Tujuan, Manfaat dan Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif. Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran untuk mengembangkan aspek afektif, kongnitif, dan psikomotorik peserta didik agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Istilah tematik digunakan karena pembelajaran tersebut menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sedangkan istilah integratif merujuk pada pengembangan seluruh totalitas diri anak yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. adapun Tujuan, Manfaat dan Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif. Baca Selengkapnya...
Tujuan yang akan
dicapai melalui pengembangan pembelajaran tematik integratif adalah:
1) Untuk memusatkan perhatian peserta didik mudah pada suatu tema materi
yang jelas
2) Untuk mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata
pelajaran dalam tema yang sama
3) Untuk memberikan pemahaman terhadap
materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4) Untuk memudahkan guru
dalam mempersiapkan dan menyajikan bahan ajar yang efektif.
Selain itu, ada
juga manfaat yang dapat diperoleh malalui pembelajaran tematik
integratif, yaitu:
1) menghilangkan tumpang tindih bahan ajar
2) peserta didik
memahami hubungan yang bermakna antar mata pelajaran
3) pembelajaran
menjadi utuh oleh peserta didik akan mendapat pengertian mengenai konsep
dan materi yang tidak terpecah-pecah
4) penguasaan konsep oleh
peserta didik akan semakin baik meningkat.
Pembelajaran
tematik integratif akan mampu menghilangkan tumpang tindih materi
ajar. Hal ini dicapai karena sebelum mengembangkan kegiatan pembelajaran guru
telah mengidentifikasi kompetensi dasar dan konten materi ajar untuk
dicarikan tema yang relevan. Dengan demikian tidak terjadi pengulangan materi
pembelajaran (redundantion) pada beberapa mata pelajaran,
sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Melalui
pembelajaran tematik integrtif ini pula, peserta didik akan memiliki
pengetahuan yang bermakna dan saling terkait. Peserta didik akan dilatih berpikir
komprehensif, memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang. Pada
akhirnya, peserta didik akan memiliki wawasan yang luas dan mendalam terhadap
keilmuan yang saling terkait.
Ada berberapa
karakteristik dalam pembelajaran tematik integratif, yang tentunya
menjadi kekhususan dari pembelajaran tematik integratif itu sendiri.
Karakteristik tersebut adalah:
1) berpusat pada peserta didik
2) memberikan
pengalaman langsung
3) tidak terjadi pemisahan mata pelajaran;
4) menyajikan
konsep yang terpadu dari berbagai mata pelajaran
5) bersifat fleksibel
6)
proses pembelajaran mudah disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
didik
7) menggunakan prinsip pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Pembelajaran
tematik integratif menjadikan peserta didik sebagai pusat segalanya, artinya berbagai keputusan yang diambil guru terkait dengan pembelajaran,
misalnya pemilihan media, metode, organisasi materi, organisasi
kegiatan pembelajaran, bahasa pengantar yang digunakan harus didasarkan pada
keadaan dan untuk peserta didik. Dalam hal demikian, guru adalah sebagai
pelayan (servant) bagi pemenuhan kebutuhan petumbuhan dan perkembangan
peserta didik.
Dalam memberikan
leyanan kepada peserta didik guru mengajak mereka untuk
melakukan kegiatan praktik langsung di lapangan, sehingga peserta didik
memiliki pengalaman empirik. Kegiatan pembelajaran diupayakan
semaksimal tidak lagi dikembangkan hanya simulasi dan contoh yang verbalis,
peserta didik hanya diajak meyakini kebenaran yang tertuang di dalam buku teks
ajar, namun peserta didik diajak melihat, mendengar, meraba bukti-bukti empirik kebenaran yang tertuang di dalam buku teks.
Pengalaman
langsung ini diberikan kepada peserta didik agar mereka mengkonstruk
sendiri pengetahuan mereka melalui sentuhan pengalaman di dunia nyata. Pengalaman
langsung peserta didik di lapangan tersebut dapat berupa pengalaman untuk
mengenali dan memecahkan masalah sosial atu lingkungan yang terjadi di
sekitarnya. Dalam hal ini, guru menuntun peserta didik untuk belajar
menyelesaikan masalah melalui sudut pandang yang beragam, misalnya sudut
pandang ilmu alam, ilmu sosial, ilmu agama dan lainnya.
Dengan cara
demikian, peserta didik akan terbiasa memandang dan menyelesaikan
berbagai persoalannya dengan multi perspective. Cara demikian secara
otomatis tidak memecah-mecah atau mengkotak-kotakkan keilmuan (materi
ajar) secara ketat, karena pada kenyataan hidup, individu selalu menggunakan
berbagai ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
masalah secara bersamaan.
Pembelajaran
tematik integratif memiliki karakter fleksibel, artinya pemilihan materi
dan kegiatan pembelajaran tidak terpadu pada ketentuan yang termaktub
dalam buku teks ajar peserta didik. Guru bersama peserta didik dapat
merubah tema dan kegiatan pembelajaran pada hari itu manakala dipandang tidak
bermakna, tidak menarik dan ada tema dan kegitan yang lebih menarik bagi
mereka. Perubahan tema dan kegitan ini dapat dilakukan dengan memperhatikan:
a) minat dan kebutuhan peserta didik
b) keadaan lingkungan
sekitar
c) ketersediaan daya dukung pembelajaran di sekolah
d) kebermaknaan atau
kemanfaatan materi pembelajaran bagi peserta didik.
Dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran bersama peserta didik, guru senantiasa
menekankan pembelajaran aktif yang menyenangkan. Pembelajaran aktif
dilakukan oleh guru dengan cara melibatkan seluruh indera didik dalam
kegiatan pembelajaran, baik pendengaran, penglihatan, kinestetik dan
aktivitas pikiran. Kegiatan pembelajaran aktif juga dicapai melalui keaktivan
individual dan kerja kolektif.
Sementara itu,
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (funny learning)
dilakukan guru melalui variasi metode dan media pembelajaran serta penciptaan
hubungan yang hangat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang
menyenangkan memungkin peserta didik mampu menangkap konten
pembelajaran dengan baik, karena dalam suasana yang menyenangkan
individu akan mampu mengoptimalkan kerja memorinya dengan baik.
Selain itu, kegiatan pembelajaran menyenangkan merupakan upaya mengaktifkan
kerja otak kanan yang akan mampu mendukung daya tahan konsentrasi
otak kiri. Beberapa ahli psikologi menuturkan bahwa jika peserta didik
diaktifkan kedua belahan otaknya, yaitu otak kanan dan otak kiri maka akan mampu
mempertahankan waktu dan daya konsentrasi mereka.