Makalah - Makalah Bola Voli Lengkap Dengan Gambar akan Membahas tentang Sejarah Bola Voli, Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia, Sarana Dan Prasaran Permainan Bola Voli, Teknik Dasar Bola Voli, Penilaian, Wasit Dalam Bola Voli
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam
memberikan makna mutu pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan
kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di
terbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dasar bola voli merupakan media
untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Melihat dari perkembangan
Bola voli di dunia yang kian merebak selayak dan seyogya nya pula kita sebagai
generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang menjadi salah
satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang diminati di
Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan tidak
ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada peserta
didik kita mengenai Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola Voli.
B.
Tujuan
Adapun tujuan Penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui Tentang Olah raga Bola Voli dan Perkembangannya
C. Manfaat
Semoga makalah ini sangat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan sebagai bahan
acuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Bola Voli
Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Daerah Asalnya
William G. Morgan (New York, 1870–1942) adalah
tokoh asal Amerika
Serikat yang dikenal sebagai pencipta
olahraga bola voli.
Morgan muda kuliah di Springfield
College yang dikelola YMCA (Young
Men’s Christian Association). Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang
pada tahun 1891
menciptakan olahraga bola
basket. Setelah lulus, pada tahun 1895 ia
mulai bekerja sebagai Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di
sana ia menciptakan permainan bernama Mintoinette yang dirancang tidak
seberat basket agar cocok dimainkan orang-orang yang lebih tua. 9
Februari 1895 menjadi hari kelahiran permainan ini.Dirancang
berdasarkan olahraga lain asal Jerman bernama faustball, permainan yang ini
kemudian berganti nama menjadi volleyball (bola voli).
Setelah bertemu dengan James
Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket
yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November
1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama
halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya
sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga
merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette
ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James
Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa
jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi
empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket,
baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya,
permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda
lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball
(bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan
pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896
tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical
Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of
Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan
meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di
stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA,
Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani.
Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim
beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan
bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun
di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu,
permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah
pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari
permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang
tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Demonstrasi pertandingan yang dibawakan oleh
kedua tim, serta penjelasan yang telah disampaikan oleh Morgan-pun telah
membawa sebuah perubahan pada Mintonette.Perubahan pertama yang terjadi pada
permainan tersebut terjadi pada namanya. Atas saran dari Profesor Alfred T.
Halstead yang juga menyaksikan dan memperhatikan demonstrasi serta penjelasan
Morgan, nama Mintonette-pun berubah menjadi Volleyball (bola voli). Pemilihan
nama Volleyball sebagai pengganti Mintonette-pun tidak dilakukan dengan tanpa
pertimbangan. Nama Volleyball dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama yang
terdapat pada permainan tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola
tersebut jatuh ke tanah (volley).
Pada awalnya, nama Volleyball-pun dieja secara
terpisah (dua kata), yaitu “Volley Ball”. Kemudian pada tahun 1952, Komite
Administratif USVBA (United States Volleyball Association) memilih untuk
mengeja nama tersebut dalam satu kata, yaitu “Volleyball”. USVBA adalah
persatuan olahraga bola voli yang terdapat di Amerika Serikat. Asosiasi ini
pertama kali didirikan pada tahun 1928, dan pada saat ini USVBA lebih dikenal
dengan nama USAV (USA Voleyball). Setelah demonstrasi tersebut, komite YMCA berjanji
untuk mempelajari peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan
diserahkan ke Morgan.
Beberapa peraturan yang pertama kali ditulis
oleh Morgan adalah penggunaan net setinggi 6 feet 6 inch (ukuran ini
disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Amerika yang pada abad ke-19 tersebut
ternyata lebih pendek), lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan dimainkan oleh
beberapa orang pemain. Dalam peraturan lama tersebut, permainan terbagi atas
sembilan babak. Pada setiap babak, masing-masing tim memperoleh kesempatan
untuk melakukan servis (memukul bola di awal permainan/pukulan bola pertama).
Selain itu, dalam peraturan yang pertama kali dibuat tersebut tidak terdapat
batasan kontak antara pemain dengan bola, sebelum bola tersebut dapat dipukul
dan berpindah ke wilayah lawan. Jika pemain melakukan kesalahan ketika
melakukan servis, maka ia masih diijinkan untuk melakukan servis yang kedua.
Sedangkan pemukulan bola ke arah net akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran
dan berakibat kehilangan skor, kecuali pada saat melakukan servis yang pertama.
Karena setelah servis pertama, masih terdapat kesempatan untuk melakukan servis
yang kedua. Akhirnya, merekapun memodifikasi dan menerbitkan peraturan tersebut
pada bulan Juli 1896.
