6 (Enam) Tahap Proses Komunikasi

Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.Baca Selengkapnya

proses komunikasi bisnis. proses komunikasi. proses komunikasi adalah. proses komunikasi dalam masyarakat. proses komunikasi dalam organisasi. proses komunikasi data dalam jaringan.

Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil dalam Business Communications Today, proses komunikasi ada enam tahap:

1. Pengirim mempunyai  suatu ide/gagasan
Proses ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Ide/gagasan setiap orang berbeda karena perbedaan cara mempersepsi. Seorang komunikator yang baik, harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan, proses ini dikenal sebagai proses abstraksi.

2. Pengirim mengubah Ide menjadi suatu pesan
Ide yang berbentuk abstrak dalam pikiran, diubah kedalam  bentuk kata-kata. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan sempurna, pengirim pesan harus memperhatikan subyek, maksud/tujuan, audience, latar belakang budaya, dan sebagainya. Misal : orang timur cenderung menggunakan bahasa tak langsung dan menggunakan bahasa halus.

3. Pengirim menyampaikan pesan
Memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada penerima pesan. Dalam memilih saluran komunikasi perlu diperhatikan jenis dan sifat pesan yang akan disampaikan

4. Penerima menerima suatu pesan
Suatu pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti dan tersimpan di dalam pikiran penerima. Pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila penerima telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud pemberi/pengirim pesan.

5. Penerima menaksirkan pesan
Pesan yang diterima kemudian ditafsirkan oleh penerima pesan. Ia menyoba menafsirkan pesan dengan cara menangkap isi pesan dengan cara menerjemahkan isi pesan sesuai yang diinginkan pemberi pesan

6. Penerima memberi tanggapan dan umpan balik ke pengirim
Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi dan merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim menilai efektivitas suatu pesan. Umpan balik juga dapat menunjukan ada tidaknya factor-faktor penghambat komunikasi, misal : perbedaan latar belakang, penafsiran kata-kata dan perbedaan reaksi emosional.

Jalur Proses Komunikasi
Jalur Proses Komunikasi
  
Berdasarkan jalur diatas, kita mendapatkan unsur-unsur komunikasi merujuk pada pernyataan Laswell (1960), “who, says what, in which channel, to whom, with what effect”, yaitu: 
• Who (komunikator)
• says what (pesan)
• in which channel (media)
• to whom (komunikan)
• with what effect (umpan balik)

Prinsip dasar komunikasi 7C.
Agar mendapatkan umpan balik yang positif, hendaklah seorang komunikator menerapkan prinsip dasar komunikasi berikut ini yang dikenal dengan 7 C, yaitu:
• Completeness (Lengkap)
Pesan yang disampaikan hendaknya lengkap, tidak sedikit-sedikit, sehingga perlu koreksi berkali-kali.

• Conciseness (Singkat)
Pesan yang disampaikan hendaknya singkat dan padat

• Consideration (Pertimbangan)
Sebelum menyampaikan pesan, hendaklah komunikator mempertimbkan dulu seperti isi pesan yang ingin disampaikan, sampai kepada efek apa yang ingin didapatkan jika mengirimkan pesan seperti yang telah dipertimbangkan

• Concreteness (konkrit)
Isi pesan yang disampaikan hendaklah sesuatu yang konkrit sehingga segera bisa dilaksanakan. Bukan sebuah teori yang harus diuji terlebih dahulu, baru bisa dijalankan. Jadi isi pesannya bukan uji coba.

• Clarity (Kejelasan)
Pesan yang disampaikan hendaklah jelas. Tidak hanya isi, tapi kepada siapa pesan ditujukan harus jelas juga. Selain itu, media penyampaian pesan juga harus jelas, dan bukan malah mendapatkan hambatan akibat gangguan dari media.

• Courtessy (Kesopanan)
Isi pesan juga harus memperhatikan norma kesopanan dan kepatutan. Dengan kata lain sesuai dengan etika bisnis.

• Correctness (ketelitian)
Sebelum pesan dikirimkan, cek dan ricek lagi isinya. Pastikan tidak ada kesalahan