Makalah Evaluasi Formatif dan Sumatif


Makalah Evaluasi Formatif dan SumatifTindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas. Baca Selanjutnya Makalah Penilaian Formatif dan Sumatif


BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator-indikator dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik  dalam   pencapaian   kompetensi   dasar, melaksanakan   program  remedial serta mengevaluasi kompetensi guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menyusun tes sumatif semester ganjil melalui rapat kerja MGMP harus mencerminkan bahan pembelajaran semester ganjil yang terdiri dari beberapa standar kompetensi, kompetensi dasar dan beberpa indikator dalam setiap kompetensi dasar.

Makalah Evaluasi Formatif dan Sumatif
Menyusun tes disesuaikan dengan tuntutan indikator yang ada karena tiap indikator minimal harus ada satu tes untuk mengetahui ketuntasan pembelajaran. Apabila tes yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Untuk dapat menyusun tes yang memenuhi persyaratan cukup sulit karena menyusun tes memerlukan pengetahuan, keterampilan serta ketelitian yang cukup tinggi.

Secara makro tugas guru berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa (Etty, 1998:26).

Pada dasarnya tugas guru mendidik mengajar, melatih serta mengevaluasi siswa, agar peserta didik dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan kehidupan selaras dengan kodratnya sebagai manusia.  Berkaitan dengan tugas guru didalam mengevaluasi siswa maka guru hendaknya memiliki ketrampilan membuat tes. Kegunaan tes adalah untuk mengukur kemampuan siswa setelah mendapat proses pembelajaran. Dengan demikian guru memiliki kewajiban untuk membuat tes. Hanya guru bersangkutan yang tahu tentang kemajuan akademik siswa melalui hasil tes. Menyusun tes untuk mengetahui tingkat kemampuan akademik pada semester ganjil guna mempersiapkan pembelajaran disemester berikutnya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas maka dapat dirumuskan dua masalah yaitu:
1. Bagaimana kriteria penyusunan soal tes formatif?
2. Bagaimana kriteria penyusunan soal tes sumatif?


BAB II PEMBAHASAN

Tes Formatif
Tes formatif (formative test) juga disebut sebagai tes pembinaan, adalah tes yang diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan.
Tes yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topik. Dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Dengan kata lain tes formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat.
Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
a. Fungsi Tes Formatif
1. Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
2. Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.

b. Kegunaan Tes Formatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar
1. Manfaat bagi siswa
a) Untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
b) Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d) Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagianmana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.

2. Manfaat bagi guru
a) Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus menggantikan cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama. 
b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya.
c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.

3. Manfaat bagi program
a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
c) Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
d) Apakah metode, pendekatan dan evaluasi yang digunakan sudah tepat.

Sebagai solusi bantuan yang bisa dikembangkan oleh para pengajar agar tingkat penguasaan mereka semakin baik antara lain dengan:
1. Memberikan pengajaran remedial, yaitu: memberi proses pembelajaran yang banyak menggunakan konsep-konsep yang sederhana yang dibarengi dengan contoh-contoh yang nyata dan operasional.
2. Mengadakan proses pembelajaran yang memanfaatkan teman sebaya. Siswa yang mendapatkan skor yang tinggi diberi tugas untuk memberikan penjelasan kepada teman-temannya yang mendapatkan skor yang rendah. Biasanya penjelasan yang diberikan temannya sendiri mudah dipahami daripada penjelasan yang diberikan oleh pengajar. Ini disebabkan oleh adanya keakraban antara teman.
Satu hal yang penting yang perlu diperhatikan para pengajar pada pelaksanaan tes formatif adalah pemberian umpan balik (feed back) yang cepat. Umpan balik akan meningkatkan motivasi belajar mereka.

