Aspek Ekonomi Kesehatan

ARTIKEL PENDIDIKAN. Aspek Ekonomi Kesehatan diantanya adalah Pertama Aspek produksi (Supply). Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan, seperti sumber pembiayaan kesehatan dari pemerintah, swasta, out of pocket, berapa besarnya, kecenderungannya dan sistem mobilisasi pembiayaan kesehatan, yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan yang akan menghasilkan output. Contohnya menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan, seperti sarana gedung, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan. Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program yang dapat memberikan gambaran tentang Cost Efficiency, Cost Effectiveness, dan Cost Utilization.


Kedua Aspek konsumsi (Demand). Menelaah pola penggunaan pelayanan kesehatan dan differensiasinya menurut fasilitas, strata pendidikan, kelompok umur, pekerjaan, bagaimana pengaruh tarif, subsidi, asuransi, pendapatan terhadap pola konsumsi pelayanan kesehatan. Dari sudut pandang demand masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannnya, sehingga mereka memerlukan pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi, hal ini didorong oleh adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin.

Aspek Ekonomi Kesehatan
Uang Dalam Karung Kuning
Terdapat hubungan yang sangat kompleks antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan, penyebab utamanya adalah karena kesenjangan informasi berupa status kesehatan saat ini, status kesehatan yang membaik, informasi tentang macam perawatan yang tersedia, efektivitas pelayanan, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena permintaan pelayanan kesehatan mengandung masalah ketidakpastian, sehingga persoalan informasi tidak hanya dalam hal pelayanan saja, menjadi penting untuk mengeliminir keadaan yang tidak pasti tadi. Arrow menjelaskan pelayanan kesehatan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang disebarluaskan kepada masyarakat, kemudian hal itulah yang menjadi pengaruh atas permintaan atau penggunaan. 
Konsumsi pelayanan kesehatan pada saat yang genting mungkin bisa digolongkan sebagai kemampuan untuk melepaskan persoalan pengambilan keputusan kepada dokter, persoalan informasi dan pengambilan keputusan merupakan masalah pokok dalam teori relationship. Pada teori relationship dokterlah yang melakukan keputusan bagi kebutuhan pesiennya.

Karakteristik pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya. Perlu dicatat bahwa pada saat kita membahas persoalan ciri komoditi kesehatan akan kita lihat sebenarnya konsumen komoditi pelayanan kesehatan tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang komoditi yang akan dikonsumsinya. Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang.

Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut:
1. Intangibility. Pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3. Inventory. Pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4. Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien bervariasi.

Evaluasi ekonomi dalam pelayanan kesehatan mampu menyediakan berbagai cara untuk menanggulangi masalah manajemen, dengan menggunakan berbagai pertimbangan pilihan masyarakat. Penekanannya terletak pada penentuan bagaimana penyediaan pelayanan kesehatan yang terbaik, bukan penentuan prioritas dalam investasi.


Langkah-langkah yang harus dilalui dalam evaluasi ekonomi pelayanan kesehatan adalah:
1. Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam memperhitungkan kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Perhitungan biaya dan konsekuensi yang berkaitan dengan dampak terhadap status kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Penilaian dan pengukuran biaya serta konsekuensinya dengan konsep opportunity cost dan teknik shadow pricing.
4. Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda, misalnya program pencegahan yang memiliki dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti program pengobatan penyakit. Untuk itu dilakukan metode discounting dengan asumsi bahwa orang lebih menyukai manfaat yang diperoleh secara cepat. 

Informasi dari dokter kepada pasien khusus mengenai status kesehatan pasien, jenis
pelayanan beserta efektivitasnya akan menempatkan posisi dokter sebagai supplier, dan pengaruhnya akan langsung kepada utility konsumen. Informasi yang berkaitan dengan kesehatan dapat diberikan oleh dokter dan para medis, tetapi tidak selamanya informasi ini menjadi pengetahuan bagi pasien, pada beberapa hal terkadang pemberian informasi malah akan memberi beban pada pasien.

Sifat komoditi pelayanan kesehatan terdiri dari dua sisi pasar, yaitu permintaan dan penawaran yang mencerminkan apa yang diminta (kesehatan) dan apa yang disediakan (pelayanan kesehatan). Dari sudut permintaan penawaran mempunyai kecenderungan muncul secara bersamaan yang dimanifestasikan melalui permintaan (relationship).
Karakteristik komoditi antara lain ialah ketidaksempurnaan informasi, ketidakpastian permintaan, monopoli penawaran, komoditi tidak pernah homogen. Dalam hal ini pemerintah bertindak mengatur pasar, terutama untuk menghindari konsumen dari pemilihan pelayanan yang salah.

Persoalan meningkatnya penggunaan asuransi kesehatan, dampak negatif ini sering disebut moral hazard, yang memiliki dua bentuk yaitu 
1) konsumen yang merasa tidak ada beban biaya apapun pada saat melakukan konsumsi komoditi pelayanan kesehatan,
2) produsen mengetahui bahwa konsumennya dilindungi oleh asuransi kesehatan sehingga melakukan pelayanan yang tidak diperlukan yang akan menimbulkan ketidakefisienan.

Ekonomi kesehatan dari pelayanan kesehatan Need, Demand dan Want
1. Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan dan kompetensi dokter.
2. Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien, dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter dan harga obat.
3. Want (keinginan) adalah barang atau pelayanan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka, misalnya, obat yang bekerja cepat.

Persoalan need di bidang kesehatan mencatat beberapa ide pokok, antara lain
1. Terdapat banyak kekaburan dan pemikiran yang tidak logis tentang konsep need tersebut
2. Need tidak selalu harus dijelaskan dengan tanpa mempertimbangkan apakah hasil akhir yang ingin dicari serta jenis pelayanan kesehatan manakah yang dijadikan instrumennya
3. Pengabaian kemungkinan pertukaran dalam rangka memenuhi suatu need tampaknya akan merupakan persoalan awal dari timbulnya masalah ketidakefisienan.
4. Need hampir selalu timbul usaha baik bagi pihak ketiga yang terlibat dalam persoalan penilaian
5. Need harus diranking dan dihitung.

Ekonomi kesehatan tidak dapat dilepaskan dengan pembiayaan, pembiayaan kesehatan bukan hanya persoalan sektor kesehatan saja, melainkan juga mencerminkan kesulitan perekonomian secara menyeluruh. Strategi nasional sangat diperlukan mengatasi kesulitan tersebut antara lain dengan adanya kesepakatan nasional dengan tetap ditahan di sektor kesehatan daripada memotong anggaran atau ditransfer dari sektor lain. Prioritas pertama mengatasi kesulitan pembiayaan kesehatan dengan memperbaiki efisiensi meliputi mempertinggi mutu kesehatan dalam lingkup nasional, memperbaiki manajemen dengan cara pelatihan staf dan pengembangan peralatan yang tepat guna. Penggunaan sumber daya secara tepat guna meliputi prioritas perawatan preventif dari pada kuratif, sedangkan pada waktu bersamaan pilihan untuk menaikkan dana dapat dipertimbangkan lebih lanjut menggunakan kriteria evaluasi yang tepat.

Karakteristik pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya, karakteristik khusus pelayanan kesehatan adalah:
1. Intangibility. Pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Seperti tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3. Inventory. Pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4. Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien bervariasi.
5. Perencanaan kesehatan harus berdasarkan kepada pandangan yang realistis terhadap tersedianya sumber daya.