Contoh Teks Anekdot 1 Berjudul "Cerita Pak Lebai Malang"
Judul : Lebai Malang
Abstraksi :
Pada zaman dahulu di suatu desa ada seorang yang tamak. Setiap ada pesta ia selalu mamanfaatkan keadaan tersebut. Suatu hari ia kebingungan untuk memilih tempat yang lebih banyak terdapat banyak makanan yang enak serta mahal. Tetapi keadaan berkata lain sehingga ia mendapatkan teguran atas perilaku yang tidak terpuji tersebut.
Orientasi:
Tersebutlah kisah seorang guru agama yang hidup di tepi sungai di sebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya dari desa-desa tetangga.
Krisis :
Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersama. Pak Lebai menimang-nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir, kalau ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut.
Menurut berita, masakan orang-orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai. Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan mendapat hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi tamunya tambahan kue-kue. Hingga ia mulai mengayuh perahunya ke tempat pesta pun ia belum dapat memutuskan pesta mana yang akan dipilihnya.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru tiba di tengah perjalanan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir sampai di desa hilir sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih ia sana sangat kurus. Ia pun mengubah haluan perahunya menuju hulu sungai, sesampainya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta di sana sudah selesai.
Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Sayangnya, di sana pun pesta sudah berakhir.
Reaksi
Pak Lebai pun menggerutu menyesali apa yang dilakukan. Ia tidak mendapat kepala kerbau yang diinginkannya.
Koda
Akhirnya, Pak Lebai menyadari bahawa perilakunya selama ini tidak terpuji dan mengakibatkan ia merugi dalam segala hal.
Contoh Teks Anekdot 2 Berjudul “KUHP dalam Anekdot”
Judul : KUHP dalam Anekdot
Abstraksi
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Orientasi Suasana kelas biasa-biasa saja.
Krisis
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak...!”
Reaksi
Mahasiswa lain tertentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggelengkan-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak...!”
Koda
Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahakbahak. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
Judul : Lebai Malang
Abstraksi :
Pada zaman dahulu di suatu desa ada seorang yang tamak. Setiap ada pesta ia selalu mamanfaatkan keadaan tersebut. Suatu hari ia kebingungan untuk memilih tempat yang lebih banyak terdapat banyak makanan yang enak serta mahal. Tetapi keadaan berkata lain sehingga ia mendapatkan teguran atas perilaku yang tidak terpuji tersebut.
Orientasi:
Tersebutlah kisah seorang guru agama yang hidup di tepi sungai di sebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya dari desa-desa tetangga.
Krisis :
Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersama. Pak Lebai menimang-nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir, kalau ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut.
Menurut berita, masakan orang-orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai. Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan mendapat hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi tamunya tambahan kue-kue. Hingga ia mulai mengayuh perahunya ke tempat pesta pun ia belum dapat memutuskan pesta mana yang akan dipilihnya.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru tiba di tengah perjalanan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir sampai di desa hilir sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih ia sana sangat kurus. Ia pun mengubah haluan perahunya menuju hulu sungai, sesampainya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta di sana sudah selesai.
Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Sayangnya, di sana pun pesta sudah berakhir.
Reaksi
Pak Lebai pun menggerutu menyesali apa yang dilakukan. Ia tidak mendapat kepala kerbau yang diinginkannya.
Koda
Akhirnya, Pak Lebai menyadari bahawa perilakunya selama ini tidak terpuji dan mengakibatkan ia merugi dalam segala hal.
Contoh Teks Anekdot 2 Berjudul “KUHP dalam Anekdot”
Judul : KUHP dalam Anekdot
Abstraksi
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Orientasi Suasana kelas biasa-biasa saja.
Krisis
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada dosen. “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak...!”
Reaksi
Mahasiswa lain tertentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggelengkan-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak...!”
Koda
Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahakbahak. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.