Kaidah dan Unsur Penulisan Teks Anekdot

Kaidah Penulisan Teks Anekdot
Dalam penulisan teks anekdot harus menggunakan kaidah penulisan yang tepat agar teks anekdot yang dihasilkan menjadi sebuah teks yang tepat. Kemendikbud (2013:112) mengatakan bahwa kaidah penulisan teks anekdot sebagai berikut.
a. Menggunakan pertanyaan retorika, seperti: apakah kamu tahu?
b. Menggunakan kata sambung (konjungsi) waktu, seperti: kemudian, setelah itu, dll.
c. Menggunakan kata kerja seperti: pergi, tulis, dll.
d. Menggunakan kalimat perintah.


Pada penulisan teks anekdot harus memperhatikan kaidah penulisan yang sudah dipaparkan seperti menggunakan pertanyaan retorika, menggunakan kata sambung, menggunakan kata kerja, dan menggunakan kalimat perintah. Sedangkan menurut Tim Cerdas Komunika (2013:5) menyatakan bahwa kaidah penulisan dalm teks anekdot harus berupa lelucon dan mengandung kebenaran tertentu. Jadi, kaidah penulisan teks anekdot di dalam ceritanya harus berupa lelucon dan mengandung kebenaran tertentu.

Sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan mengenai kaidah penulisan teks anekdot, penulis menyimpulkan bahwa kaidah penulisan teks anekdot adalah ketepatan menggunakan kalimat, penulisannya harus berupa lelucon, dan mengandung kebenaran tertentu

Unsur-unsur Teks Anekdot
Sarwono (2014) yang di akses pada tanggal 7 mei 2014 pukul 14.40 WIB, menyatakan bahwa unsur-unsur sebagai berikut.
a. Tema Cerita
Tema merupakan gagasan umum yang menjadi dasar pengembangan seluruh cerita.

b. Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang ada dalam cerita.

c. Latar
Latar dibedakan dalam 3 unsur pokok, yaitu:
1) Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita;
2) Latar waktu, berhubungan dengan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita; dan.
3) Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan status social tokoh yang diceritakan, serta perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang dijelaskan dalam cerita.

d. Sudut pandang
Sudut pandang (point of view) merupakan teknik yang diipilih pencerita untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Sudut pandang dalam cerita terdiri dari dua macam, yaitu pesona (orang) pertama dan pesona (orang) ketiga. Sudut pandang orang pertama terbagi atas aku sebagai contoh utama dan aku sebagai contoh tambahan.

Sedangkan sudut pandang orang ketiga dibagi menjadi pencerita serba tahu dan pencerita terbatas (pengamat).

e. Gaya bahasa dan nada
Bahasa dalam cerita berfungsi sebagai penyapa gagasan, sedangkan nada merupakan ekspresi pencerita.

Jenis-jenis Teks Anekdot
Luxemburg dkk. (1984:160), menyatakan bahwa jeni-jenis teks anekdot, sebagai berikut.
a. Artikel
Anekdot artikel bias berbentuk format naratif yang mana dalam ceritanya memiliki kejelasan tokoh, alur, peristiwa, dan latar. Karena artikel anekdot juga menceritakan seseuatu hal atau tokoh faktual/terkenal.

b. Cerpen
Bentuk anekdot berupa cerpen biasanya hanya menceritakan sesuatu hal yang lugas. Artinya cerita tersebut tidak berbelit-belit, karena jika anekdot disajikan dalam bentuk lugas maka pendengar atau pembaca lebih cepat mengerti isi lelucon cerita tersebut. Anak dari itu anekdot jenis cerpen lebih singkat.

c. Teks dialog
Teks dialog merupakan sarana primer. Maksudnya, teks dialog merupakan situasi bahasa utama. Teks dialog di dalam drama merupakan bagian terpenting dalam sebuah drama, dan sampai taraf tertentu ini juga berlaku bagi monolog-monolog. Oleh karena itu teks anekdot bisa berupa teks dialog yang dalam formatnya disebut anekdot dalm format dramatik yang mempunyai petunjuk lakon (karmagung/ lakuan).