Tujuan akhir pengendalian diri adalah untuk mencapai kesuksesan /
keberhasilan. Perjalanan hidup itu sangat dinamis, kadang berliku, menurun
atau mendaki. Medan kehidupan yang demikian itu menuntut kita harus menguasai
sejumlah kompetensi hidup, antara lain pengendalian diri.
Contoh : Sebuah kendaraan misalnya mobil, apabila tidak mempunyai alat
pengendali (rem dan stir) tentutidak bisa difungsikan, sebab akan menimbulkan
bencana dan kecelakaan.
Mengapa Harus Mengendalikan Diri
Penelitian Daniel Goleman (Ary Ginanjar, 2001) mengisahkan sebagai berikut:
Anak-anak usia 4 tahun di TK Standford diuji ketika memasuki ruangan. Di atas
meja disediakan kue marsh mallow. Anak boleh mengambilnya dan langsung
memakannya. Tetapi bagi yang mau “berpuasa” menahan diri dalam waktu tertentu,
maka dia akan mendapat hadiah tambahan satu kue.
Empat belas tahun kemudian, setelah anak-anak lulus SMA, didapati sebagai
berikut : Anak-anak sewaktu di TK langsung memakan kue, tidak menahan diri
dulu, ternyata cenderung tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung,
gampang terpancing untuk berkelahi, kurang tahan uji dalam mengejar cita-cita.
Tiga puluh tahun kemudian, terbukti bahwa anak yang sewaktu TK tidak bisa
menahan diri, setelah dewasa terlihat kecakapan kognitif dan emosinya
rendah, sering kesepian, kurang dapat diandalkan, mudah hilang
konsentrasinya, dan tidak sabar, bila menghadapi stress hampir tidak
terkendali. Tidak fleksibel menghadapi tekanan, dan mudah meledak-ledak
(impulsif). Contoh perilaku explosive emosional dan impulsif emosional.
Evaluasi. : Pengalaman Mengendalikan Diri
Berdasarkan penelitian Daniel Goleman di atas, ternyata pengendalian diri
yang dilatih sejak kecil sangat besar dampaknya bagi perkembangan
kepribadian seseorang.
Ceritakan kembali pengalaman pribadi Anda sejak kecil tentang pengendalian
diri yang telah Anda alami dalam keluarga,sekolah,dengan teman dan di
masyarakat.
Dampak Positif
Uraikan dampak positif dari pengalaman pengendalian diri tersebut yang Anda
rasakan bagi perkembangan kepribadian Anda saat ini!
Bagaimana Mengendalikan Diri
1. Pengendalian Suasana Hati
Hati atau “Qolbu”adalah pusat kekuatan jiwa. Suasana hati sangta mudah
berubah, sejalan dengan dinamika kehidupan yang dialami seseorang. Hati akan
menentukan apakah seseorang menjadi mulia atau hina. Hati/qolbu yang
membimbing akal dan tubuh kita. Mengendalikan hati berarti selalu
membersihkan hati (qolbu) sehingga senantiasa memancarkan rasa syukur,
rendah hati, kasih sayang, optimis.
2. Pengendalian Pikiran dan Visi
Dimensi pikir akan membuahkan hasil / penentu sikap dan perilaku seseorang.
Seseorang yang memiliki persepsi / pikiran yang benar (positif) akan
membentuk suatu proses (aktivitas) yang benar juga (positif).
Pengendalian pikiran dapat dilakukan dengan mengawasi apa isi terbanyak
dalam pikiran kita. Subjek apa yang mendominasi pikiran?
Pikiran hanya sibuk dengan diri sendiri, ini adalah indikator egoisme.
Pikiran yang penuh dengan urusan uang, harta, gelar, jabatan dan keduniaan
lainnya, ini juga berarti indikator juga materialistis.
Cara lain untuk megendalikan pikiran adalah dengan berpikir holistik. Ary
Ginanjar menyebutkan berpikir melingkar yakni dengan mempertimbangkan
semua dimensi.
3. Pengendalian Nafsu/Hasrat
Maslow menyebutkan bahwa motif-motif yang mendorong bertingkah laku adalah
keinginan memuaskan kebutuhan. Urutan kebutuhan manusia adalah kebutuhan
fisik (makan, minum, pakaian, tempat tinggal), rasa aman, diterima,
dicintai, diakui, ingintahu, mendapat keindahan dan aktualisasi diri.
Hasrat dan nafsu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut hendaknya
tetap terkendali dengan dilandasi nilai-nilai keimanan.
Contoh : Nafsu makan tidak terkendali dapat membawa petaka berupa penyakit
tertentu, bahwa dihari akhir nanti setiap butir makanan halal / haram akan
dipertanggungjawabkan. Nafsu, pendengaran, mata harus dipelihara dari yang
menyesatkan dengan memperbanyak membaca dan memandang hal-hal yang
mencerahkan pikiran dan hati. Lidah harus terkendali supaya tidak
memproduksi ucapan yang menyakitkan dan mencelakakan diri sendiri serta
orang lain.