Mata Kuliah Filsafat Umum. Soal dan Jawaban Mata Kuliah
Filsafat Umum. Kumpulan Soal dan Jawaban Lainnya lihat di sini
Tentang alam, dalam risalahnya yang berjudul al-Ibaat ‘an al’illat al-Fa’ilat al-Qaribat fi kawn wa al-Fasad, pendapat Al-Kindi sejalan dengan Aristoteles bahwa benda di alam ini dapat dikatakan wujud yang actual apabila terhimbun empat ‘illat, yakni:
Jawab:
Jawab:
Hubungan Filsafat dan Agama
Soal dan Jawaban Mata Kuliah Filsafat Umum
1. Sebutkan Ciri-ciri Pemikiran
Filasafat !
Jawab
:
Pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
a. Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
b. Tidak factual
Pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
a. Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
b. Tidak factual
Kata lain dari tidak faktual aalah
spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal
mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal
yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang
didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan
berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat
tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
c. Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.
d. Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir(fallacy).
e. Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual.
2. Sebutkan tokoh-tokoh pemikiran Filsafat Yunani serta sebutkan salah satu teori tokoh tersebut!
c. Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.
d. Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir(fallacy).
e. Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual.
2. Sebutkan tokoh-tokoh pemikiran Filsafat Yunani serta sebutkan salah satu teori tokoh tersebut!
Jawab:
a) Thales (625-545 SM)
Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi. Ada yagn mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi smber hidup. Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.
Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir, ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos saat itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik dan astronomi. Ada yagn mengatakan bahwa Thales mempergunakan kepintarannya itu sebagai ahli nujum. Karena pada suatu waktu ia pernah meramalkan aka nada gerhana matahari pada bulan itu dan tahun itu dan ramalan itu benar. Hal itu menyatakan bahwa ia mengetahui ilmu matematik orang Babilonia yang sangat tersohor pada waktu itu.
Dengan jala berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia dapat melihat bahwa air laut menjadi smber hidup. Thales pula kemegahan air laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.
b) Anaximandros (640-547)
c) Anaximenes (585-494 SM)
d) Pythagoras (580-500 SM)
e) Heraklitosn (540-480 SM)
3. Sebutkan tokoh-tokoh pemikiran filsafat
Islam serta sebutkan salah satu teori tokoh tersebut!
Jawab :
Jawab :
- Al-Kindi,
- Al-Razi
- Al-Farabi
- Ibn Masarrah
- Al-Amiri
- Ibnu Miskawaih
- Ibnu Haitham
- Al-Biruni
- Ibnu Sina
- Al-Ghazali,
- Ibnu Bajjah,
- Ibnu Tufail
- Ibnu Rushd
- Najmeddin Kubra
- Umar Suhrawardi
- Fakhr al-Din Razi
- Syahab al-Din Suhrawardi
Baca Juga:
- Temukan Soal dan Jawaban Lainnya
- Soal dan jawaban Mata Kuliah Filsafat Umum
- Soal dan Jawaban Mata Kuliah Teori Manajemen
- Soal dan Jawaban Mata Kuliah Ulumul Qur’an
Tentang alam, dalam risalahnya yang berjudul al-Ibaat ‘an al’illat al-Fa’ilat al-Qaribat fi kawn wa al-Fasad, pendapat Al-Kindi sejalan dengan Aristoteles bahwa benda di alam ini dapat dikatakan wujud yang actual apabila terhimbun empat ‘illat, yakni:
- al’Ushuriyyat (materi benda)
- al-Shuriyyat (bentuk benda)
- al-Fa’ilat (pembuat benda, agent)
- al-Tamamiyyat (manfaat benda). (Zar, 54-55)
4. Jelaskan secara terperinci pembagian aliran pemikiran filsafat
Islam!
Jawab:
Pembagian Aliran Pemikiran
Filsafat Islam
Pembagian ini berdlasarkan
pada hubungan dengan sistem pemi-kiran Yunani, sebagai berikut.
- Periode Mu’tazilah. Periode ini berlangsung mulai abad ke-8 sam-pai abad ke-12, yang merupakan sebuah teologi rasional yang berkembang di Bagdad dan Basrah. Golongan ini memisahkan diri dari jumhur `ulama’ yang dikatakan menyeleweng dari ajaran Islam.
- Periode Filsafat pertama. Periode ini berlangsung mulai dari abad ke-8 sampai dengan abad ke-11, memakai sistem pemikiran yang dipakai para ahli pikir Islam yang bersandar pads pemikiran Hellenisme, seperti Al-Kindi, Al-Rani, Al-Fdribl, dan Ibnu SMA.
- Periode Kalam Asyarf. Periode ini berlangsung mulai abad ke-9 sampai abad ke-11, pusatnya di Bagdad. Aliran pemikiran ini mengacu pads sistem Elia (Atomistis). Sistem ini mempunyai dominasi besar, sejajar dengan Sunnisme dan Ahli Sunnah wal-jamaah.
- Periode Filsafat kedua. Periode ini berlangsung mulai abad ke-11 sampai abad ke-12, yang berkembang di Spanyol dan Magrib. Aliran ini mengacu pads sistem peripatetic. Tokohnya Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, dan Ibnu Rusyd.1
Dalam periode Mutakallimfn
(700-900), muncul mazhab-mazhab al-Khawaril, Murji’ah, Qadariyyah, Jabariyyah,
Mu’tazilah, Ahli Sunnah wal-jamd’ah.
