melakukan diversifikasi sekuritas karena sifat dari risiko ini yang unik untuk suatu perusahaan sehingga hal buruk yang terjadi pada suatu perusahaan dapat dihilangkan dengan memilih perusahaan yang memiliki hal yang baik. Risiko ini disebut juga risiko yang dapat didiversifikasikan atau diversifiable risk.
Penyebabnya adalah berasal dari dalam perusahaanseperti risiko finansial, risiko manajemen dan risiko likuiditas. Risiko sistematik ini dapat dihilangkan dengan cara melakukan diversifikasi sekuritas karena sifat dari risiko ini yang unik untuk suatu perusahaan sehingga hal buruk yang terjadi pada suatu perusahaan dapat dihilangkan dengan memilih perusahaan yang memiliki hal yang baik. Risiko ini disebut juga risiko yang dapat didiversifikasikan atau diversifiable risk.
Ada beberapa sumber
risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi (Tandelilin:2000)
:
- Risiko suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, ceteris paribus, yaitu jika tingkat suku bunga naik, maka harga saham akan turun begitu pun sebaliknya.
- Risiko pasar. Risiko ini merupakan fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
- Risiko inflansi. Bila tingkat inflansi naik, investor akan menuntut tambahan premium inflansi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.
- Risiko bisnis. Merupakan suatu risiko dalam menjalankan bisnis yang bergerak dalam suatu industri tertentu.
- Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan suatu perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.
- Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan untuk bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
- Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan nilai tukar mata uang domestic dengan nilai mata uang negara lain.
- Risiko negara. Risiko ini sangat berkaitan erat dengan kondisi perpolitikan disuatu negara, terutama untuk perusahaan yang beroperasi di luar negeri.
Dalam kaitannya
dengan penanaman dana pada asset financial (surat berharga) investor akan
dihadapkan pada risiko sehubungan dengan tingkat keuntungan yang diharapakan.
Dua kemungkinan yang dihadapi investor adalah tingkat keuntungan terbesar yang
diperoleh dengan risiko kecil.
Apabila investor
dihadapkan pada dua alternative investasi yang akan memberikan tingkat
keuntungan yang sama, maka investor akan memilih investasi dengan risiko yang
terkecil secara intuitif, semestinya ada hubungan positif antara risiko dengan
tingkat keuntungan.
Hubungan ini berlaku
hanya untuk return ekpektasi (return yang belum terjadi), semakin besar risiko
suatu sekuritas, semakin besar pula return yang diharapkan. Sebaliknya, semakin
kecil return yang diharapkan maka semakin kecil pula risiko yang harus
ditanggung oleh investor (Retnaningdyah:2003).