2.
Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak
tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani
didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola
voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak
andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan
bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar
kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat
di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di
seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI
(persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan
kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan
kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang.
Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV
1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya.
Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I
di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti
jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah
air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran
nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan
peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di
Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk
pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat
mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani
yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra
Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar,
serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan
kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga
nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut,
sebagai juaranya adalah :
1. UniSovyet
2.
Jepang
3.
Brazil
4.
Bulagaria
5.
Kuba
6.
Yunani
7.
Polandia
Sedangkan Indonesia
sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua
Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik
dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang
berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar negeri.
B. Sarana Dan Prasaran Permainan Bola Voli
- Gambar
lapangan bola voli
a.
Ukuran lapangan bola voli
·
Panjang Lapangan : 18 m
·
Lebar Lapangan : 9 m
·
Lebar Garis : 5 cm
b.
Net/ Jaring
·
Panjang Net : 9,5 m
·
Lebar Net : 1 m
·
Mata Jaring : 10 cm
·
Tinggi tiang Putera : 2,43 m
·
Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
·
Antene rood line : 10 cm
·
Tinggi/panjang antene : 1,80 m
·
Garis tengah diameter : 1 cm
c.
Bola
·
Keliling : 65-67 cm
·
Berat bola : 250-280 gram
·
Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm
·
Jalur bola : 12-18 jalur
C.
Teknik Dasar Bola Voli
- Macam- macam
dan Pelaksanaan Teknik Passing
a.
Passing Bawah
Cara pelaksanaannya :
·
Pemain melakukan sikap siap.
·
Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus
kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan badan.
·
Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan
sudut lutut dari 135º menjadi 45º.
·
Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan,
bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai
berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.
·
Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing bawah :
1) Pass Bawah dua
Tangan
2) Pass Bawah Satu
Tangan
3) Pass Bawah
Bergulir Kesamping
4) Pass Bawah
Setengah Bergulir Kebelakang
5) Pass Bawah
Meluncur Kedepan
b.
Passing Atas
Cara pelaksanaannya :
Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap
diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses
gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti
dipantulkan.
·
Pemain melakukan sikap siap.
·
Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan
tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti
hendak merangkum bola.
·
Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat
sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh
oleh ujung jari² tangan.
·
Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat
dan bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang
digerakkan sampai lurus keatas.
·
Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing atas :
1) Pass Atas
Normal
2) Pass Atas
Setengah Bergulir Kebelakang
3) Pass Atas
Bergulir Kesamping
4) Pass Atas
Meloncat
2.
Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Servis
a.
Underhand Service
Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan
kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain
tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya).
Bola dilempar rendah keatas , berat badan
bertumpu pada kaki sebelah belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang
dan diayunkan kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan
kekaki sebelah depan.
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka,
pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang
dibelakang kedepan.
Macam-macam
Underhand Service
1)
Back Spin Underhand Serve : Bola berputar
kebelakang.
2)
Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola
berputar keatas.
3)
Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar
kedalam.
4)
Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar
keluar.
b.
Overhead Service
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan
kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,
tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas
sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan
segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat
badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala
dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan
telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.
Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan
pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan
lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.
Macam-macam
Overhead Service
1)
Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
2)
Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar
kedalam.
3)
Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar
keluar.
4)
Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
c.
Floating Service
1)
Frontal Floating Service : Bola mengapung
kekiri & kekanan.
Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir
lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit,
ditarik kebelakang sebelum melempar bola.
Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak
bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul
dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul
disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan.
2)
Side Floating Service : Bola mengapung kearah
vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi
lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan
pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang,
dengan kedua lutut ditekuk sedikit.
Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola
dilempar rendah. Lengan dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul
dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh
pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan
dipindahkan kekaki sebelah depan.
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang
digunakan memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola,
kemudian gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah
melewati kaki yang satunya.
d.
Jump Service
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh
untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2
s/d 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.
Keuntungan menggunakan jump serve adalah :
·
Dapat menjatuhkan mental lawan
·
Mempersulit lawan untuk membangun serangan
·
Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
·
Memudahkan kerja defender
Teknik Jump
Serve :
·
Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan
power yang cukup.
·
Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang
dan jatuh didalam lapangan.
·
Lemparan tidak dari belakang tetapi dari
samping badan agar dapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
·
Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola
Tinggi (Open Spike).
·
Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah
melakukan step sekali lagi, server meloncat dan memukul bola.
·
Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan
konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah-patah.
3.
Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Smash
Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan,
Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat.
