Penyebab dan Dampak Degradasi Tanah

Penyebab Degradasi Tanah
Sejak berabad-abad jenis degradasi lahan yang terjadi diantaranya disebabkan oleh erosi air, angin, dan mekanis; degradasi secara kimiawi dan biologi. Empat jenis degradasi lainnya telah muncul di abad ini, yaitu

  • Pencemaran akibat aktivitas pertanian, industri, pertambangan, dan aktivitas komersial
  • Hilangnya lahan yang mampu ditanami akibat pembangunan habitat manusia
  • Radioaktif antropogenik, umumnya tidak disengaja
  • Cekaman lahan akibat konflik bersenjata
Secara rinci ada 36 jenis degradasi lahan yang semuanya disebabkan oleh manusia. Degradasi lahan merupakan masalah serius yang sebagian besar terkait dengan aktivitas pertanian.

Penyebab utama termasuk:
  • Pembersihan lahan, seperti tebang habis dan deforestasi
  • Hilangnya nutrisi tanah secara permanen akibat praktek pertanian yang kurang baik
  • Penggembalaan hewan berlebih
  • Irigasi yang tidak baik dan pengambilan air tanah berlebih
  • Rebakan kota dan pembangunan usaha komersial
  • Kontaminasi tanah
  • Pertambangan
  • Aktivitas olahraga seperti berkendara off-road
  • Perluasan lahan yang menabrak habitat hewan liar
  • Pembajakan tanah berlebihan (erosi mekanis)
  • Pertanian monokultur
  • Pembuangan sampah non-biodegradable seperti plastik
Kepadatan populasi manusia yang tinggi tidak selalu terkait dengan degradasi lahan, melainkan praktek yang dilakukan manusia terhadap lahan yang ditempatinya. Populasi dapat mendayagunakan sekaligus melestarikan lahan jika menginginkannya tetap produktif dalam waktu lama. Hingga kini, degradasi lahan merupakan faktor utama penyebab migrasi manusia besar-besaran di Afrika dan Asia.
Penyebab dan Dampak Degradasi Tanah

Dampak Degradasi Tanah
Degradasi tanah tidak hanya berdampak buruk terhadap produktivitas lahan, tetapi juga mengakibatkan kerusakan atau gangguan fungsi lahan pertanian seperti.

Kerusakan atau Gangguan Produksi dan Mutu Hasil Pertanian
Erosi tanah oleh air menurunkan produktivitas secara nyata melalui penurunan kesuburan tanah, baik fisika, kimia maupun biologi. Langdale et al. (1979) dan Lal (1985) melaporkan bahwa hasil jagung menurun 0,07-0,15 t/ha setiap kehilangan tanah setebal 1 cm.

Hal ini terjadi karena tanah lapisan atas memiliki tingkat kesuburan paling tinggi, dan menurun pada lapisan di bawahnya. Penyebab utama penurunan kesuburan tersebut adalah kadar bahan organik dan hara tanah makin menurun, tekstur bertambah berat, dan struktur tanah makin padat. Penurunan produktivitas dan produksi pertanian juga dapat terjadi akibat proses degradasi jenis lain seperti kebakaran hutan (lahan) dan longsor, serta konversi lahan pertanian ke non pertanian.

Kerusakan atau Gangguan Sumber Daya Air
Erosi tanah bukan hanya berdampak terhadap daerah yang langsung terkena, tetapi juga daerah hilirnya, antara lain berupa pendangkalan dam-dam penyimpan cadangan air dan saluran irigasinya, pendangkalan sungai, dan pengendapan partikel-partikel tanah yang tererosi di daerah cekungan. Dengan demikian bukan saja lahan yang terkena dampak, tetapi juga kondisi sumber daya air menjadi buruk.

Kerusakan atau Gangguan Multi fungsi Pertanian
Lahan pertanian memiliki fungsi yang besar bagi kemanusiaan melalui fungsi gandanya (multifunctionality). Selain berfungsi sebagai penghasil produk pertanian (tangible products) yang dapat dikonsumsi dan dijual, pertanian memiliki fungsi lain yang berupa intangible products, antara lain mitigasi banjir, pengendali erosi, pemelihara pasokan air tanah, penambat gas karbon atau gas rumah kaca, penyegar udara, pendaur ulang sampah organik, dan pemelihara keanekaragaman hayati (Agus dan Husen 2004). Fungsi sosial ekonomi dan budaya pertanian juga sangat besar, seperti penyedia lapangan kerja dan ketahanan pangan. Eom dan Kang (2001) dalam Agus dan Husen (2004) mengidentifikasi 30 jenis fungsi pertanian di Korea Selatan. Fungsi-fungsi tersebut dapat terkikis secara gradual oleh erosi dan pencemaran kimiawi, dan dapat berlangsung lebih cepat lagi dengan terjadinya longsor, banjir, dan konversi lahan.