Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang berbeda. Bahasa merupakan alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa sendiri adalah proses menyampaikan informasi dalam berkomunikasi itu. Proses berbahasa adalah proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu sistem kognitif yang ada pada manusia. Baca: Makalah Bahasa dan Berbahasa.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, kenapa dikatakan demikian, karena di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar.Bahasa merupakan titik dimana kita mencapai suatu wawasam ketika berbicara ataupunbertegur sapa dangan seseorang. Pada era sekarang ini bahasa sudah mengalami banyak perubahan akibat adanya percampuran bahasa, biasanya para remaja membuat bahasa berbeda agar terlihat keren dengan teman-temanya. Sebut saja bahasa “gaul”, bahasa campuran tersebut membuat citra bahasa indonesia menjadi hilang. Seperti miapah (demi apa) atau ciyus (serius). Tanpa disadari bahasa terbut dapat mengantikan bahasa indosesia dan membuat punah secara perlahan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Bahasa dan Berbahasa
Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa sendiri adalah proses menyampaikan informasi dalam berkomunikasi itu. Proses berbahasa merupakan proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun bisa di katakan suatu proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu sistem kognitif yang ada pada manusia.
Manusia mempuyai suatu sistem penggunaan bahasa dan psikologi bahasa yang mempelajari cara kerja dari sistem ini. Sistem ini dapat menerangkan misalnya, bagaimana manusia dapat menyampaikan pikiran dengan kata-kata (produksi bahasa) dan bagaimana manusia mengerti “isi’ pikiran atau makna dari suatu kalimat yang diucapkan atau ditulis (persepsi bahasa).
Berbahasa adalah gabungan berurutan antara dua proses. Yang Pertama yaitu proses produktif artinya proses yang berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Kemudian yang Kedua adalah proses reseptif artinya proses yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengar.
Proses rancangan berbahasa produktif dapat dibagi menjadi tiga tahapan yakni:
2. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) adalah bahasa itu sebuah sistem, bahasa itu bersifat bunyi, bahasa itu lambang, bahasa itu konvensional, bahasa itu bersifat arbirter, bahasa itu bermakna, bersifat unik, bahasa itu produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu dinamis, bahasa merupakan identitas penuturnya, dan bahasa adalah alat interaksi sosial.
Sedangkan hakikat bahasa menurut Oki (dalam Yaqin, 1994: 3) yaitu:
1. Oral (menghasilkan bunyi)
2. Sistematis (terdapat aturan dan kompleks)
3. Arbirter (manasuka)
4. Konvensional
5. Beragam.
6. Unik dan universal
7. Produktif atau kreatif
8. Merupakan fenomena social
9. Berkembang sewaktu-waktu
10. Bersifan insane (hanyamanusia yang memiliki kemampuan berbahasa).
Dari paparan beberapa pakar di atas, dapat kami simpulkan bahwa hakikat bahasa adalah sebuah bunyi ujaran yang berupa lambing atau simbol, bersistem yang bersifat arbirter, produktif, unik, dan universal yang digunakan sebagai alat komunikasi manusia untuk berinteraksi dengan sesame.
3. Asal Usul Bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa tidak akan ada habisnya, karena begitu banyak pakar yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan penemuan mereka masing-masing. Untuk itu kita akan mengambil dari beberapa pakar yang berkenaan dengan asal usul bahasa.
Menurut pandangan Islam menyebutkan bahwa bahasa besumber dari Tuhan. Dalam kitab suci agama Islam misalnya disebutkan bahwa Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai kemampuan yang dibekalkan kepadanya, termasuk berbahasa (Q.S. Al Baqoroh: 31 dan Q.S Ar Rum: 22).
Dalam teori Brooks (dalam Chaer, 2002: 32) dapat juga kita ketahui mengenai asal usul bahasa. Teori ini sejalan dengan psikolinguistik dewasa sekarang ini. Di sini dijelaskan bahwa bahasa itu lahir bersamaan dengan kelahiran manusia. Berdasarkan penemuan-penemuan antropologi, arkeologi, sejarah purba. Yang kita ketahui sekarang adalah sejarah yang kira-kira dua juta tahun yang lalu. Menurut hipotesis Brook bahasa pada mulanya dulu berupa bunyi-bunyi tetap yang untuk menggantikan atau symbol bagi benda, hal, atau kejadian tetap di sekitar yang dekat dengan bunyi-bunyi itu. kemudian bunyi-bunyi itu dipakai bersama oleh orang-orang setempat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa itu timbul akibat tiruan bunyi-bunyi yang didengar oleh manusia dan lingkungannya. Kemudian dimaknai oleh seseorang, dipengaruhi oleh dorongan hati yang kuat seseorang untuk melakukan interaksi (komunikasi). Karena setiap manusia pasti memiliki keinginan-keinginan yang ingin diwujudkan serta diutarakan. Terlihat jelas bahwa di sini manusialah yang berperan dalam mengemukakan sebuah bahasa tersebut. dan akal manusia juga yang membuatnya sempurna.
Darip perbedaan-perbedaan yang ada, tidak dapat kita salahkan karena kita merupakan penerus dari nenek moyang, yang hanya dapat mewarisi apa yang mereka miliki. Sehinggah kajian yang ada bersifat terbatas. Adapun teori-teori yang ada, bahwa sumber bahasa dari tuhan, bunyi alam, isyarat lisan, hanyalah semata kemampuan manusia secara fisiologis.
4. Fungsi-Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat interaksi social (komunikasi), dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (chaer, 2002: 33). Komunikasi ini dapat berupa lisan maupun tulisan. Komunikasi dengan bahasa ini, dapat kita jumpai melalui aktivitas manusia yang mendasar, yaitu dengan berbicara dan mendengarkan. Dua kegiatan inilah yang sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan.
Sedangkan fungsi khusus yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang adalah sebagai berikut:
Sedangkan menurut Finachiaro (1977) membagi fungsi bahasa menjadi beberapa yaitu:
5. Struktur Bahasa
Berbicara tentang struktur bahasa, dalam setiap analisis bahasa ada dua buah konsep yang perlu dipahami, yaitu struktur dan system. Struktur menyangkut masalah hubungan antara unsure-unsur di dalam satuan ujaran. Sedangkan system berkenaan dengan hubungan antara unsur-unsur bahasa pada satuan-satuan ujaran yang lain.
Dalam linguistic generative transformasi dapat dilihat beberapa tentang sruktur bahasa yaitu:
a. Tata bahasa
Tata bahasa ini sama dengan sebuah “pengetahuan” seseorang akan bahasanya, yang lazim disebut dengan “kompetensi”. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi). Adapun pengetahuan seseorang akan tata bahasanya dinuranikan oleh orang sejalan dengan proses pemerolehan bahasa. Yang dinuranikan itu tidak alain adalah dari rumus-rumus atau kaidah-kaidah yang jumlahnya terbatas, yang digunakan untuk membangkitkan kalimat atau bahasa-bahasa yang tidak terbatas.
b. Struktur luar dan struktur dalam
Struktur dalam adalah struktuir kalimat itu secara abstrak yang berada di dalam otak penutur sebelum kalimat diucapkan oleh penutur. Sedangkan yang dimaksud struktur luar adalah struktur kalimat itu ketika diucapkan oleh seseorang yang dapat kita dengar dan kita cerna dengan berbagai macam makna.
c. Komponen tata bahasa
Setiap tata bahasa dibangun oleh komponen. Komponen tata bahasa ini terdapat tiga macam komponen, yaitu:
6. Proses Berbahasa
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses yaitu proses produktif dan proses reseptif. Proses produktif berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Sedangkan proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat pendengar.
Proses produksi atau proses rancangan berbahasa disebut encode. Sedangkan proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut proses decode.
Proses decode dimulai dengan decode fonologi, yakni penerimaan unsur-unsur bunyi melalui telinga pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan encode gramatikal, yakni pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal. Lalu diakhiri dengan decode semantic, yakni pemahaman akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawa oleh kode tersebut Proses decode ini terjadi dalam otak pendengar.
Pesan encode dan proses decode dari pesan, amanat, atau perasaan, terangkum dalam suatu konsep yang disebut poses komunikasi.
Proses berbahasa produktif dan proses berbahasa reseptif dapat dianalisis dengan pendekatan prilaku (behaviorisme) dan pendekatan kognitif. Proses produktif dimulai tahap pemunculan ide, gagasan, perasaan, atau apa saja yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut tahap idealisasi, yang selanjutnya disambung dengan tahap perancangan, yakni tahap pemilihan bentuk-bentuk bahasa untuk mewadahi gagasan, ide, atau perasaan yang akan disampaikan. Perancangan ini meliputi komponen bahasa sintaksis, semantic, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini secara psikologi orang melahirkan kode verbal atau secara linguistic orang melahirkan arus ujaran.
Proses reseptif dimulai dengan tahapan rekognisi atau pengenalan akan arus ujaran yang disampaikan. Mengenal (rekognisi) berarti menimbulkan kembali kesan yang pernah ada. Tahap pengenalan dilanjutkan dengan tahap identifikasi, yaitu proses mental yang dapat membedakan bunyi yang kontrastif, frase, kalimat, teks, dan sebagainya. Setelah tahap identifikasi ini dilalui, maka sampailah pada tahap pemahaman, sebagai akhir dari suatu proses berbahasa.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu budaya yang harus dijaga agar tetap lestari smpai anak cucu kita. Karena Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang diakui oleh negara kita. Berbanggalah terhadap bahasa indonesia karena bahasa yang telah membesarkan negara kita. Pergunakanlah bahasa dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Kemampuan keterampilan dalam berbahasa patut kita syukuri, bahasa akan membawa kita pada kesuksesan.
Proses berbahasa produktif dan proses berbahasa reseptif dapat dianalisis dengan pendekatan prilaku(behaviorisme)dan pendekatan kognitif. Proses produktif dimulai tahap pemunculan ide, gagasan, perasaan, atau apa saja yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut tahap idealisasi, yang selanjutnya disambung dengan tahap perancangan, yakni tahap pemilihan bentuk-bentuk bahasa untuk mewadahi gagasan, ide, atau perasaan yang akan disampaikan. Perancangan ini meliputi komponen bahasa sintaksis, semantic, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini secara psikologi orang melahirkan kode verbal atau secara linguistic orang melahirkan arus ujaran.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 1998. Tata bahasa baku Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rohman , Taufik.dkk.2006. Antropologi 1. Jakarta: Yudhistira.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta : PT Rineka Cipta
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, kenapa dikatakan demikian, karena di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakanmedia tersebut secara baik dan benar.Bahasa merupakan titik dimana kita mencapai suatu wawasam ketika berbicara ataupunbertegur sapa dangan seseorang. Pada era sekarang ini bahasa sudah mengalami banyak perubahan akibat adanya percampuran bahasa, biasanya para remaja membuat bahasa berbeda agar terlihat keren dengan teman-temanya. Sebut saja bahasa “gaul”, bahasa campuran tersebut membuat citra bahasa indonesia menjadi hilang. Seperti miapah (demi apa) atau ciyus (serius). Tanpa disadari bahasa terbut dapat mengantikan bahasa indosesia dan membuat punah secara perlahan.
BAB II PEMBAHASAN
1. Bahasa dan Berbahasa
Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa sendiri adalah proses menyampaikan informasi dalam berkomunikasi itu. Proses berbahasa merupakan proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara ataupun bisa di katakan suatu proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu sistem kognitif yang ada pada manusia.
Manusia mempuyai suatu sistem penggunaan bahasa dan psikologi bahasa yang mempelajari cara kerja dari sistem ini. Sistem ini dapat menerangkan misalnya, bagaimana manusia dapat menyampaikan pikiran dengan kata-kata (produksi bahasa) dan bagaimana manusia mengerti “isi’ pikiran atau makna dari suatu kalimat yang diucapkan atau ditulis (persepsi bahasa).
Berbahasa adalah gabungan berurutan antara dua proses. Yang Pertama yaitu proses produktif artinya proses yang berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Kemudian yang Kedua adalah proses reseptif artinya proses yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengar.
- Encode semantic, yaitu proses penyusunan ide, gagasan, atau konsep.
- Encode gramatikal, yaitu penyusunan konsep atau ide dalam bentuk satuan gramatikal.
- Encode fonologi, yaitu penyusunan bunyi dari kode tersebut yang kemudian dilontarkan kepada lawan bicara dengan pemahaman.
2. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) adalah bahasa itu sebuah sistem, bahasa itu bersifat bunyi, bahasa itu lambang, bahasa itu konvensional, bahasa itu bersifat arbirter, bahasa itu bermakna, bersifat unik, bahasa itu produktif, bahasa itu bervariasi, bahasa itu dinamis, bahasa merupakan identitas penuturnya, dan bahasa adalah alat interaksi sosial.
Sedangkan hakikat bahasa menurut Oki (dalam Yaqin, 1994: 3) yaitu:
1. Oral (menghasilkan bunyi)
2. Sistematis (terdapat aturan dan kompleks)
3. Arbirter (manasuka)
4. Konvensional
5. Beragam.
6. Unik dan universal
7. Produktif atau kreatif
8. Merupakan fenomena social
9. Berkembang sewaktu-waktu
10. Bersifan insane (hanyamanusia yang memiliki kemampuan berbahasa).
Dari paparan beberapa pakar di atas, dapat kami simpulkan bahwa hakikat bahasa adalah sebuah bunyi ujaran yang berupa lambing atau simbol, bersistem yang bersifat arbirter, produktif, unik, dan universal yang digunakan sebagai alat komunikasi manusia untuk berinteraksi dengan sesame.
3. Asal Usul Bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa tidak akan ada habisnya, karena begitu banyak pakar yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan penemuan mereka masing-masing. Untuk itu kita akan mengambil dari beberapa pakar yang berkenaan dengan asal usul bahasa.
Menurut pandangan Islam menyebutkan bahwa bahasa besumber dari Tuhan. Dalam kitab suci agama Islam misalnya disebutkan bahwa Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai kemampuan yang dibekalkan kepadanya, termasuk berbahasa (Q.S. Al Baqoroh: 31 dan Q.S Ar Rum: 22).
Dalam teori Brooks (dalam Chaer, 2002: 32) dapat juga kita ketahui mengenai asal usul bahasa. Teori ini sejalan dengan psikolinguistik dewasa sekarang ini. Di sini dijelaskan bahwa bahasa itu lahir bersamaan dengan kelahiran manusia. Berdasarkan penemuan-penemuan antropologi, arkeologi, sejarah purba. Yang kita ketahui sekarang adalah sejarah yang kira-kira dua juta tahun yang lalu. Menurut hipotesis Brook bahasa pada mulanya dulu berupa bunyi-bunyi tetap yang untuk menggantikan atau symbol bagi benda, hal, atau kejadian tetap di sekitar yang dekat dengan bunyi-bunyi itu. kemudian bunyi-bunyi itu dipakai bersama oleh orang-orang setempat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa itu timbul akibat tiruan bunyi-bunyi yang didengar oleh manusia dan lingkungannya. Kemudian dimaknai oleh seseorang, dipengaruhi oleh dorongan hati yang kuat seseorang untuk melakukan interaksi (komunikasi). Karena setiap manusia pasti memiliki keinginan-keinginan yang ingin diwujudkan serta diutarakan. Terlihat jelas bahwa di sini manusialah yang berperan dalam mengemukakan sebuah bahasa tersebut. dan akal manusia juga yang membuatnya sempurna.
Darip perbedaan-perbedaan yang ada, tidak dapat kita salahkan karena kita merupakan penerus dari nenek moyang, yang hanya dapat mewarisi apa yang mereka miliki. Sehinggah kajian yang ada bersifat terbatas. Adapun teori-teori yang ada, bahwa sumber bahasa dari tuhan, bunyi alam, isyarat lisan, hanyalah semata kemampuan manusia secara fisiologis.
4. Fungsi-Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat interaksi social (komunikasi), dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (chaer, 2002: 33). Komunikasi ini dapat berupa lisan maupun tulisan. Komunikasi dengan bahasa ini, dapat kita jumpai melalui aktivitas manusia yang mendasar, yaitu dengan berbicara dan mendengarkan. Dua kegiatan inilah yang sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan.
Sedangkan fungsi khusus yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang adalah sebagai berikut:
- Sebagai alat ekspresi diri, bahasa sebagai wahana untuk mengespresikan kehendaknya atau perasaannya padasasaran yang tepat.
- Bahasa seabgai alat komunikasi
- Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi social
- Bahasa sebagai alat control social.
Sedangkan menurut Finachiaro (1977) membagi fungsi bahasa menjadi beberapa yaitu:
- Fungsi bahasa yang bersifat intrapersonal (matheik), yaitu penggunaan bahasa untuk memecahkan persoalan.
- Fungsi bahasa bersifat interpersonal (progmatik), yaitu yang menunjukkan adanya suatu pesan atau keinginan penutur.
- Fungsi direktif, yaitu untuk mengatur orang lain
- Funsi referensial, yaitu untuk menampilkan suatu referen
- Fungsi imajinatif
5. Struktur Bahasa
Berbicara tentang struktur bahasa, dalam setiap analisis bahasa ada dua buah konsep yang perlu dipahami, yaitu struktur dan system. Struktur menyangkut masalah hubungan antara unsure-unsur di dalam satuan ujaran. Sedangkan system berkenaan dengan hubungan antara unsur-unsur bahasa pada satuan-satuan ujaran yang lain.
Dalam linguistic generative transformasi dapat dilihat beberapa tentang sruktur bahasa yaitu:
a. Tata bahasa
Tata bahasa ini sama dengan sebuah “pengetahuan” seseorang akan bahasanya, yang lazim disebut dengan “kompetensi”. Kemudian kompetensi ini akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan bahasa (performansi). Adapun pengetahuan seseorang akan tata bahasanya dinuranikan oleh orang sejalan dengan proses pemerolehan bahasa. Yang dinuranikan itu tidak alain adalah dari rumus-rumus atau kaidah-kaidah yang jumlahnya terbatas, yang digunakan untuk membangkitkan kalimat atau bahasa-bahasa yang tidak terbatas.
b. Struktur luar dan struktur dalam
Struktur dalam adalah struktuir kalimat itu secara abstrak yang berada di dalam otak penutur sebelum kalimat diucapkan oleh penutur. Sedangkan yang dimaksud struktur luar adalah struktur kalimat itu ketika diucapkan oleh seseorang yang dapat kita dengar dan kita cerna dengan berbagai macam makna.
c. Komponen tata bahasa
Setiap tata bahasa dibangun oleh komponen. Komponen tata bahasa ini terdapat tiga macam komponen, yaitu:
- Komponen sintaksis, guna untuk menentukan hubungan antara pola-pola bunyi bahasa dengan makna-maknanya dengan cara mengatur urutan kata-kata yang membentuk frase atau kalimat sesuai dengan makna yang diinginkan penuturnya.
- Komponen semantic, maksudnya ialah mengetahui dari makna yang terkandung. Dengan kata lain setiap bahasa yang diujarkan dapat dikethui maknanya oleh pemakai bahasa. Makna suatu kalimat juga dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah (1) makna leksikal kata yang membentuk kalimat, (2) urutan kata dalam organisasi kalimat, (3) intonasi, cara kalimat diucapkan atau dituliskan, (4) konteks situasi, (5) kalimat sebelum dan sesudah yang menyertai kalimat itu.
- Komponen fonologi, yaitu system bunyi suatu bahasa. Tugasnya mengubah struktur-luar sintaksis menjadi representasi fonetik yaitu bunyi-bunyi bahasa yang kita dengar yang diucapkan oleh seorang penutur.
6. Proses Berbahasa
Berbahasa merupakan gabungan berurutan antara dua proses yaitu proses produktif dan proses reseptif. Proses produktif berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Sedangkan proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat pendengar.
Proses produksi atau proses rancangan berbahasa disebut encode. Sedangkan proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut proses decode.
Proses decode dimulai dengan decode fonologi, yakni penerimaan unsur-unsur bunyi melalui telinga pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan encode gramatikal, yakni pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal. Lalu diakhiri dengan decode semantic, yakni pemahaman akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawa oleh kode tersebut Proses decode ini terjadi dalam otak pendengar.
Pesan encode dan proses decode dari pesan, amanat, atau perasaan, terangkum dalam suatu konsep yang disebut poses komunikasi.
Proses berbahasa produktif dan proses berbahasa reseptif dapat dianalisis dengan pendekatan prilaku (behaviorisme) dan pendekatan kognitif. Proses produktif dimulai tahap pemunculan ide, gagasan, perasaan, atau apa saja yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut tahap idealisasi, yang selanjutnya disambung dengan tahap perancangan, yakni tahap pemilihan bentuk-bentuk bahasa untuk mewadahi gagasan, ide, atau perasaan yang akan disampaikan. Perancangan ini meliputi komponen bahasa sintaksis, semantic, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini secara psikologi orang melahirkan kode verbal atau secara linguistic orang melahirkan arus ujaran.
Proses reseptif dimulai dengan tahapan rekognisi atau pengenalan akan arus ujaran yang disampaikan. Mengenal (rekognisi) berarti menimbulkan kembali kesan yang pernah ada. Tahap pengenalan dilanjutkan dengan tahap identifikasi, yaitu proses mental yang dapat membedakan bunyi yang kontrastif, frase, kalimat, teks, dan sebagainya. Setelah tahap identifikasi ini dilalui, maka sampailah pada tahap pemahaman, sebagai akhir dari suatu proses berbahasa.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa merupakan suatu budaya yang harus dijaga agar tetap lestari smpai anak cucu kita. Karena Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang diakui oleh negara kita. Berbanggalah terhadap bahasa indonesia karena bahasa yang telah membesarkan negara kita. Pergunakanlah bahasa dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Kemampuan keterampilan dalam berbahasa patut kita syukuri, bahasa akan membawa kita pada kesuksesan.
Proses berbahasa produktif dan proses berbahasa reseptif dapat dianalisis dengan pendekatan prilaku(behaviorisme)dan pendekatan kognitif. Proses produktif dimulai tahap pemunculan ide, gagasan, perasaan, atau apa saja yang ada dalam pemikiran seorang pembicara. Tahap awal ini disebut tahap idealisasi, yang selanjutnya disambung dengan tahap perancangan, yakni tahap pemilihan bentuk-bentuk bahasa untuk mewadahi gagasan, ide, atau perasaan yang akan disampaikan. Perancangan ini meliputi komponen bahasa sintaksis, semantic, dan fonologi. Berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini secara psikologi orang melahirkan kode verbal atau secara linguistic orang melahirkan arus ujaran.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 1998. Tata bahasa baku Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Rohman , Taufik.dkk.2006. Antropologi 1. Jakarta: Yudhistira.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik : Kajian Teoretik. Jakarta : PT Rineka Cipta