·
Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang
sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher
kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil
ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang,
berat badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
·
Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki
hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak
kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan
kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut
±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada
kaki yang didepan.
·
Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki
menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong
naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh
digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif
dan loncatan vertikal.
·
Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan
pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan
kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola
secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas
tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan
telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul
membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh
membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak
memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat
berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat
turun kelantai.
·
Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut
lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat
dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan.
Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
Macam-macam
Smash.
a.
Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola
lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan
lengan yang tertinggi.
b.
Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan,
pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju
kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m
ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola.
Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
c.
Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul
melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat
sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola
yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan
menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan
secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya.
Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
d.
Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan,
terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher
melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai
dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan
langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat
dibandingkan smash dengan bola semi.
e.
Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk
bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda
dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas
kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan
diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan
membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian
belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan
tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu.
Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net,
bola bergerak dengan cepat dan tajam.
f.
Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu
hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak
dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap
bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak
terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung
pada situasi.
g.
Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang
garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan
tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat
boleh saja jatuh didalam garis serang.
h.
Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan
langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul
tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
i.
Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini
pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan
pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua
pemukul meloncat dan melakukan serangan.
j.
Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal,
tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan
langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan
serangan.
4. Jenis
- Jenis Block Untuk Pertahanan
a. Block Bola Open
Blocker
bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi tangan berada
didepan dada. Blocker melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum
melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut
± 100º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan
vertical.
b.
Block
Bola Semi
Blocker
bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan
dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker
lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan
menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat
setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
c.
Block
Bola Quick
Blocker
bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan
diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat
posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut
± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan
vertical.
Yang perlu mendapat perhatian dari
seorang blocker adalah :
·
Perhatikan
gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan
·
Perhatikan
terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama
mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas
dari tangan pengumpan..
·
Lihat
body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.
·
Posisi
tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada
dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat mencapai titik block.
·
Side
step (Block 2 step) dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step
(Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.
·
Blocker
harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai
reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca
gerak.
D.
Peraturan-Peraturan
1.
Lapangan
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada
sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang. Seiring dengan terus
berkembangnya permainan bola voli, maka standar-standar ukuran internasional
dan sarana pendukung pada lapangan bola voli-pun telah ditetapkan. Standar
ukuran panjang lapangan bola voli adalah 18 meter, sedangkan ukuran lebarnya
adalah 9 meter. Panjangan lapangan tersebut kemudian dibagi dua dan dipisahkan
dengan sebuah net yang dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada
ketinggian 2.43 meter atau 2.24 meter. Pada setiap ujung atas tiang biasanya
akan dipasang sebuah antena.
Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola
yang menyamping atau melebar. Net yang memiliki lebar satu meter tersebut
dipasang melebar di tengah lapangan. Ukuran 2.43 meter biasa digunakan dalam
pertandingan bola voli putra, sedangkan pada kelas putri biasanya menggunakan
net dengan ketinggian 2.24 meter. Meskipun demikian, pada kompetisi-kompetisi
kelas yunior maupun veteran biasanya tinggi net bervariasi. Untuk kompetisi
kelas tersebut, tinggi net biasanya dapat disesuaikan kembali.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah garis
“3 meter” dari net. Garis tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan
(attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian membagi lapangan menjadi dua
bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front row).
Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back row dan front row) masih dibagi
lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam area atau titik itulah yang
merupakan posisi para pemain bola voli. Area “1” merupakan posisi pemain yang
akan melakukan servis berikutnya. Setiap pergantian giliran untuk melakukan
servis, para pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam untuk
mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan melakukan putaran searah dengan
putaran jarum jam, maka pemain pada posisi pertama akan digantikan oleh pemain
yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati
posisi 1 akan bergeser ke posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat
istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi
area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang
memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah seorang
pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan
garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di dalam
area tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola yang
jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih
menyentuh garis area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan
akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa
menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”
2.
Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah
dan melewati net ke area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun
bola masih belum berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran.
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola
sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain
menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain
(secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block tidak dihitung sebagai
pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih
diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari
block-nya.
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu
lebih dari 8 detik ketika melakukan servis.
Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa
bola (menyentuh bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini
dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
Spike yang dilakukan oleh pemain pada baris
belakang, sementara bola berada tepat di atas net akan dinyatakan sebagai
sebuah pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain tersebut melompat dari
belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan
untuk mendarat di depan garis penyerangan.
