Makalah Bahasa Indonesia Teks Anekdot

Pendahuluan - Keterampilan berbahasa memiliki 4 (empat) komponen, yaitu: a) keterampilan menyimak (listening skills), b) keterampilan berbicara (speaking skills), c) keterampilan membaca (reading skills), dan d) keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir (Tarigan, 1986:1).

Teks anekdot dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X bertujuan untuk melatih siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata dengan cara yang unik dan lebih baik. Selain dari segi materi, Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih berperan aktif selama kegiatan pembelajaran. Dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Kurikulum 2013 juga menuntut diterapkannya pendekatan saintifik. Oleh karena itu, guru harus mendorong siswa untuk aktif selama pembelajaran berlangsung.
Makalah Bahasa Indonesia Teks Anekdot
Pembahasan
Teks Anekdot
Teks adalah satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial, baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap. Selain itu, karena teks digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur tersendiri. Sementara, tujuan sosial yang akan dicapai setiap manusia beragam, maka akan muncul beragam jenis teks dengan struktur teks atau struktur berpikirnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Pada buku siswa (wajib) yang berjudul Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik (2014:99), anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Baca Juga  : Contoh Teks Anekdot

Selain itu, anekdot merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat, partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Teks anekdot juga berisi peristiwa yang membuat perasaan jengkel atau konyol, dimana perasaan tersebut merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustasi, serta tercapai dan gagal.

Anekdot merupakan salah satu genre sastra yang biasanya untuk merefleksikan diri maupun isu-isu yang tengah hangat dan menjadi fenomena di lingkungan kehidupan bermasyarakat. Menurut Mahsun (2014: 23), teks anekdot merupakan genre sastra yang termasuk dalam jenis teks tunggal. Slade (melalui Hyland, 2002: 16) mengemukakan bahwa anekdot itu terdiri dari (abstrak)^orientasi^krisis^reaksi^’ (koda). Berkaitan dengan penulisan teks anekdot, ada tiga hal yang harus dipahami oleh guru, yaitu:
1. Tujuan Komunikatif
Jenis teks ini sangat efektif untuk mengemas informasi yang berupa cerita tentang suatu kejadian konyol di masa lalu. Hal ini dimaksudkan untuk mengajak para pembaca berbagi emosi. Karena bersifat konyol, pada dasarnya anekdot memiliki karakter lucu (Pardiyono, 2007: 292).

2. Struktur Retorik
Anekdot memiliki elemen teks yang disusun secara retorik: judul^abstrak^orientasi^krisis^reaksi^koda. Berikut penjelasan mengenai unsurunsur struktur retorik anekdot menurut Pardiyono (2007: 292):
a. Judul berbentuk frase yang berisi satu topik kejadian di masa lalu untuk dibagikan dengan para pembaca.
b. Abstrak sangat umum berupa suatu pernyataan retorik atau pernyataan yang berupa eklamasi. Bagian abstrak adalah bagian yang bisa menentukan apakah para pembaca tertarik secara emosional untuk melakukan sharing.
c. Orientasi berisi pengantar cerita, atau latar cerita.
d. Krisis berisi pemaparan kejadian puncak atau insiden yang merupakan inti dari kekonyolan cerita atau kekonyolan kejadian.
e. Reaksi berisi reaksi atau tindakan solusi yang diambil atau dilakukan oleh penulis untuk mengatasi atau menyelamatkan diri dari insiden tersebut.
f. Koda adalah penutup cerita yang merupakan akhir atas insiden tersebut.

3. Kaidah Kebahasaan
Menurut Pardiyono (2007), teks anekdot banyak mempergunakan kalimat deklaratif dan pernyataan kausal pada bagian abstrak. Penggunaan bentuk lampau sangat dominan karena anekdot berisi suatu paparan cerita atau kejadian konyol di masa lalu. Penggunaan konjungsi sudah pasti diperlukan untuk menunjukkan urutan kejadian. Berikut uraian mengenai ciri kebahasaan dalam teks anekdot.

a. Teks anekdot menggunakan kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang isinya hanya meminta pendengar atau yang mendengar kalimat itu untuk menaruh perhatian saja, tidak usah melakukan apa-apa, sebab maksud si pengujar hanya untuk memberitahukan saja (Chaer & Agustina, 2010: 50). Austin (melalui Chaer & Agustina, 2010: 51) membedakan kalimat deklaratif berdasarkan maknanya menjadi kalimat konstatif dan kalimat performatif. Kalimat konstatif adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka, sedangkan kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan.
b. Teks anekdot menggunakan pernyataan kausal
c. Teks anekdot menggunakan bentuk kalimat lampau
d. Teks anekdot menggunakan konjungsi

Konjungsi adalah kata atau gabungan kata yang berfungsi menghubungkan bagian ujaran yang mungkin berupa kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, maupun kalimat dengan kalimat. Umpamanya kata-kata dan, sedangkan, dan meskipun pada kalimat-kalimat berikut adalah sebuah konjungsi (Chaer, 1990: 53)
1) Kami berjuang untuk nusa dan bangsa.
2) Tamu sudah banyak yang datang sedangkan beliau belum muncul juga.
3) Meskipun kami melarat, kami tidak mau melakukan pekerjaan itu.

Ada dua macam konjungsi yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi intrakalimat berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa yang berada di dalam sebuah kalimat. Konjungsi antarkalimat adalah kata atau gabungan kata yang menghubungkan kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf berikutnya (Chaer, 1990: 53-56). Baca Selanjutnya...

Baca Juga :
Pengertian Teks Anekdot Menurut Para Ahli
Struktur Teks Anekdot
Ciri kebahasaan Teks Anekdot
Kaidah dan Unsur Penulisan Teks Anekdot