Informasi Umum. Salah satu konsekuensi dari
kemajuan teknologi saat ini, adalah meningkatnya produksi dan penggunaan bahan
kimia untuk keperluan manusia baik industri, pertanian dan rumah tangga. Hasil
sampingan dari kemajuan teknologi yaitu limbah yang telah tersebar di seluruh
kehidupan maliputi udara, air dan tanah. Akibatnya suatu tatanan lingkungan
dapat tercemar atau menjadi rusak. Pencemaran yang sangat jelas dirasakan saat ini yaitu pencemaran udara
yang menyebabkan semakin meningkatnya suhu di muka bumi.
Isu global warming saat ini sangat
mengkhawatirkan berbagai kalangan masyarakat mengingat ramalan dan prediksi
dari dampak global warming tersebut. Selengkapnya tentang Kegunaan atau Tujuan Penanaman Pohon Pelindung di Jalan.
Pencemaran udara merupakan salah satu
faktor pertama yang menyebabkan pemanasan global tersebut. Hal ini dikarenakan
emisi yang dikeluarkan dari alat-alat teknologi yang tidak dapat di manfaatkan
oleh makhluk hidup, sehingga emisi pencemar tersebut menguap begitu saja.
Kualitas udara antara lain
ditentukan oleh keberadaan gas pencemar hasil buangan pembakaran bahan bakar
fosil. Contohnya sulfur dioksida (SO2) adalah hasil primer dari pembakaran yang
timbul dari kombinasi sulfur dan oksigen atsmosfir. Beranekaragam unsur dapat ditemukan di dalam tubuh
tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa semua unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan
untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan di dalam tubuh
tumbuhan malah dapat mengganggu metabolisme atau meracuni tumbuhan, sebagai
contoh adalah beberapa jenis logam berat seperti Al, Cd, Ag dan Pb.
(Lakitan,2004:63)
Transportasi juga telah mendapat
perhatian, terutama sarana transportasi dengan mobil, karena laju pertumbuhan
dan jumlah mobil sangat tinggi. Walaupun jumlah penduduk dunia terus bertambah,
namun laju pertambahannya tidak sebesar laju pertambahan jumlah mobil. Ini
berarti laju pertumbuhan jumlah kendaraan lebih besar dibandingkan laju
pertambahan jumlah penduduk. (Kristanto,2004:52).
Tingkat kepadatan mobil
tertinggi terdapat di Amerika Serikat. Di Negara yang industrinya sudah sangat
berkembang ini ternyata hanya memberikan kontribusi sebesar 13% terhadap
pencemaran udara, tetapi sektor transportasi memberi andil sebesar 41 (Kristanto,2004:53).
Ini membuktikan bahwa tingkat pencemaran udara terbesar
disebabkan oleh transportasi darat, air maupun udara. Hal ini juga
dikhawatirkan dapat terjadi di Indonesia terutama di Banda Aceh mengingat
semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dalam rentang waktu lima tahun
setelah tsunami.
Salah satu tujuan penanaman pohon
pelindung di jalan untuk mengurangi kadar karbon dioksida yang berlebih di
lingkungan, serta diharapkan dapat menyuplai sejumlah besar oksigen dari hasil
fotosintesis tumbuhan. Tujuan ini akan terwujud apabila kemapuan suatu tumbuhan
dalam melepaskan oksigen tergantung kepada tumbuhan hijau yang mempunyai
klorofil tinggi dan laju fotosintesis tinggi.
Dalam bukunya Djamal (2005: 68)
mengatakan, “Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme tumbuh-tumbuhan
berhijau daun yang sangat dinamis, tanggap terhadap panjangnya hari dan
faktor-faktor iklim. Kemampuan melepaskan O2 tergantung kepada tumbuhan hijau
yang mempunyai klorofil tinggi dan laju fotosintesis tinggi dengan titik
kompensasi cahaya rendah.” Penanaman tanaman pelindung ini juga akan mengurangi
dampak pencemaran lingkungan perkotaan akibat penebangan sejumlah pohon dengan
tujuan pelebaran jalan, perluasakan
jalan serta penggalian drainase telah menebang sebagian besar pohon pelindung
yang telah ada semenjak di zaman penjajahan dahulu telah habis ditebang.
Penebangan
pohon yang terus tergantikan oleh pembangunan menyebabkan semakin memperburuk
udara perkotaan di Banda Aceh. Hal ini dirasakan dengan semakin meningkatnya
suhu udara di kota Banda Aceh, semakin meningkatnya debu serta semakin
langkanya beberapa spesies hewan yang terdapat di kota Banda Aceh.
Tanaman bioindikator maupun tanaman
biomonitor umumnya adalah tanaman yang dalam suatu ekosistem berinteraksi
dengan lingkungan dengan menunjukkan perubahan pada morfologi, anatomi,
biokimia maupun fisiologi. Perubahan yang telihat dapat berupa perubahan bentuk
daun, pertumbuhan tanaman maupun perubahan yang secara cepat dapat terukur
tanpa mendeteksi keberadaan polutan di dalam jaringan tanaman. Dari tanggapan
yang diperlihatkan, tanaman bioindikator dapat digunakan untuk memastikan
adanya bahan pencemar di lingkungan tersebut.
Fungsi vital kloroplas adalah
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen yang terdapat pada
membran tilakoid akan menyerap cahaya yang berasal dari matahari atau sumber
cahaya lainnya, kemudian mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia
dalam bentuk Adenosin Triposfat (ATP) melalui serangkaian proses yang
melibatkan eksitasi elektron. (Lakitan,2004:15). Beberapa bahan asing dapat
menghalangi efek katalitik enzim. Beberapa diantaranya adalah unsur-unsur
anorganik seperti beberapa kation logam dan beberapa senyawa organik. Kedua
kelompok penghambat ini dibedakan berdasarkan pengaruhnya yang bersifat
kompetitif dan subtrat. (Lakitan,2004:115) berbagai senyawa logam tersebut
dapat mempengaruhi laju fotosintesis secara fisiologi yang berdampak nyata
terhadap pertumbuhan tanaman akibat kontaminasi dengan polutan di
lingkungannya.
Pigmen utama yang terdapat pada
membran tilakoid tumbuhan adalah klorofil a dan klorofil b. Selain kedua pigmen
hijau ini terdapat pula pigmen-pigmen kuning sampai jingga yang disebut
karetonoid. Sehingga pengukuran kadar klorofil a dan klorofil b dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran udara dan
kemampuan suatu tumbuhan untuk menanggapi tingkat pencemaran di lingkungan kota
Banda Aceh dengan intensitas polutan yang terus meningkat.
Prihandana dkk (2007 : 113)
menyatakan bahwa, “Tumbuhan yang terpapar oleh sulfur dioksida pada konsentrasi
tinggi untuk waktu singkat mengalami kerusakan jaringan daun karena terjadi
klorolisis, yaitu hilangnya klorofil dan plasmolisis”. Ini terjadi karena ion
sulfur akan menggantikan unsur magnesium yang merupakan inti dari senyawa klorofil.