Memukul bola yang masih terdapat di area lawan
dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
Menyentuh net dengan salah satu bagian tubuh (
kecuali rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan dinyatakan sebagai
pelanggaran.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Jika dalam sebuah tim tidak ada yang menerima,
menahan, atau mengendalikan bola yang dioper dari pihak lawan, maka hal
tersebut dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Kejadian semacam ini, biasanya
terjadi akibat adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain yang sama-sama berada
di dekat lokasi jatuhnya bola.
Pelanggaran yang terkadang juga dilakukan oleh
seorang pemain voli adalah melakukan block atau spike pada bola yang belum
melewati net secara sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah
kesalahan adalah ketika pemain pada baris belakang bergabung melakukan block
dengan pemain pada baris depan.
Jika pemain depan dari tim server melompat,
melakukan gerakan block, atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang
pemain dari timnya melakukan servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan
tim lawan, maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim
tersebut akan mendapat peringatan dari pihak wasit.
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain
yang berada di dalam garis lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan
ketika melakukan servis (sebelum bola melewati net).
Seorang libero hanya dapat bermain di baris
belakang. Jika ia melakukan block atau spike pada bola yang berada tepat di
atas net, maka hal tersebut akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran.
Kesalahan posisi pemain ketika melakukan servis
akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Namun, setelah servis dilakukan
maka pemain dapat mengatur posisi mereka berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan.
Adanya perkelahian secara fisik di antara
pemain satu tim maupun dengan pemain dari tim lawan akan dinyatakan sebagai
sebuah pelanggaran
E.
Penilaian
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara
otomatis jika bola jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan
melakukan sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim
manakah yang sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke
tangan lawan, dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis
berikutnya.
Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim yang
memperoleh nilai, maka servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh pemain
yang sama, yang sebelumnya melakukan servis.
Posisi pemain harus berputar searah dengan
putaran jarum jam jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang
memperoleh poin. Dengan demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang
sebelumnya menempati area 1.
Pertandingan pada setiap set akan berakhir
ketika salah satu tim memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan diberikan ketika
kedua tim memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
Biasanya, pertandingan akan dilangsungkan dalam
5 set. Pada set pertama hingga set ke-4 akan dimainkan hingga 25 poin.
Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya akan dimainkan hingga 15 poin.
Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang sama, yaitu
pada poin 14.
Terkadang, sistem penilaian pada setiap
turnamen atau pertandingan berbeda. Pada pertandingan tingkat SMU dan
profesional biasanya hanya dilangsungkan hingga 3 set, dengan total poin hingga
30 poin Peraturan penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan pada tahun 1999.
Sebelumnya, permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap set.
Selain itu, tim yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan
servis. Ketika tim server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan
memperolah poin tambahan. Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola
saja (tim lawan yang akan melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan
salah satu tim dinyatakan “masuk”, tim tersebut tetap tidak akan memperoleh
tambahan jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim itu juga.
Serangan yang dinyatakan “masuk” tersebut juga hanya akan mengakibatkan pindah
bola saja. Tim tersebut hanya memperoleh kesempatan untuk melakukan servis yang
selanjutnya. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada tahun 1999,
dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
F. Wasit Dalam Bola Voli
1.
Pedoman Umum Perwasitan
Bolavoli
a. Memimpin suatu pertandingan agar
dapat berjalan lancar tanpa mengalami gangguan apapun.
b.
Dapat menafsirkan peraturan dengan tepat dan selalu konsisten
dalam mengambil keputusan.
c.
Harus adil dan objektif - sesuai peraturan yang sudah disahkan
PBVSI.
d.
Putusan tidak berdasarkan ramalam atau prasangka, tetapi merupakan
kejadian yang nyata atau fakta benar-benar nyata terlihat wasit.
e.
Tempat sedekat mungkin dan lebih tinggi dari net. Posisi dapat
mengamati medan dan seluruh pemain dengan baik dan jelas.
2.
Syarat Menjadi Wasit Bolavoli
a.
Berbadan sehat dan mempunyai fisik normal.
b.
Mempunyai bakat menjadi seorang wasit.
c.
Senang terhadap permainan bolavoli.
d.
Serendah-rendahnya lulusan SLTP.
e.
Berumur 20 - 40 tahun.
f.
Berdedikasi tinggi
g.
Anggota satu perkumpulan bolavoli.
h.
Berstatus amatir.
3.
Jenjang Wasit Bolavoli
a.
Wasit perkumpulan
b.
Wasit cabang wilayah
c.
Wasit daerah/Pemda tingkat A dan B
d.
Wasit nasional tingkat A, B, dan C
e.
Wasit kandidat international
4.
Perlengkapan Wasit
Pakaian Seragam :
a.
Celana putih/hitam
b.
Kaos putih polos atau hitam garis-garis putih pakai krah
c.
