Sifat Materi Dalam Perubahannya


Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhubungan dengan materi seperti air, gula, garam, besi, dan lainnya. Air jika direbus akan berubah menjadi uap; air jika didinginkan akan berubah menjadi es. Gula dan garam berwarna putih, berbentuk padat kristalin, tidak berbau serta larut dalam air. Gula manis yang dipanaskan akan meleleh dan berubah warna menjadi cokelat. Garam asin yang dipanaskan akan meleleh, tetapi tidak berubah warna. Besi jika dibiarkan di udara akan berkarat. Apakah semua logam jika dibiarkan di udara akan berkarat? Jika kita cermati, materi-materi tersebut memiliki seperangkat sifat atau karakteristik (ciri) dan hal itu memberinya identitas yang unik. Kita dapat mengenal suatu materi dan membedakannya dengan materi-materi lainnya berdasarkan sifat atau karakteristiknya.

Suatu materi yang dapat Anda amati tanpa mengubah zat-zat yang menyusun materi tersebut disebut sifat fisis. Anda tidak dapat membengkokkan sebuah pensil, tetapi Anda dapat membengkokkan sebuah kawat tembaga. Pensil tidak dapat bengkok, tetapi akan patah karena isi dari pensil berupa karbon padat berbentuk batang memiliki ciri rapuh/getas. Kerapuhan/kegetasan tersebut merupakan salah satu ciri fisis yang menggambarkan isi pensil berupa karbon yang dipadatkan. Contoh-contoh sifat fisis dari suatu materi adalah warna, bentuk, wujud (fasa), rasa, bau, kepadatan, daya hantar panas, daya hantar listrik, kelarutan, titik didih, titik beku, titik bakar, titik lebur, titik leleh, dan lainnya.

Anda dapat menggambarkan suatu zat dengan sifat-sifat fisis yang dimiliki. Beberapa sifat fisis menggambarkan penampakan suatu materi atau benda. Sebagai contoh, sebuah batu bata dapat digambarkan sebagai sebuah balok yang terbuat dari tanah liat berwarna merah bata. Dengan menggambarkan bentuk, warna, dan keadaan batu bata tersebut, kita telah mengetahui beberapa sifat fisisnya.


Beberapa sifat fisis dapat diukur. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan penggaris untuk mengukur salah satu sifat fisis dari batu bata, yaitu volumenya. Kita dapat mengukur panjang, lebar, dan tinggi batu bata tersebut. Sifat fisis lain dari batu bata juga dapat diukur, yaitu berat dengan cara menimbang batu bata tersebut. Jika kita membuat secangkir kopi, kita dapat mengukur volume dan suhunya, serta dapat menggambarkan bau khas dari kopi. Setiap ciri tersebut merupakan sifat fisis dari minuman kopi. Beberapa sifat fisis menggambarkan sifat suatu materi atau zat. Mungkin Anda tahu, semua benda yang terbuat dari besi dapat ditarik oleh daya magnet. Daya tarik besi terhadap magnet ini merupakan sifat fisis besi. Setiap zat mempunyai sifat fisis yang membedakannya dengan zat lainnya.
campuran antara kerikil dan butiran pasir di dalam sebuah toples
Campuran Antara Kerikil dan butiran Pasir

Gambar diatas merupakan campuran antara kerikil dan butiran pasir di dalam sebuah toples. Anda tentu dapat mengamati dan mengidentifikasi kerikil dan butiran pasir melalui ukuran, bentuk, dan warnanya yang berbeda. Dengan mengocok/menggeser-geser campuran tersebut, Anda akan dapat memisahkan dengan mudah antara kerikil dan butiran pasir karena keduanya berbeda bentuk dan ukurannya. Ketika proses pemisahan dengan cara pengayakan, butiran pasir akan lolos melewati lubang-lubang ayakan, sedangkan kerikil akan tertinggal di atas ayakan.
campuran antara serbuk besi dan butiran pasir

