ARTIKEL PENDIDIKAN. Dalam mengembangkan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik, guru perlu memperhatikan prinsip
berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada
peserta didik (child centered oriented)
Istilah child centered oriented
sebenarnya sudah lama terdengar dalam perbincangan berbagai model pembelajaran, namun satu hal yang perlu ditekankan adalah bagaimana prinsip
tersebut dapat benar-benar dilakukan guru dalam proses pembelajaran.
Peserta didik adalah sentral dan orientasi, yaitu segala keputusan guru terkait
dengan pembelajaran harus didasarkan pada keadaan riil peserta didik,
dan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan guru di kelas
adalah dalam rangka mengantarkan peserta didik pada pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Pembelajaran membentuk students’
self concept
Pembelajaran yang dikembangkan guru
harus mampu membentuk konsep diri pada pesera didik, yaitu
peserta didik memiliki konsep yang positif terhadap dirinya sendiri sebagai individu yang memiliki kemampuan yang "luar biasa‟ yang dapat berbuat,
menemukan, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan.
Selain itu, pembelajaran yang dikembangkan guru harus mampu
mengajarkan kepada peserta didik prinsip-prinsip dasar logika ilmiah
yang memungkinkan peserta didik untuk memanfaatkannya dalam memahami, mengkritisi berbagai permasalahan yang dihadapinya.
3. Pembelajaran terhindar dari
verbalisme
Pembelajaran saintifik diarahkan
untuk membentuk diri peserta didik menjadi insan akademik melalui
pengamatan dan percobaan. Pengmatan dan percobaan yang dilakukan guru
bersama peserta didik memungkinkan peserta didik memiliki pengetahuan
tentang sesuatu secara langsung melalui inderanya, melalui
pembuktian ilmiah dan tidak hanya kata-kata tentang kebenaran dari orang lain.
4. Pembelajaran memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
konsep, hukum, dan prinsip.
Hal tersebut akan tercapai melalui
kegiatan pembelajaran yang selalu mengajak peserta didik untuk
melakukan, mempraktikkan, mengeksplorasi dan melakukan experimen.
5. Pembelajaran mendorong
terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik.
Kemampuan berpikir peserta didik
akan meningkat manakala guru mampu memfasilitasi aktivitas berpikir
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan pembelajaran kontekstual, problem based learning, problem possing, problem
solving, inquiry approach, dan sejenisnya.
Baca Juga :
- Pengertian Pendekatan Saintifik
- Kriteria pembelajaran saintifik
- Prinsip pembelajaran saintifik
- Langkah-langkah pembelajaran saintifik
6. Pembelajaran meningkatkan
motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar guru.
Peningkatan motivasi peserta didik
akan meningkat manakala guru mampu memenuhi instink quriosity peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Instink rasa ingin tahu peserta
didik yang sedang muncul harus difasilitasi melalui kegiatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik menemukan jawaban atas berbagai
pertanyaan yang ada pada dirinya tentang realitas.
7. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
Kemampuan berkomunikasi merupakan
perwujudan dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi pembelajarn sekaligu untuk mengembangkan sikap keberanian dan tanggung jawab pesera didik. Kemampuan berkomunikasi dapat
dikembangkan guru melalui komunikasi lisan dan tertulis, sehingga setiap
kegiatan pembelajaran peserta didik diberi kesempatan untuk
mengkomunikasikan pemahamannya atas materi ajar.
8. Adanya proses validasi terhadap
konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam
struktur kognitifnya.
Validasi ini dilakukan guru di
tengah-tengah kegiatana pembelajaran atau diakhir waktu. Kegiatan validasi
bermanfaat untuk memantapkan kebenaran ilmiah yang ditemukan
dalam kegiatan pembelajaran pada saat itu, dan juga untuk meluruskan
kemungkinan terjadinya kesalahan pemahaman peserta didik atas materi
pembelajaran.