SOP JIKA TERJADI KEBAKARAN

SOP disusun untuk mempersingkat proses kerja, meningkatkan kapasitas kerja, dan menertibkan kinerja supaya tetap dalam bingkai visi serta misi perusahaan (Ekotama, 2011: 21). SOP juga lahir dari pengelolaan usaha sehari-hari. Pengelolaan usaha sehari-hari yang belum tentu professional kemudian distandarisasi agar professional atau mendekati professional. Oleh karena itu, SOP dibuat untuk menyederhanakan suatu pekerjaan supaya berfokus pada intinya, tetapi cepat dan tepat. Dengan cara ini, keuntungan mudah diraih, pemborosan diminimalisasi dan kebocoran keuangan dapat dicegah. Hal ini biasa diterapkan pada perusahaan yang kompetitif yakni perusahaan yang semua pekerjaan bias diselesaikan secara tepat waktu (Ekotama, 2011: 20). Jadi, SOP dibuat untuk menyederhanakan proses kerja supaya hasilnya optimal tetapi tetap efisien.
Di antara kotak-kotak dalam organisasi terdapat garis-garis yang menghubungkan satu sama lain. Garis-garis itu menunjukkan adanya kontak-kontak komunikasi antar pejabat yang ada dalam organisasi. Jenis-jenis komunikasi yang dilakukan antara lain berupa intruksi, laporan, koordinasi atau sekedar informasi. Di samping itu, ada hal lain yang cukup penting terkandung dalam garis-garis tersebut, yaitu adanya mekanisme baku yang harus dilakukan secara standar disertai formalitas tertentu, dalam melaksanakan keperluankeperluan tertentu. Mekanisme tersebut adalah apa yang biasa dinamakan sebagai SOP (Standard Operation Procedure). Dalam bahasa Indonesia istilah ini dikenal sebagai “sisdur” (sistem prosedur) (Hakim, 2010: 121).

Jadi, SOP menjadi sebuah mekanisme vital, apabila tidak dibuat dan dilaksanakan dengan baik, maka manajemen sebuah perusahaan kemungkinan besar akan menjadi kacau.

SOP JIKA TERJADI KEBAKARAN

1. Pengertian
Jika terjadi kebakaran, ketersediaan apar, pelatihan penggunaan apar, pelatihan jika terjadi kebakaran adalah Aktifitas yang dilakukan untuk memastikan adanya proteksi kebakaran sejak dini agar dapat dicegah atau ditangani dengan cepat, dengan pengetahuan dan ikut aktif terhadap mitigasi kebakaran untuk kenyamanan dan keamanan melakukan aktifitas pelayanan.

2. Tujuan
Sebagai acuan petugas dalam hal jika terjadi kebakaran, ketersediaan apar, pelatihan penggunaan apar, pelatihan jika terjadi kebakaran.


3. Kebijakan
Keputusan Kepala Puskesmas Keumala Nomor : 800/    /KML/UKP/XII/2018 tentang Penunjang Pelayanan Klinis di Puskesmas Keumala.

4. Referensi
  1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1405/MENKES/SK/XI/2002 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
  2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1428/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Pedoman  Penyelenggaraan  Kesehatan Lingkungan Puskesmas.


5. Prosedur/Langkah –Langkah
1. Alat dan Bahan
  • APAR
  • Air, 
  • Selang air, 
  • Handuk/kain


2.Petugas Pelaksana
a. Petugas Puskesmas

3. Langkah-langkah
A. Jika terjadi kebakaran 
  • Jangan panik dan identifikasi titik api
  • Hubungi tim pemadam kebakaran pukesmas 
  • Bila memungkinkan padamkan api dengan menggunakan APAR atau alat pemadamyang lain
  • Jika tidak berhasil lakukan evaluasi, menghubungi pemadam kebakaran, menyelamatkan barang/Dokumen berharga jika masih memungkinkan, matikan sumber arus listrik 
  • Setelah sampai titik kumpul mematikan semua karyawan dan pasien / keluarga sudah di evakuasi semua

B. Cara pemadaman Api

a. Cara Tradisional
Memakai : Goni,Handuk,Keset,Selimut yang di basahi
Cara : Angkat Goni,Handuk,Keset,Selimut yang di basahi angkat kedua ujung dengan posisi ibu jari di depan, Badan dan Wajah di lindungi dengan goni lalu kita berjalan miring kemudian goni di tutupkan di bagin yang terbakar, Jika masih ada api tambahkan goni yang sudah di basahi  lagi

b. Cara Moderen dengan menggunakan APAR
APAR ini berisi : Gas,Powder, busa. Sebelum menggunakan kocok dulu APAR beberapa kali
Langkah-langkah penggunaan APAR
  1. Sebelum digunakan diposisikan terbalik dahulu agar tidak mengumpal.
  2. Peganglah APAR dan katup pemancar dengan satu tangan terkuat sedangkan satu tangan yang lain memegang selang pemancar.
  3. Kemudian dipanggul setelah itu alat diangkat.
  4. Membuka pematik untuk mengeluarkan isi APAR .
  5. Arahkan sesuai arah angin (sejajar dengan sumber api).
  6. Semprotkan pada jarak 3-4 meter dari sumber api pada jarak yang aman. Semprot selang ke arah titik pusat api, padamkan dari api yang kecil terlebih dahulu.
  7. Semprotkan secara merata sampai api padam.

Baca SOP Lainnya : Kumpulan SOP Puskesmas

Perlu diperhatikan :
Penempatan APAR pada ketinggian kurang lebih 1,5 meter di dinding dan letakkan di tempat yang mudah terlihat.
Isi APAR setahun sekali, jika tidak habis dan sudah jatuh tempo isi APAR bisa digunakan untuk latihan pemadaman sehingga APAR benar benar kosong dan untuk didisi kembali.

C. Menggunakan selang
Penggunaan ketika memadamkan api yang sangat besar/kebakaran bisa kita memanggil DAMKAR yaitu dengantangki pemadam kebakaran yang dilengkapi selang besar dengan air disemprotkan.

6. Bagan alir
A. Jika terjadi kebakaran 


B. Cara Pemadaman Api



7.Hal-hal yang perlu diperhatikan
Ketersediaan APAR

8.   Unit terkait
Seluruh unit pelayanandi Puskemas

9.  Dokumen terkait

10. Rekaman historis perubahan


Rekaman historis perubahan

Silahkan Unduh Format SOP Word/docx
SOP JIKA TERJADI KEBAKARAN.docx

Semoga Bermanfaat