Gambar di atas merupakan campuran antara serbuk besi dan butiran pasir. Proses pemisahan campuran serbuk besi dan butiran pasir dengan cara pengayakan tidak dapat dilakukan karena bentuk dan ukuran yang sama. Ketika proses pengayakan, serbuk besi dan butiran pasir akan lolos melewati lubang-lubang ayakan. Cara pemisahan yang efisien adalah dengan mendekatkan batang magnet pada campuran tersebut. Terlihat pada gambar, ketika batang magnet dilewatkan di atas campuran tersebut, serbuk besi akan ditarik oleh batang magnet, sedangkan butiran pasir tidak. Ketertarikan serbuk besi oleh magnet merupakan sifat fisis dari besi yang dalam hal ini dapat digunakan untuk memisahkan zat dari campuran

Saat berada di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), kita kerap melihat beberapa simbol larangan yang salah satunya adalah DILARANG MEROKOK seperti pada Gambar di bawah ini. 
Peringatan itu menyatakan bahan bakar yang berada di SPBU seperti bensin dan solar bersifat mudah terbakar

Peringatan itu menyatakan bahan bakar yang berada di SPBU seperti bensin dan solar bersifat mudah terbakar. Kecenderungan suatu zat untuk terbakar merupakan contoh dari sifat kimia. Bensin merupakan zat kimia yang mudah terbakar. Jika asap dari rokok mengenai bensin, bensin akan bereaksi dan memicu kobaran api sehingga memungkinkan terjadi kebakaran bahkan ledakan.

Ketika berada di toko bahan kimia, kita mungkin melihat beberapa bahan kimia yang disimpan dalam botol-botol berwarna gelap dan biasanya botolnya berbahan gelas. Mengapa demikian? Bahan kimia tersebut mengandung zat dengan sifat kimia yang mudah terbakar. Perubahan kimia atau sifat mudah terbakar pada bahan kimia tersebut akan terjadi jika bahan kimia terkena sinar matahari. Oleh karenanya, bahan kimia yang mudah terbakar akan aman jika disimpan dalam botol berwarna gelap dan berbahan dari gelas agar tidak terpapar oleh sinar matahari langsung.

Pada saat sebuah logam dibiarkan di udara, beberapa jenis logam akan mengalami korosi. Korosi merupakan proses degradasi atau perusakan material atau bahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya seperti udara, air tawar, air laut, larutan, dan tanah yang bersifat elektrolit. Proses korosi pada suatu material atau bahan berlangsung secara alami dan dengan sendirinya. Korosi pada besi berupa karat besi yang merupakan senyawa oksida besi. Oksida besi merupakan besi yang telah mengikat oksigen di udara. Karat besi akan mengakibatkan kerapuhan pada besi karena besi telah terdegradasi sehingga logam besi yang berada di bawahnya akan terus mengalami korosi. Contoh korosi pada logam dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Aluminium juga bereaksi dengan oksigen di udara membentuk senyawa aluminium oksida. Namun, tidak seperti karat pada besi, aluminium oksida berbentuk lapisan tipis yang melindungi aluminium di bawahnya sehingga proses korosi terhenti

Aluminium juga bereaksi dengan oksigen di udara membentuk senyawa aluminium oksida. Namun, tidak seperti karat pada besi, aluminium oksida berbentuk lapisan tipis yang melindungi aluminium di bawahnya sehingga proses korosi terhenti. Tembaga juga akan bereaksi dengan oksigen di udara membentuk senyawa tembaga karbonat berupa lapisan berwarna hijau. Emas tidak bereaksi dengan oksigen di udara sehingga tidak terbentuk korosi. Bereaksi atau tidaknya suatu logam dengan oksigen di udara merupakan sifat kimia dari logam.

Baca Juga Perubahan Materi Dalam Ilmu Kimia

Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang menyatakan apakah suatu zat tersebut dapat mengalami perubahan kimia tertentu atau tidak. Sifat kimia meliputi kereaktifan seperti muda/sukar terbakar, mudah/sukar berekasi, mudah/sukar melapuk, rumus kimia, susunan ikatan, bentuk molekul, logam atau nonlogam, asam atau basa, dan lainnya. Dengan mengetahui sifat kimia dari suatu zat, kita akan dapat menggunakan zat tersebut secara tepat dan aman.