Artikel Pendidikan - Pakar Pendidikan Indonesia Fuad Hasan menjelaskan bahwasannya tujuan dari pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of culture values and social norm).
Mardiatmadja menyebutkan pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam memanusiakan manusia. Sehingga secara sederhana, tujuan pendidikan karakter dapat dirumuskan untuk merubah manusia menjadi lebih baik, dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam konteks yang labih luas, tujuan pendidikan karakter dapat dipilah menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus (on going formation).
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah atau madrasah yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah atau madrasah, dan masyarakat sekitarnya.
Dalam setting sekolah, tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;
c. Membanguan koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Dari berbagai penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pada intinya pendidikan karakter di sekolah itu bertujuan untuk membentuk siswa yang tidak hanya shalih secara pribadi (normatif) tetapi juga shalih secara sosial yang terwujud dalam perilaku sehari-hari, atau membentuk siswa yang mampu mengaplikasikan dzikir, fikir, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-harinya.
Mardiatmadja menyebutkan pendidikan karakter sebagai ruh pendidikan dalam memanusiakan manusia. Sehingga secara sederhana, tujuan pendidikan karakter dapat dirumuskan untuk merubah manusia menjadi lebih baik, dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam konteks yang labih luas, tujuan pendidikan karakter dapat dipilah menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan jangka panjangnya adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus menerus (on going formation).
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah atau madrasah yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah atau madrasah, dan masyarakat sekitarnya.
Dalam setting sekolah, tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;
c. Membanguan koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Dari berbagai penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwasannya pada intinya pendidikan karakter di sekolah itu bertujuan untuk membentuk siswa yang tidak hanya shalih secara pribadi (normatif) tetapi juga shalih secara sosial yang terwujud dalam perilaku sehari-hari, atau membentuk siswa yang mampu mengaplikasikan dzikir, fikir, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-harinya.