ARTIKEL PENDIDIKAN. Siapa yang belum pernah
sakit, tentu pernah merasakan sakit, seperti flu, sakit kepala atau sakit lainnya,
dimana anda merasa adanya ketidaknyamanan, tidak mengenakkan dan anda tidak dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, anda tentu juga pernah merasakan sehat, dimana
semuanya terasa sehat secara fisik maupun mental. Anda merasa sehat dimana anda
merasa tidak mempunyai keluhan dengan keadaan fisik dan mental. Anda merasa keadaan
yang enak, nyaman dan bahagia, dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dalam kondisi
prima. Penting untuk Saudara catat, bahwa konsep sehat dan sakit dalam sosiologi
berbeda dengan konsep sehat dan sakit dalam pandangan para akademisi dan praktisi
ilmu-ilmu kesehatan.
Daftar Pustaka
Soekanto, S. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sunarto, Kamanto, 2014. Materi Pokok: Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka
Scott, J. 2011. Sosiologi The Key Concepts. Jakarta: Rajawali Pers
Supardan, D. 2009. Pengantar Ilmu Sosial sebuah kajian Pendekatan struktural. Jakarta: Bumi Aksara
Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan Beberapa konsep beserta aplikasinya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
White, K. 2011. Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit. Jakarta: Rajagarafindo Persada
Widjaja, A.W. 1986. Manusia Indonesia : Individu, Keluarga dan Masyarakat, topik-topik kumpulan bahan bacaan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Akademika Presindo,CV
PENGERTIAN KESEHATAN
Dibawah ini ada beberapa pengertian Kesehatan, Pengertian Kesehatan Menurut Biomedis, Pengertian Kesehatan menurut WHO, Pengertian Kesehatan menurut Undang-undang Kesehatan, lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Kesehatan Menurut Biomedis
Wolinsky
(dalam Sunarto, 2014) menjelaskan bahwa bagi dokter, simtom (symptom) dan tanda
(sign) penyakit merupakan bukti adanya gangguan biologis pada tubuh manusia yang
memerlukan penanganan medis, kesehatan adalah ketiadaan simton dan tanda penyakit yang
membuktikan ketiadaan penyakit atau malfungsi faaliah.
Wolinsky
mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi kesehatan menurut kalangan
medis. Pertama, tanda penyakit memang dianggap sebagai bukti objektif mengenai ada tidaknya
suatu penyakit karena dapat diamati oleh petugas kesehatan, namun simtom penyakit tidak
selalu dapat dianggap sebagai bukti objektif karena sering tidak dapat diamati petugas
kesehatan melainkan didasarkan pada laporan pasien. Wolinsky berpendapat bahwa laporan pasien
tidak dapat dianggap sebagai bukti objektif karena hasil penelitian menunjukkan
bahwa laporan pasien diwarnai pandangan hidup dan warisan budayanya.
Dalam suatu
kebudayaan tertentu pasien cenderung mengecilkan arti simtom penyakitnya, sedangkan
pasien dari kebudayaan lain justru cenderung membesar-besarkan simtom penyakit yang
dirasakannya. Penelitian pun mengungkapkan bahwa dalam berbagai kebudayaan
pasien cenderung menyeleksi gejala mana yang akan dilaporkan kepada dokter dan gejala
mana yang tidak. Dengan demikian, keobjektifan simtom penyakit yang direkam dokter
berdasarkan laporan pasien itu patut diragukan. Kedua dalam
definisi kesehatan dari sudut medis ialah bahwa seseorang yang secara medis dianggap
sehat mungkin secara sosial dan psikologis tidak sehat.
2. Kesehatan Menurut WHO
Ruang lingkup
definisi WHO lebih luas daripada definisi medis karena mencakup baik kesejahteraan
fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada kesejahteraan
fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan penyakit
ataupun kelesuan(a state of complete physical mental and social wellbeing). Menurut
Mechanic (dalam Sunarto, 2014) ruang lingkup definisi WHO terlalu luas sehingga sulit
dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit.
3. Kesehatan Menurut Undang-undang Kesehatan
UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri
dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan.
4. Kesehatan Menurut Psikologi
Menurut Weiss dan Lonquist (1996: 107), kesehatan dapat pula dipandang dari segi psikologi, mereka berpendapat kesehatan psikologis mencakup tiga unsur
a) keterlibatan yang menyenangkan (seperti rasa senang karena telah berprestasi ataupun dipuji),
b) kepuasan jangka panjang (seperti kebahagiaan karena situasi keluarga yang positif), dan
c) ketiadaan dampak negatif (seperti kesunyian atau ketidakbahagiaan).
5. Kesehatan Menurut Blum
Kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi dan saling terkait secara hierarkis, yaitu apa yang dinamakannya kesehatan somatik yang ditandai berlangsungnya fungsi fisiologi dan integrasi anatomi, kesehatan psikis yang mengacu pada berbagai kemampuan, seperti kemampuan mengetahui, mengamati, menyadari, dan menanggapi keadaan kesehatan somatiknya sendiri, dan kesehatan sosial yang mengacu pada kesesuaian perilaku individu dengan anggota lain dalam keluarganya, dengan keluarganya dan dengan sistem yang lebih luas.
