Konsep Penyakit Hipotensi dan Pengertian Hipotensi

Konsep Penyakit Hipotensi dan Pengertian Hipotensi

Artikel Pendidikan: Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala–gejala seperti pusing dan pingsan (A.J. Ramadhan, 2010). Hipotensi adalah keadaan di mana tekanan darah dalam arteri lebih rendah daripada batas ambang normal (Tabassum Nahida, 2011). Hipotensi sulit dideteksi karena penyakit ini terkadang tidak menimbulkan ciri darah rendah. Kadang-kadang justru tekanan darah rendah adalah hal yang baik, karena merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam menjaga tekanan darah agar tetap di bawah kontrol. Merupakan seusatu yang buruk apabilan tekanan darah rendah tidak menyediakan aliran darah yang cukup ke organ-organ tubuh. Pada intinya, semua kembali pada gejala hipotensi yang dikeluhkan oleh pasien.

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah, sehingga menyebabkan gejala–gejala seperti pusing dan pingsan (A.J. Ramadhan, 2010). Hipotensi adalah keadaan di mana tekanan darah dalam arteri lebih rendah daripada batas ambang normal (Tabassum Nahida, 2011). Hipotensi sulit dideteksi karena penyakit ini terkadang tidak menimbulkan ciri darah rendah. Kadang-kadang justru tekanan darah rendah adalah hal yang baik, karena merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam menjaga tekanan darah agar tetap di bawah kontrol. Merupakan seusatu yang buruk apabilan tekanan darah rendah tidak menyediakan aliran darah yang cukup ke organ-organ tubuh. Pada intinya, semua kembali pada gejala hipotensi yang dikeluhkan oleh pasien

Pembacaan tekanan darah memiliki dua bagian yaitu, tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan 140/90. Penderita penyakit hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60 dan disertai dengan gejala hipotensi. Sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90, maka orang tersebut menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi (Tabassum Nahida, 2011)


Seperti diketahui, dinding pembuluh darah merupakan dinding yang lentur, itu berarti ruang dalam arteri bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. Jika ruang lebih besar, dan cairan lebih sedikit maka tekanan akan turun. Sementara, jika ruang semakin kecil tekanan akan meningkat. Arteri memiliki lapisan otot dalam dinding yang dapat berkontraksi dan membuat ruang di dalam pembuluh darah menjadi lebih sempit tetapi juga dapat membuat ruang di dalam pembuluh darah menjadi lebih luas.

Otot-otot ini berada di bawah kendali sistem saraf otonom, sistem otomatis tubuh yang membuat penyesuaian untuk perubahan kondisi tubuh terhadap lingkungan. Sistem saraf otonom ini memiliki dua jalur yang saling menyeimbangkan, yaitu:
  • Sistem saraf simpatik menggunakan adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan otot pada dinding pembuluh darah untuk berkontraksi (tonus simpatis). Saraf ini terletak di trunkus simpatikus, yang merupakan sekelompok saraf yang berjalan di samping tulang belakang.
  • Sistem saraf parasimpatis menggunakan asetilkolin untuk membuat otot-otot di dinding pembuluh darah rileks melalui saraf vagus. (Tabassum Nahida, 2011)

Tekanan darah rendah / hipotensi adalah tekanan darah di bawah nilai normal, biasanya tekanan darah sistolik < 90 mmHg dan tekanan darah diastolik <60 mmHg. Hipotensi dapat disebabkan oleh bangun setelah tidur atau duduk (orthostatic hypotension), berdiri untuk jangka waktu yang lama, dehidrasi, hipertensi, penyakit kelenjar tiroid, infeksi yang berat, perdarahan usus, keadaan terbakar, hamil, maupun obat-obatan. Jika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal, maka ini juga berarti menandakan bahwa jantung, otak, dan bagian lain dari tubuh tidak mendapatkan cukup darah dan bisa mengakibatkan kerusakan bagi organ tubuh dalam jangka pendek maupun panjang. Perubahan tekanan darah menjadi rendah secara tiba-tiba juga berbahaya karena bisa berdampak pusing yang hebat, penglihatan  menjadi kabur, bahkan bisa sampai pingsan dan mengakibatkan cider dan kematian. (Cunha, John P, 2018).

SUMBER :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOTENSI DI RSUD TGK ABDULLAH SYAFI’I BEUREUNUEN KECAMATAN MUTIARA KABUPATEN PIDIE