Sepatu karet putih
d.
Badge wasit sesuai klasifikasi:
kuning untuk cabang - dikeluarkan cabang
putih untuk Pemda - dikeluarkan Pemda
hijau untuk nasional - dikeluarkan PBVSI Pusat, dan
biru - untuk internasional - dikeluarkan IVBF
5.
Komposisi Wasit
a.
Seorang wasit pertama (referee)
b.
Seorang wasit kedua (umpire)
c.
Seorang pencatat (scorer)
d.
4 atau 2 orang hakim garis (linesmen)
6.
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Wasit Tugas Wasit
a.
Memimpin pertandingan agar berjalan lancar.
b.
Meningkatkan: keterampilan, kemampuan dan pengetahuan tentang
perwasitan bolavoli.
c. Menyebarluaskan peraturan
pertandingan di masyarakat.
d. Meningkatkan mutu perwasitan di
masyarakat khususnya di Indonesia pada umumnya.
7. Kewajiban dan
Wewenang Wasit
a. Wajib memimpin pertandingan
bolavoli baik di tingkat cabang, daerah, nasional maupun tingkat internasional.
b. Tidak berhak memimpin pertandingan
di atas sertifikat yang dimilikinya.
8.
Prosedur Mewasiti
a.
Wasit 1 dan 2 yang diperbolehkan meniup peluit selama
pertandingan.
b. Wasit 1 memberi tanda memulai
permainan (service).
c. Wasit 1 dan 2 : tanda bola mati
setelah yakin ada pelanggarannya, tanda bola mati bertujuan untuk menunjukkan
menyetujui atau menolak permohonan regu.
d. Wasit 1 : memberi peringatan,
menjatuhkan hukuman.
e. Begitu wasit meniup peluit sudah
harus dapat menunjukkan:
Sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi.
Pemain yang bersalah
Giliran service, sekaligus menunjuk regu yang mendapat poin.
Isyarat dilakukan hanya seketika.
Isyarat dilakukan dengan tangan untuk menunjuk satu kesalahan. Yang melakukan
kesalahan ditunjuk. Menunjukkan giliran service, sekaligus memberi tanda poin
dari kesalahan yang dibuat satu regu.
9. Kekuasaan Wasit 1
a. Memimpin pertandingan dari awal
sampai akhir pertandingan.
b. Mempunyai kekuasaan penuh,
termasuk upaya yang tidak tercantum dalam peraturan.
c. Kekuasaannya mutlak - dapat
mengganti salah seorang petugasnya bila dianggap tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik.
d. Menentukan lapangan baik/buruk
sebelum pertandingan.
e. Wasit 1 dan 2 harus mengawasi bola,
apakah bola tersebut telah memenuhi persyaratan sewaktu permainan berlangsung.
10. Tanggung Jawab Wasit 1
·
Sebelum pertandingan :
a. Memeriksa sarana/prasarana
pertandingan.
b. Melakukan tos.
c. Mengawali pemanasan.
·
Selama pertandingan :
a. Mempunyai wewenang menentukan
kesalahan: kesalahan pukulan servis, posisi regu, block, sentuhan pada net,
menyentuh bola, di atas net beserta pita horizontalnya, simultan/bersamaan.
b. Jangan membiarkan suatu perdebatan
atas pengajuan kapten.
c. Jika kapten tidak sepaham dalam
penafsiran, dicatat di lembar score sheet, wasit 1 harus memberi pencatatan
protes di akhir pertandingan.
·
Sesudah pertandingan.
a. Menandatangani score sheet.
b. Langsung menuju ke ruang wasit.
11. Tugas Wasit 2
a. Mengawasi posisi pemain selamaset
itu berlangsung, pemindahan tempa waktu set penentuan.
b. Mengawasi tindak tanduk anggota
masing-masing regu yang duduk di bangku cadangan, kalau ada sesuatu harus
dilaporkan ke wasit 1.
c. Mencegah pemain cadangan melakukan
pemanasan di area pertandingan.
d. Mengawasi jumlah time out dan
pergantian pemain.
e. Menolak penghentian yang tidak
layak; mengabulkan permohonan yang sah serta mengawasi waktunya.
f. Menunjukkan kesalahan lain tanpa
meniup peluit, tetapi tidak boleh menekan wasit 1.
g. Menentukan diperlukan atau tidak
pengeringan permukaan lapangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan
penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil
kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ini,
peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga dengan
baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian,
menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat mengaplikasikan
cara hidup yang sehat dan bersih.
B. Saran-Saran
Kami sebagai penyusun
makalah ini, sangat mengharap atas segala saran-saran dan kritikan bagi para
pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk
menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang
memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA