Pengolahan
air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan.
Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam
stabilisasi. Sedangkan pengolahan air limbah dengan bantuan peralatan biasanya
dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan limbah cair yang lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan dari rumah perorangan , kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan system saluran limbah cair.
Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter. Penelitian yang telah dilakukan yaitu bagaimana menghitung kebutuhan lahan pada bangunan IPAL, bagaimana mengoptimalkan nilai BOD dan COD agar tidak mencemari lingkungan, seberapa besar efisiensi dimensi tangki dalam menampung limbah cair.
Dalam IPAL ini terdapat tangki pembusukan yang merupakan sarana paling bermanfaat dan memuaskan diantara unit sarana pembuangan tinja dan limbah cair yang lain yang menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk menangkap buangan dari rumah perorangan , kelompok rumah kecil, atau kantor yang terletak di luar jangkauan system saluran limbah cair.
Adapun bagian yang lain yaitu bak kontrol, bak pengendap (settler), bak Anaerobic Baffled Reactor (ABR), dan bak Anaerobic Filter atau Biofilter. Penelitian yang telah dilakukan yaitu bagaimana menghitung kebutuhan lahan pada bangunan IPAL, bagaimana mengoptimalkan nilai BOD dan COD agar tidak mencemari lingkungan, seberapa besar efisiensi dimensi tangki dalam menampung limbah cair.
IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) Seperti yang dimuat di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bahwa IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah suatu
perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses/mengolah
cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke
lingkungan.
Hal-hal
yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan system pengolahan air limbah
domestic menurut Pedoman Pengelolaan Air Limbah perkotaan Departemen
Kimprasiwil tahun 2003 didasarkan pada faktor-faktor (1) Kepadatan penduduk,
(2) Sumber air yang ada, (3) Kedalaman muka air tanah, dan (4) Kemampuan
membiayai. Berdasarkan factorfaktor tersebut kemudian dilakukan
pemilihanpemilihan system pengolahan air limbah dengan mempertimbangkan kondisi
tersebut terhadap kemungkinan penerapan system pengolahan terpusat (Off Site System) ataupun system pengolahan setempat (On Site System)
Di
dalam memproses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan
senyawa-senyawa organik, teknologi yang digunakan sebagian besar menggunakan
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan organik tersebut.
Proses pengolahan air limbah dengan aktifitas mikro-organisme biasa disebut
dengan “Proses Biologis”.
Proses
pengolahan air limbah secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi
aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik
dan aerobik. Proses biologis aeorobik biasanya digunakan untuk pengolahan air
limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis
anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang sangat
tinggi.
Pengolahan
air limbah secara bilogis secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yakni
proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis
dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan sistem
lagoon atau kolam. Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem
pengolahan dengan menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan
senyawa polutan yang ada dalam air dan mikroorganime yang digunakan dibiakkan
secara tersuspesi di dalam suatu reaktor.
Beberapa
contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif
standar atau konvesional (standard activated sludge), step aeration, contact
stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit)
dan lainya. Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan
limbah dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga
mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Proses ini disebut juga
dengan proses film mikrobiologis atau proses biofilm.
Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter, biofilter tercelup, reaktor kontak biologis putar (rotating biological contactor , RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi.
Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter, biofilter tercelup, reaktor kontak biologis putar (rotating biological contactor , RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi.
Salah
satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi
atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon
tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan
tersuspensi.
Untuk
memilih jenis teknologi atau proses yang akan digunakan untuk pengolahan air
limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : karakteristik air
limbah, jumlah limbah serta standar kualitas air olahan yang diharapkan.
Pemilihan teknologi pengolahan air limbah harus mempertimbangkan beberapa hal
yakni antara lain jumlah air limbah yang akan diolah, kualitas air hasil olahan
yang diharapkan, kemudahan dalam hal pengelolaan, ketersediaan lahan dan sumber
energi, serta biaya operasi dan perawatan diupayakan serendah mungkin Setiap
jenis teknologi pengolahan air limbah mempunyai keunggulan dan kekurangannya
masing-masing, oleh karena itu dalam hal pemilihan jenis teknologi tersebut
perlu diperhatikan aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek lingkungan, serta
sumber daya manusia yang akan mengelola fasilitas tersebut.