5.Jelaskan hubungan antara ilmu filsafat
dan agama sebutkan contohnya sesuai dengan yang anda pahami!
Jawab:
Hubungan Filsafat dan Agama
Ada dua pendapat yang
berbeda ketika mendefiniskan filsafat secara etimologi. Pertama; filsafat itu
asal katanya dari bahasa Arab. Yang berpendapat seperti ini di antaranya Harun
Nasution. Menurutnya, kata filsafat itu berasal dari bahasa Arab. Falsafah,
dengan timbangan fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun
Nasution, kata benda dari falsafah seharusnya falsafah dan filsaf. Masih
menurutnya, dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan
berasal dari bahasa Arab, falsafah bukan dari kata philosopy. Harun Nasution
mempertanyakan, apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah dari kata
Arab, sehingga terjadilah gabungan antara keduanya, yang kemudian menimbulkan
kata filsafat.
Harun Nasution, tampaknya
ingin konsisten dengan pendapatnya, bahwa istilah filsafat yang dipakai dalam
bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab. Oleh karena itu, dia menggunakan
kata falsafat, bukan filsafat. Buku-bukunya yang membahas tentang filsafat
ditulisnya dengan memakai istilah falsafah, seperti Falsafat Agama dan Falsafat
dan Mistisme Dalam Islam.
Pemaparan Harun Nasution di
atas, dikritik oleh Dr. Amsal Bakhtiar. M.A. Menurutnya, kendati istilah
filsafat yang lebih tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata
filsafat bisa diterima dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebagian kata Arab yang
di-Indonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti masjid,
menjadi mesjid, dan karamah menjadi keramat. Karena itu, lanjut Bakhtiar,
perubahan huruf a menjadi i dalam kata falsafat bisa diterorir.
Kedua; bahwa filsafat itu
berasal dari Yunani yang di-Arabkan. Dengan mengutip Poedjawijanta, Ahmad
Tafsir menyebutkan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab yang
berhubungan dengan bahasa Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani.
Kata Yunaninya adalah philosophia yang
merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan sophia; philo artinya cinta
dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang
diinginkannya itu; sophia artinya kebijakan, yang artinya pandai, pengertian
yang mendalam.
Dengan demikian, filsafat
berarti keinginan yang mendalam (cinta) untuk mendapat kebijakan, atau
keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak. Orang yang mempunyai karakter
seperti itu disebut filosof. Seorang yang berkeinginan mendalam untuk mendapat
kebijakan, secara bahasa bisa disebut filosof. Namun permasalahannya jelas
tidak sesederhana itu. Sebatas mana orang bisa disebut filosof? Apakah bijak
atau kebijaksanaan (sophia) itu? Tukang kayu saja menurut Homerus bisa juga
disebut orang bijak (filosof)
6. Apa alasan Al-Ghazali mengharamkan
mempelajari Filsafat!
Jawab :
Pandangan yang demikian itu tidak hanya dilontarkan oleh mereka yang berpikiran dangkal, tetapi juga oleh mereka yang dianggap sebagai ulama terkemuka, seperti K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri NU). Beliau menempatkan filsafat sebagai ilmu yang baik tetapi ketika didalami akan menimbulkan kekacauan berpikir. Sehingga, beliau menganggap filsafat sebagai ilmu yang tidak perlu. Lebih parah lagi, Al-Ghazali yang mendapat gelar “Hujjatul Islam” juga turut memberikan “warning” terhadap filsafat karena dianggap sebagai ilmu yang berbahaya bagi keimanan terutama ketika dipelajari oleh orang-orang awam. Lebih lanjut, Al-Ghazali mengecam keras terhadap tiga kesimpulan para filosof, yaitu keabadian alam, pengetahuan Tuhan sebatas pada yang universal, dan jasad tidak dibangkitkan pada akhir zaman. Menurut Al-Ghazali, tiga kesimpulan itu bisa mengantarkan seorang muslim pada kekafiran.
Jawab :
Pandangan yang demikian itu tidak hanya dilontarkan oleh mereka yang berpikiran dangkal, tetapi juga oleh mereka yang dianggap sebagai ulama terkemuka, seperti K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri NU). Beliau menempatkan filsafat sebagai ilmu yang baik tetapi ketika didalami akan menimbulkan kekacauan berpikir. Sehingga, beliau menganggap filsafat sebagai ilmu yang tidak perlu. Lebih parah lagi, Al-Ghazali yang mendapat gelar “Hujjatul Islam” juga turut memberikan “warning” terhadap filsafat karena dianggap sebagai ilmu yang berbahaya bagi keimanan terutama ketika dipelajari oleh orang-orang awam. Lebih lanjut, Al-Ghazali mengecam keras terhadap tiga kesimpulan para filosof, yaitu keabadian alam, pengetahuan Tuhan sebatas pada yang universal, dan jasad tidak dibangkitkan pada akhir zaman. Menurut Al-Ghazali, tiga kesimpulan itu bisa mengantarkan seorang muslim pada kekafiran.
Rupanya, Al-Ghazali telah
salah paham terhadap dua dari tiga kesimpulan para filosof tadi. Pertama,
mengenai keabadian alam (ke-qadim-an alam). Al-Ghazali menganggap bahwa filosof
telah musyrik karena ada dua entitas yang sama-sama qadim, yaitu Tuhan dan
alam. Padahal, yang qadim hanyalah Tuhan. Sehingga, beliau menyimpulkan bahwa
alam ada dengan sendirinya tanpa membutuhkan Tuhan.