BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Indonesia menggunakan
sistem sentralisasi pendidikan. Sistem sentralisasi pendidikan ini maksudnya
pemerintah pusat memiliki wewenang secara penuh terhadap pendidikan. Misalnya
saja dalam hal kebijakan. Pemerintah memiliki wewenang penuh dalam menentukan
kebijakan pendidikan. Setiap sekolah hanya tinggal menunggu instruksi dari pemerintah
pusat untuk melaksanakan kebijakan pendidikan yang diperintahkan.
Sekarang Indonesia telah menganut sistem otonomi pendidikan
atau bisa dikatakan sistem desentralisasi pendidikan. Di sini pemerintah pusat
tetap memiliki wewenang tetapi tidak secara penuh terhadap pendidikan.
Desentralisasi pendidikan ini kemudian memunculkan akan sangat pentingnya sosok
pemimpin yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah akan berperan sangat penting dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah. Kepala sekolah memiliki tugas dan
wewenangnya yang harus dilaksanakan dengan baik. Kepala sekolah dituntut harus
memiliki kemampuan agar mampu melaksanakan tugas tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, ditegaskan bahwa:
Seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Semua kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh kepala sekolah agar mampu mewujudkan pembelajaran yang bermutu dalam rangka mencapai pendidikan yang berkualitas di sekolah.
Seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Semua kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh kepala sekolah agar mampu mewujudkan pembelajaran yang bermutu dalam rangka mencapai pendidikan yang berkualitas di sekolah.
Dari pendapat tersebut, jelas bahwa yang menjadi penentu
keberhasilan suatu sekolah terletak pada kemampuan kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin
sekolah adalah menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusi sehingga para
guru dan siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan
menyenangkan di lingkungan sekolahnya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk itulah, pendidikan di Indonesia secara terus-menerus berusaha
untuk ditingkatkan mutunya.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru atau yang lebih dikenal
dengan istilah supervisi. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah
mempunyai tugas di bidang supervisi akademik. Priansa dan Somad (2014:106)
menyatakan: “Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran”.
Tugas di bidang supervisi merupakan tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan
dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu
usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar berdasarkan fakta di dalam kelas,
bukan hasil rekayasa. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa dalam usaha
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru, kepala sekolah bertugas menyelenggarakan serta melaksanakan kegiatan
supervisi. Tugas ini cukup penting karena melalui peran supervisor, kepala
sekolah dapat memberi bantuan, bimbingan, ataupun layanan kepada guru dalam
menjalankan tugas ataupun dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada saat
proses pembelajaran.
Hasil observasi yang peneliti lakukan pada bulan Januari
sampai Februari 2017 pada SMAN 1 Sakti dan Mutiara melalui wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang kurikulum, ditemukan permasalahan yang muncul
terkait kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah. Permasalahan tersebut
antara lain, pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah
kurang maksimal. Hal tersebut terjadi karena kepala sekolah lebih banyak
melakukan pekerjaan administratif, rapat, dibandingkan dengan melakukan
supervisi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kecenderungan tersebut
berdampak pada guru yang kurang mendapatkan bimbingan kepala sekolah dalam
melaksanakan pembelajaran, sehingga akan berpengaruh negatif pada hasil belajar
siswa. Jasmani dan Mustofa (2013:31) menyatakan bahwa:
Supervisi pendidikan secara
umum bertujuan untuk mengontrol dan menilai semua komponen-komponen yang
terkait dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, apabila supervisi ini
dilaksanakan dengan baik, peningkatan kinerja semua komponen pendidikan akan
menjadi baik, peran guru dan tanggung jawab guru sebagai tenaga edukatif pun
semakin meningkat.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas bahwa tujuan supervisi
untuk mengontrol dan menilai personil sekolah, terutama guru. Supervisi yang
baik dapat membawa perbaikan dan peningkatan kinerja guru sebagai komponen
utama dalam organisasi sekolah. Kegiatan supervisi idealnya dilaksanakan secara
kontinu oleh kepala sekolah. Dengan demikian, apabila supervisi dilaksanakan
setiap tiga bulan sekali maka dalam satu tahun pelajaran idealnya, kepala
sekolah melakukan supervisi sebanyak empat kali.
Semua fungsi sekolah tidak akan efektif apabila komponen dari
sistem sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu
komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan
berpengaruh juga pada jalannya sistem itu sendiri, salah satu bagian komponen
sekolah adalah guru, guru yang menjadi
sasaran utama pelaksanaan supervisi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang: Tenaga Kependidikan, menyatakan bahwa: “Tugas utama seorang
guru adalah mengajar atau melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa guru yang profesional akan dapat mengelola
kegiatan belajar mengajar secara lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu
proses dan hasil belajar siswa”.
Kondisi nyata yang terjadi di SMAN 1 Sakti dan Mutiara
berdasarkan observasi penulis, kondisi fisik kedua sekolah dalam keadaan baik,
nyaman dan indah tetapi dalam kegiatan pembelajarqn masih ada guru mengajar
tanpa melakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu, belum
melengkap administrasi pembelajaran, masih ada guru yang belum bias menyusun
rencana pembelajaran, memilih metode, media dan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan, selain itu
masih ada guru mengajar tidak sesuai dengan bidang ilmu, kedisiplinan
guru masih rendah, masih ada guru yang datang terlambat, sehingga proses
pembelajarann yang dilaksanakan menjadi kurang efektif dan menyuasun
administrasi yang begitu banyak dalam
pendanaan juga tidak semua guru mendapatkan tunjangan sertifikasi.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul, “Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah untuk
Meningkatkan Kinerja Guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
supervisi akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di SMAN
1 Sakti dan Mutiara?
C. Tujuan
Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum
penelitian ini bertujuan mengetahui supervisi
akademik oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di SMAN 1 Sakti
dan Mutiara.
2.
Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian
bertujuan untuk mengetahui:
a. Perencanaan program supervisi akademik yang dirancang oleh kepala
sekolah untuk meningkatkan disiplin,
kemampuan dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara
b. Pelaksanaan program supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah untuk meningkatkan kemampuan, disiplin,
dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti
dan Mutiara.
c. Teknik supervisi akademik
yang dipakai oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan disiplin, kemampuan dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan
Mutiara
d. Tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah untuk meningkatkan disiplin,
kemampuan dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara.
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun
yang menjadi fokus pada penelitian ini
adalah supervisi akademik dan kinerja guru. Berdasarkan fokus masalah, maka
pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perencanaan program supervisi akademik yang dirancang
oleh kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin, kemampuan dan tanggung jawab
guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara
2. Bagaimanakah pelaksanaan
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan
disiplin, kemampuan dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara?
3. Bagaimanakah teknik-teknik supervisi akademik yang dipakai oleh
kepala sekolah untuk meningkatkan
disiplin, kemampuan dan tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara?
4. Bagaimanakah tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin, kemampuan dan
tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara?
E. Manfaat
Penelitian
Diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberi manfaat terhadap berbagai aspek, baik teoretis
maupun praktis, yaitu:
1. Manfaat teoritis.
Sebagai
bahan referensi bagi peneliti berikutnya khususnya bagi peneliti yang relevan
dengan objek penelitian yang sejenis dan untuk pengembangan ilmu administrasi
pendidikan khususnya untuk peningkatan supervisi akademik.
2.
Manfaat praktis
Secara
praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:
a. Kepala Sekolah dan pengawas,
guna pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru, baik
kemampuan, disiplin, maupun tanggung jawab di Sekolah Menengah Atas.
b.
Penulis, dalam menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang
pendidikan, khususnya yang terkait dengan pelaksanaan supervisi akademik untuk
meningkatkan kinerja guru, baik kemampuan, disiplin, maupun tanggung jawab di
Sekolah Menengah Atas.
c. Guru SMAN 1 Sakti dan Mutiara, hasil penelitian ini diharapkan
menjadi masukan yang dapat digunakan oleh guru SMAN 1 Sakti dan Mutiara sebagai
bahan referensi untuk meningkatkan kinerja
guru, baik kemampuan, disiplin, maupun
tanggung jawab di sekolah tersebut, supaya hasil belajar, dan
kreatifitas siswa dapat meningkat
dari tahun sebelumnya.
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian
yang terkait dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru telah
dihasil dalam bentuk tesis, dengan studi kasus yang diangkat hanya pada ruang
lingkup jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Belum ada penelitian supervisi akademik di dua sekolah.
Untuk itu, maka peneliti
termotivasi ingin melakukan penelitian tentang supervisi akademik dengan lebih
mendalam, pada lembaga pendidikan SMA.
