Artikel Islam - Salah satu hal yang penting dalam ilmu Al-Quran yakni pembahasan Asbāb al-nuzūl. Asbāb al-nuzūl merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat dijadikan rujukan untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap lembaranlembaran ayat Alquran, secara jelas memberikan informasi tentang konteks agar mudah memahami perintah perintahnya pada masa Alquran masih turun.
Perdebatan mengenai asbab al-nuzul masih saja berlangsung. Pro dan kontra terhadap pentingnya asbab al-nuzul itu menjadi hal yang biasa dikalangan ulama karena beberapa ulama kemudian saling mengkritik satu sama lain. bahkan dalam beberapa buku ditemukan bahwa ulama yang satu menyerang secara person kepada ulama yang dianggap keliru khususnya dalam pembahasan asbab al-nuzul. Sebagai contoh dapat kita temukan dalam buku sejarah Al-Quran.
“Suyuthi mengatakan “Abul Hasan Ali bin Ahmad Wahidi Neisyaburi mencampuradukkan riwayat shahih dengan riwayat dhaif, kebayanyakan riwayat yang ditulisnya melaluli jalur kalbi dari abi shalih dari Ibnu Abbas yang sangat tak berdasar dan lemah”. Kemudian Suyuthi menulis sebuah risalah Lababun Nuqul, ternyata dia sendiri tidak selamat dalam memilih riwayat yakni dipaparkannya juga riwayat dhaif.
Sebagai contoh pada Qs. Al-Nahl:126-128 dengan asbab al-nuzul bahwa Rasul berdiri diatas kepala jenazah Hamzah sambil menangis tersedu-sedu dan berkata “aku pasti membalas 70 orang dari mereka sebagaimana engkau memperlakukanmu”. Pada saat itulah jibril membawa ayat ini guna melarang beliau untuk melakukannya. Padahal surah ini diturunkan beberapa tahun sebelum kecamuk perang uhud di Madinah dan ayat tersebut merupakan ayat makkiyah yang turun pada saat kaum muslim mendapat tekanan dari kaum kafir, selain dari itu, juga bertentangan dengan kepribadian nabi yang mulia, mustahil bagi Nabi Saw berpikir tidak adil, karena dirinya suri teladan yang baik.
Dengan mengetahui asbab al-nuzul suatu ayat, maka akan memberikan dampak yang besar dalam membantu memahami ayat-ayat Al-Quran dan akan lebih dapat mengetahui rahasia-rahasia dibalik cara pengungkapan Al-Quran dalam menjelaskan peristiwa. Maka siapa siapa yang tidak mengetahui asbab alnuzul suatu ayat, maka bisa dipastikan ia tidak akan mengetahui rahasia yang terkandung dibalik cara Al-Quran mengungkapakan ayat ayatnya.
Pemahaman asbab al-nuzul sangat berpengaruh terhadap penafsiran teks seseorang kedalam ruang kehidupan (konteks). Oleh karena itu, tanpa memahami asbab al-nuzul, seseorang dapat keliru dalam mengkontekskan ayat-ayat Al-Quran.
Adapun urgensi (Pentingnya) mengetahui asbab al-nuzul yakni:
1. Membantu memahami ayat dan menghindarkan dari kesalahan dan kesulitan.
2. Mengetahui hikmah dan rahasia ditetapkannya suatu hokum dan perhatian syara terhadap kepentingan umum dalam mengahadapi suatu peristiwa.
3. Memberikan kejelasan terhadap ayat.
4. Mengkhususkan hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah “sebab khusus”.
5. Memahami apakah suatu ayat berlaku secara umum atau khusus, selanjutnya dalam hal apa ayat ini diterapkan.
Perdebatan mengenai asbab al-nuzul masih saja berlangsung. Pro dan kontra terhadap pentingnya asbab al-nuzul itu menjadi hal yang biasa dikalangan ulama karena beberapa ulama kemudian saling mengkritik satu sama lain. bahkan dalam beberapa buku ditemukan bahwa ulama yang satu menyerang secara person kepada ulama yang dianggap keliru khususnya dalam pembahasan asbab al-nuzul. Sebagai contoh dapat kita temukan dalam buku sejarah Al-Quran.
“Suyuthi mengatakan “Abul Hasan Ali bin Ahmad Wahidi Neisyaburi mencampuradukkan riwayat shahih dengan riwayat dhaif, kebayanyakan riwayat yang ditulisnya melaluli jalur kalbi dari abi shalih dari Ibnu Abbas yang sangat tak berdasar dan lemah”. Kemudian Suyuthi menulis sebuah risalah Lababun Nuqul, ternyata dia sendiri tidak selamat dalam memilih riwayat yakni dipaparkannya juga riwayat dhaif.
Sebagai contoh pada Qs. Al-Nahl:126-128 dengan asbab al-nuzul bahwa Rasul berdiri diatas kepala jenazah Hamzah sambil menangis tersedu-sedu dan berkata “aku pasti membalas 70 orang dari mereka sebagaimana engkau memperlakukanmu”. Pada saat itulah jibril membawa ayat ini guna melarang beliau untuk melakukannya. Padahal surah ini diturunkan beberapa tahun sebelum kecamuk perang uhud di Madinah dan ayat tersebut merupakan ayat makkiyah yang turun pada saat kaum muslim mendapat tekanan dari kaum kafir, selain dari itu, juga bertentangan dengan kepribadian nabi yang mulia, mustahil bagi Nabi Saw berpikir tidak adil, karena dirinya suri teladan yang baik.
Dengan mengetahui asbab al-nuzul suatu ayat, maka akan memberikan dampak yang besar dalam membantu memahami ayat-ayat Al-Quran dan akan lebih dapat mengetahui rahasia-rahasia dibalik cara pengungkapan Al-Quran dalam menjelaskan peristiwa. Maka siapa siapa yang tidak mengetahui asbab alnuzul suatu ayat, maka bisa dipastikan ia tidak akan mengetahui rahasia yang terkandung dibalik cara Al-Quran mengungkapakan ayat ayatnya.
Pemahaman asbab al-nuzul sangat berpengaruh terhadap penafsiran teks seseorang kedalam ruang kehidupan (konteks). Oleh karena itu, tanpa memahami asbab al-nuzul, seseorang dapat keliru dalam mengkontekskan ayat-ayat Al-Quran.
Adapun urgensi (Pentingnya) mengetahui asbab al-nuzul yakni:
1. Membantu memahami ayat dan menghindarkan dari kesalahan dan kesulitan.
2. Mengetahui hikmah dan rahasia ditetapkannya suatu hokum dan perhatian syara terhadap kepentingan umum dalam mengahadapi suatu peristiwa.
3. Memberikan kejelasan terhadap ayat.
4. Mengkhususkan hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah “sebab khusus”.
5. Memahami apakah suatu ayat berlaku secara umum atau khusus, selanjutnya dalam hal apa ayat ini diterapkan.