Tes Sumatif
Tes Sumatif (summative test) dilakukan jika seluruh materi pelajaran telah selesai, biasanya dilakukan pada akhir tahun (akhir pengajaran) yang dimaksudkan untuk memberikan nilai yang dijadikan dasar menentukan kelulusan.
Pola tes sumatif ini dilakukan apabila guru bermaksud untuk mengetahui tahap perkembangan terakhir dari siswanya. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Hasil penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka hasil ujian akhir semester atau ujian nasional. Hasil penilaian sumatif juga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.
Pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Tes sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu pula. Adapun fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

Fungsi tes sumatif yaitu:
a) Untuk menentukan nilai siswa,
b) Keterangan tentang keterampilan dan kecakapan,
c) Keberhasilan belajar siswa.
d) Titik tolak pelajaran berikutnya,
e) Indikator prestasi siswa dalam kelompoknya.
f) Untuk mengukur pencapaian program, fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya. Mengingat bahwa obyek sasaran dan waktu  pelaksanaan  berbeda  antara  evaluasi   formatif  dan   sumatif  maka lingkup saran yang dievaluasi juga berbeda.

Kegunaan Tes Sumatif dalam Kegiatan Belajar Mengajar
1. Untuk menentukan nilai
Nilai dalam tes sumatif digunakan sebagai acuan dalam menentukan perbandingan siswa dan kedudukan siswa dalam kelas. Sehingga dalam nilai tersebut dapat diketahui prestasi belajar siswa-siswa dalam kelas.
2. Berfungsi sebagai tes prediksi
Tes ini untuk menentukan seorang anak sudah menguasai bahan pelajaran yang sudah diberikan, sehingga siswa mampu melanjutkan program selanjutnya ataukah siswa harus mengulang/ mempelajari lagi bahan pelajaran tersebut.
3. Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa, sehingga akan berguna bagi orang tua siswa, pihak bimbingan/ penyuluhan di sekolah dan pihak lain, misalnya siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain/akan melanjutkan belajar/memasuki lapangan kerja.

Langkah-langkah Menyusun tes 
Penyusunan tes sangat besar pengaruhnya terhadap siswa yang akan mengikuti tes, untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran maka tes harus direncanakan secara cermat. Dalam perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pendidik yaitu: 
1. Menentukan cakupan materi yang akan diukur. 
Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi dasar, yaitu (1) Menulis kompetensi dasar, (2) Menulis materi pokok, (3) Menentukan indikator, (4) Menentukan jumlah soal. 
2. Memilih Bentuk Tes. 
Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. 
3. Menetapkan Panjang Tes 
Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal, yaitu: (1) Bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, (2) Keandalan yang diinginkan, dan (3) Waktu yang tersedia. 
Kegiatan di atas tentunya sudah dapat dilakukan pada waktu mengerjakan tugas pada tutorial pertama. Selanjutnya mulai mengembangkan atau menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu: a) menulis draft soal, b) Memantapkan Content Validity, c) Melakukan try out. Selanjutnya ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan instrumen yaitu: menjaga objektivitas pelaksanaan, memberikan skor pada hasil tes, dan melakukan analisis hasil tes. 
Setelah langkah-langkah pokok yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan tes dipahami maka selanjutnya yang dilakukan adalah memahami langkah-langkah mengembangkan tes sebagai instrumen asesmen di kelas. 
a. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Pencapaian Hasil Belajar. 
Kegiatan ini dalam langkah kegiatan umum masuk dalam langkah ”Menentukan cakupan materi yang akan diukur” Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Sesuai dengan Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar, dan daya dukung sekolah. 
b. Menetapkan Jenis Tes dan Penulisan Butir Soal 
Setelah standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator keberhasilannya dijabarkan maka dapat ditetapkan indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi tersebut. Kemudian melakukan pemilihan bentuk tes berdasarkan pada tujuan tes, cakupan materi tes, karakteristik mata pelajaran yang diukur pencapaiannya, jumlah peserta tes, termasuk waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes. Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut (1) materi, (2) konstruksi, (3) bahasa, dan (4) kaidah penulisan.
c. Mengembangkan tes pada Kawasan Kognitif, Afektif dan Psikomotor 
Dalam mengukur indikator pencapaian hasil belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotor dapat menggunakan berbagai macam bentuk tes baik tertulis maupun lisan. Domain kognitif dapat diukur menggunakan seperti misalnya tes lisan, tes pilihan ganda, tes obyektif, tes uraian, tes jawaban singkat, menjodohkan, dan tes unjuk kerja. Tes pada domain afektif untuk mengukur sikap dengan teknik antara lain observasi, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Sedang hasil belajar psikomotor yang indikator keberhasilannya lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi fisik atau keterampilan tangan.

Kriteria Tes Yang Baik
Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai untuk menyusun butir-butir tes yang berkualitas yaitu :
a) Valid,
b) Relevan,
c) Spesifik,
d) Representatif,
e) Seimbang,
f) Sensitif,
g) Fair,
h) Praktis.

Kualitas instrumen sebagai alat ukur ataupun alat pengumpul data diukur dari kemampuan alat ukur tersebut untuk dapat mengungkapkan dengan secermat mungkin fenomena-fenomena ataupun gejala yang diukur. Kualitas yang menunjuk pada tingkat keajekan, kemantapan serta konsistensi dari data yang diperoleh itulah yang disebut dengan validitas dan Reliabilitas. 
Validitas alat ukur menunjukkan kualitas kesahihan suatu instrument, Alat pengumpul data dapat dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur /diingikan. Jenis-jenis validitas yang dapat dipakai sebagai kriterium, dalam menetapkan tingkat kehandalan tes, diantaranya adalah : a) Validitas Permukaan (Face Validity), b) Validitas konsep (Construct Validity), c) Validitas Isi (Content Validity).

Cara Penyusunan Soal Test Penilaian Formatif
Penilaian formatif yang dimaksud disini adalah terbatas dengan penilaian pada setiap akhir satuan pelajar.penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan-tujuan instruksional khusus (TIK) yang ingin digapai. Fungsi penilaian disini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar megajar dan melaksanakan remedial program bagi siswa. Soal-soal test pada setiap akhir satuan pelajaran ini hendaklah disusun sedemikian rupa hingga betul-betul dapat diukur tujuan instruksional khusus yang ingin di capai. Disini distribusi ditingkat kesukaran soal dan daya beda soal tidak begitu penting.

Cara Penyusunan Soal Test Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif yang dimaksudkan disini adalah terbatas dengan penilaian pada akhir catur wulan atau semester atau tahun ajaran atau keseluruhan program. Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar masing-masing siswa, yang antara lain diperlukan untuk pengisian raport penentuan kanaikan kelas dan penentuan lulus tidak lulusnya siswa dari sekolah yang berangkutan. Penyusunan soal test penilaian sumatif ini hendaklah lebih dititik beratkan kepada penilaian terhadap aspek kemampuan yang lebih tinggi, dan disesuaikan dengan tujuan instruksional umum. Aspek yang dinilai hendaknya mencakup: hapalan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreasi. Sebaiknya aspek ingatan dikecilkan saja proporsinya. Untuk menjamin agar ruang lingkup bahan dan aspek kemampuan dapat terangkum dalam test yang bersangkuta maka dalam perencanaan test perlu dibuatkan lay-outnya

BAB III
KESIMPULAN
Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir program satuan pengajaran. Memonitor kemajuan siswa selama proses pembelajaran bertujuan untuk mengarahkan siswa/peserta didik pada jalur yang membawa hasil-hasil belajar yang maksimal. Memonitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus
Dari arti kata “Form” yang merupakan dasar dari istilah “Formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu.
Tes sumatif adalah tes yang dilakukan tiap akhir semester/caturwulan, setelah para siswa menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran tertentu selama satu perode waktu tertentu. dilakukan pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan semester/caturwulan yang lazim kita ketahui sebagai midsemester. Tes sumatif ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa, fungsi dari penilaian ini adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.

SUMBER
Astuti, Ni Luh Putu Puji., 2009. Analisis Tes Bahasa Indonesia Ditinjau dari Segi Pendekatan Komunikatif dan Integratif pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar No I Penebel. JIPP: Juni.
Kartono. 2011. Efektivitas Penilaian Diri dan Teman Sejawat Untuk Penilaian Formatif dan Sumatif pada Pembelajaran Mata Kuliah Analisis Kompleks. Prosiding Seminar Nasional Matematika. Surakarta. Dipublikasi.
Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sukardu, M., 2001. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. PT Bumi Aksara:    Jakarta