Salah satunya adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakhruddin (2011:16) dapat disimpulkan bahwa: ”Penyusunan
program pembelajaran yang paling penting diperhatikan adalah penyusunan program
kerja dan penyusunan anggaran. Di dalam menyusun anggaran didasarkan pada jenis
kegiatan, sifat kegiatan, perkiraan beban kegiatan, perkiraan kapasitas dan
alat yang diperlukan”. Efektivitas
penerapan berbagai program dilaksanakan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
pengembangan persiapan pengajaran. Perencanaan dan pelaksanaan merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu pembelajaran. Gambaran yang terlihat dari hasil
penelitian tersebut bahwa guru telah membuat suatu program pembelajaran secara
baik.
Hasil penelitian Fajri (2014:133) dapat mengatakan
bahwa:
Kendala kepala dalam
meningkatkan disiplin dan motivasi kerja guru antara lain masih ada sebagian
kecil guru yang datang terlambat. Hal ini, berdampak terhadap kelancaran proses
pembelajaran. Di samping itu, masih ada
guru yang belum mampu menyusun RPP dengan baik. Guru yang tidak mampu menyusun RPP dengan baik,
mereka hanya menggunakan jasa teman yang bertugas di tempat lain untuk
mencontoh perangkat yang telah mereka buat. Budaya yang suka kopi paste
perangkat pembelajaran dari orang lain atau teman, termasuk kendala yang sulit untuk
diatasi dalam rangka peningkatan kompetensi profesional guru.
Darma (2012:118-119) dalam
penelitiannya menguraikan bahwa: ”alasan pentingnya kinerja guru disebabkan
oleh mutu pendidikan yang semakin terpuruk. Diharapkan melalui kerja keras
pengawas pengajaran, guru-guru dan kepala sekolah, mutu pendidikan dapat
ditingkatkan lebih baik dari kondisi sekarang”. Oleh karena itu, guru dituntut
dan ditantang untuk mengembangkan Kinerjanya, berani maju dan tampil lebih
baik, sehingga benar-benar dapat memberi dampak positif bagi kemajuan dunia
pendidikan. Hasil penelitian
Awaluddin (2011:102) dipaparkan bahwa:
Adanya peningkatan dalam penerapan manajemen
pembelajaran Pesantren Al-Manar berdampak positif terhadap lembaga ini. Salah
satu indikator majunya sebuah lembaga dapat dilihat dari adanya peningkatan
minat orang tua/wali santri untuk memilih lembaga pesantren modern sebagai
alternatif untuk pendidikan anak-anaknya.
Hal ini
berarti bahwa kepemimpinan yang baik dari suatu sekolah, berdampak terhadap
majunya sekolah bersangkutan. Begitu juga halnya dengan lembaga pendidikan sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dan sekolah menengah/ sederajat, bila kepala sekolah
mampu meningkatkan kinerja guru, maka sekolah tersebut mutunya juga akan
meningkat. Hal ini, disebabkan karena guru merupakan komponen pertama dalam proses
pendidikan di suatu sekolah, turut menentukan kemajuan lembaga atau organisasi
sekolah.
Hasil penelitian Hasanuddin (2010:93) dapat mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah terlihat sangat respek terhadap masalah yang
timbul dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru,
sehingga mereka melakukan terobosan-terobosan baru, guna meningkatkan kualitas
proses pembelajaran sesuai kemampuan pendukung yang ada”. Kreativitas guru
dapat dipacu dan ditumbuhkan, maka proses pembelajaran mengalami peningkatan.
Dengan demikian,kreativitas merupakan salah satu indikator untuk melihat
kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru yang berkinerja
baik, maka ia senantiasa melakukan kreativitas positif demi peningkatan
kompetensi diri dan kemajuan lembaga pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan
supervisi akademik oleh kepala sekolah
memiliki peran strategis dan menentukan dalam peningkatan kinerja guru di
sekolah yang dipimpinnya. Hal ini, disebabkan karena kepala sekolah merupakan top manager di sekolah, yang ikut
menentukan maju tidaknya lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Penelitian ini
ingin menyikapi tentang: perencanaan
program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, teknik-teknik
supervisi akademik, tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi akademik yang
dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin, kemampuan, dan
tanggung jawab guru di SMAN 1 Sakti dan Mutiara.
BAB II BACA SELENGKAPNYA.........
UNTUK VERSI LENGKAP BISA ANDA DOWNLOAD DI BAWAH INI....
Klik Selengkapnya...