6. Kesehatan Menurut sosiologi
Parsons berpendapat seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, terlepas dari apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parsons pula kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Secara sosiologis seorang dokter dianggap sehat apabila mampu berperan sebagai dokter, sedangkan ukuran kesehatan tukang sapu ialah kemampuannya untuk berperan sebagai tukang sapu. Nah, Saudara mahasiswa sudah tahu kan, bahwa para ahli kesehatan mendefinisikan kesehatan sebagai ketiadaan simtom dan tanda penyakit, Parsons mengaitkan kesehatan dengan peran dalam masyarakat, sedangkan WHO dan Undang-undang kesehatan negara kita merumuskan kesehatan dalam kaitannya dengan kesejahteraan.
PERILAKU KESEHATAN
Kesehatan terkait erat dengan perilaku. Ada perilaku yang cenderung menunjang kesehatan dan ada pula perilaku yang cenderung membahayakan kesehatan. Perilaku yang dimaksudkan dapat berupa perilaku perorangan maupun kelompok. Menurut Glanz dan Maddock (dalam Sunarto 2014) “perilaku kesehatan merujuk pada tindakan individu, kelompok, dan organisasi termasuk pula hal-hal yang menyebabkan, berkorelasi dengan, dan diakibatkan oleh tindakan tersebut-yang mencakup perubahan sosial. ( Baca Tentang Perilaku Kesehatan )
MODEL PERILAKU KESEHATAN
Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, para ilmuwan kesehatan mengembangkan berbagai model perilaku kesehatan. Para ahli Missisipi State Unversity Extension Service merinci sejumlah model perilaku kesehatan yang banyak digunakan dalam 20-30 tahun terakhir, yang mereka klasifikasikan ke dalam 3 jenjang: model atau teori perilaku kesehatan pada jenjang individu (intrapribadi), antarpribadi, dan komunitas.
Salah satunya model yang diklasifikasikan sebagai model di jenjang intrapribadi, yaitu, model kepercayaan kesehatan (health belief model, disingkat HBM), yaitu suatu model psikologis yang berupaya menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan dengan menempatkan fokus pada sikap dan kepercayaan individu. HBM merupakan salah satu teori awal yang diciptakan oleh Irwin Rosenstock dan rekan-rekannya. ( Baca Tentang Model Perilaku Kesehatan )
PENYAKIT DAN PERILAKU PENYAKIT
Bagi Conrad dan Kern, 1994 disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh, sedangkan ilness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Menurut Field, 1995 disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari mana simtom tertentu, sedangkan illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Arthur Kleinman, seorang psikiater sosial, antropolog budaya dan antropolog medis berpendapat bahwa disease adalah masalah yang dikonsepsualisasikan dari sudut pandang dokter, sedangkan illness adalah perspektif unik pasien dan keluarganya manakala mereka mendeskripsikan masalahnya dan berupaya menanggulanginya dalam rentang hidup mereka (dikutip dalam Sunarto, 2014). ( Baca Tentang Penyakit dan Perilaku Penyakit )
PANDANGAN SOSIOLOGI MENGENAI PENYAKIT
Apabila individu tidak mampu menjalankan tugas dan perannya karena faktor yang berada di luar kehendak dan kekuasaannya maka menurut Parsons, individu tersebut kemudian diharapkan untuk menjalankan apa yang dinamakannya peran sakit (sick role).Peranan sakit terjadi jika penyakit telah didefinisikan cukup serius, sehingga tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh peranan normalnya serta memberikan tuntutan tambahan kepada orang2 di sekelilingnya. Peranan pasien terjadi jika yang sakit menghubungi dokter dan tunduk atas instruksi dokter. ( Baca Tentang Pandangan Sosiologi Mengenai Penyakit )
HUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN
Suatu upaya kesehatan melibatkan berbagai bentuk hubungan antara petugas kesehatan dengan klien mereka. Berhasil-tidaknya suatu upaya kesehatan, selain dipengaruhi berbagai faktor medis dan nonmedis lain, akan sangat dipengaruhi pula oleh hubungan yang berlangsung antara kedua belah pihak. Contohnya, perasaan percaya pasien terhadap ahli jantung yang merawatnya akan lebih memungkinkan dibuatnya diagnosis yang tepat dan ditempuhnya upaya kesehatan yang sesuai, misalnya bedah jantung.
Demikianlah Artikel Singkat Tentang Penyakit dan Perilaku Penyakit Dalam Sosiologi yang mencakup tentang Pengertian Kesehatan, Perilaku Kesehatan, Model perilaku Kesehatan, Penyakit dan Perilaku Penyakit, Pandangan Sosiologi Mengenai Penyakit dan Hubungan Dokter dan Pasien. Terima Kasih telah berkunjung di Blog Kami.
Daftar Pustaka
Soekanto, S. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Sunarto, Kamanto, 2014. Materi Pokok: Sosiologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka
Scott, J. 2011. Sosiologi The Key Concepts. Jakarta: Rajawali Pers
Supardan, D. 2009. Pengantar Ilmu Sosial sebuah kajian Pendekatan struktural. Jakarta: Bumi Aksara
Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan Beberapa konsep beserta aplikasinya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
White, K. 2011. Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit. Jakarta: Rajagarafindo Persada
Widjaja, A.W. 1986. Manusia Indonesia : Individu, Keluarga dan Masyarakat, topik-topik kumpulan bahan bacaan mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Akademika Presindo,CV