Bakteri Utama Penyebab Penyakit yang Di tularkan Melalui Makanan,
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks
Berikut ini Bakteri Utama Penyebab Penyakit yang Di tularkan Melalui Makanan:
Aeromonas spp
Aeromonas hydrophila adalah bakteri berbentuk batang heterotrofik, Gram-negatif, terutama ditemukan di daerah dengan iklim hangat. Bakteri ini dapat ditemukan di air tawar atau payau. Ia dapat bertahan hidup di lingkungan aerob dan anaerob, dan dapat mencerna bahan-bahan seperti gelatin dan hemoglobin. A. hydrophila diisolasi dari manusia dan hewan pada 1950-an. Ini adalah spesies Aeromonas yang paling terkenal. Ini tahan terhadap antibiotik yang paling umum dan suhu dingin dan bersifat oksidase dan indol-positif.
Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, aerobik, anaerob fakultatif, motil, serta beta hemolitik. Bakteri ini biasa ditemukan di tanah dan makanan. Beberapa galur bakteri ini berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit bawaan makanan, sedangkan jenis lainnya dapat bermanfaat sebagai probiotik untuk hewan. Bakteri ini menyebabkan "sindrom nasi goreng", karena bakteri ini mendiami nasi goreng yang telah ditaruh pada suhu kamar selama berjam-jam. Bakteri B. cereus merupakan fakultatif anaerob, sama seperti anggota lain dari genus Bacillus, ia dapat menghasilkan pelindung endospora. Faktor virulensinya termasuk cereolysin dan fosfolipase C.
Brucella
Bakteri dari genus Brucella, berbentuk kokobasili dengan panjang 0,6 – 1,5µm dan lebar 0,5 – 0,7 µm. Ditemukan secara tunggal dan terkadang berpasangan dengan morfologi yang konstan, bersifat Gram negative, non-motil, tidak berkapsul, tidak membentuk spora dan bersifat anaerobic fakultatif. Pada lingkungan yang hangat dan lembab, seperti di Indonesia, bakteri Brucella dapat bertahan hingga berbulan-bulan di lingkungan.
Bentuk pada biakan muda berkisar dari kokus sampai batang dengan panjang 1,2 µm. Yang terbanyak adalah bentuk kokobasil pendek. Bakteri ini merupakan gram negatif tertapi sering berwarna tidak teratur, bersifat aerob, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora.
Bakteri ini pathogen intraseluler fakultatif mampu hidup dan berkembang biak dalam sel-sel fagositik dan jaringan limfoid. Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Brucella mempunya antigen bersama (common antigen) dengan beberapa bakteri lainnya seperti Campylobacter fetus dan Yersinia enterocolobacter. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan. Berpredileksi pada saluran reproduksi meskipun bakteri dapat menginfeksi berbagai jaringan dalam tubuh Brucella sp dapat menembus kulit, konjungtiva, dan saluran pencernaan. Pada sapi penularannya bisa terjadi secara per oral. Sapi yang mengalami keguguran oleh brucellosis mengeluarkan bakteri B. abortus dalam jumlah besar melalui membran fetus, cairan reproduksi, urine dan feses. Bahan-bahan tersebut akan mencemari rumput dan air minum
Campylobacter jejuni
Campylobacter jejuni merupakan bakteri Gram-negative berbentuk batang ramping, bengkok, dan motil. Organisme ini bersifat mikroaerofil, yang berarti memerlukan kadar oksigen rendah. Organisme ini relatif mudah mati dan peka terhadap tekanan dari lingkungan (misalnya 21% oksigen, pengeringan, pemanasan, desinfektan, kondisi asam). Karena sifatnya mikroaerofil, organisme ini memerlukan 3-5% oksigen dan 2-10% karbon dioksida untuk pertumbuhannya secara optimal. Bakteri ini sekarang dikenal sebagai salah satu patogen saluran pencernaan yang penting. Sebelum tahun 1972, ketika berbagai metode dikembangkan untuk mengisolasi bakteri ini dari kotoran, organisme ini diyakini sebagai patogen pada hewan ternak yang menyebabkan keguguran dan enteritis (sakit saluran pencernaan) pada domba dan sapi. C. jejuni merupakan penyebab utama penyakit diare di Eropa yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini menyebabkan lebih banyak kasus daripada gabungan Shigella spp. dan Salmonella spp. Walaupun C. jejuni tidak ditemukan pada orang sehat di Amerika Serikat atau di Eropa, bakteri ini sering ditemukan pada ternak, ayam, burung, dan bahkan lalat yang sehat. Kadang-kadang organisme ini sering ditemukan pada sumber air yang tidak diklorinasi, misalnya sungai dan empang.
Karena mekanisme patogenik C. jejuni masih diteliti, sulit untuk membedakan strain patogenik dari yang tidak patogenik. Namun, sepertinya kebanyakan isolat yang diperoleh dari ayam bersifat patogenik.
Clostridium botulinum
Clostridium botulinum adalah bakteri yang memproduksi racun botulin, penyebab terjadinya botulisme. Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Emile van Ermengem dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan menyebabkan keracunan makanan. Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah non-motil (tidak bergerak), sebagian besar memiliki kapsul polisakarida, dan dapat memproduksi asam dari laktosa. C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah, terutama daging dan ayam karena kontaminasi tanah atau tinja. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 15-55 °C, dengan suhu optimum antara 43-47 °C. Clostridium perfringens dapat tumbuh pada pH 5-8,3 dan memiliki pH optimum pada kisaran 6-7. Sebagian C. perfringens dapat menghasilkan enterotoksin pada saat terjadi sporulasi dalam usus manusia. Spesies bakteri ini dibagi menjadi 5 tipe berdasarkan eksotoksin yang dihasilkan, yaitu A, B, C, D, dan E. Sebagian besar kasus keracunan makanan karena C. perfringens disebabkan oleh galur tipe A, dan ada pula yang disebbkan oleh galur tipe C
Escherichia coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewaspadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar
Listeria monocytogenes
Listeria monocytogenes adalah spesies bakteri patogen yang menyebabkan infeksi listeriosis. Ini adalah bakteri anaerob fakultatif, mampu bertahan hidup di hadapan atau tidak adanya oksigen. Ia dapat tumbuh dan bereproduksi di dalam sel inang dan merupakan salah satu patogen bawaan makanan yang paling ganas, dengan 20 hingga 30% infeksi listeriosis bawaan makanan pada individu berisiko tinggi mungkin berakibat fatal. Bertanggung jawab atas sekitar 1.600 penyakit dan 260 kematian di Amerika Serikat setiap tahun, listeriosis menempati urutan ketiga dalam jumlah total kematian di antara patogen bakteri yang ditularkan melalui makanan, dengan tingkat kematian melebihi bahkan Salmonella spp. dan Clostridium botulinum. Di Uni Eropa, listeriosis mengikuti tren naik yang dimulai pada 2008, menyebabkan 2.161 kasus yang dikonfirmasi dan 210 kematian dilaporkan pada tahun 2014, 16% lebih tinggi dari pada tahun 2013. Tingkat kematian listeriosis juga lebih tinggi di UE daripada patogen bawaan makanan lainnya
Mycobacterium bovis
Mycobacterium bovis (M. bovis) adalah bakteri aerob yang tumbuh lambat (waktu 16 hingga 20 jam) dan agen penyebab tuberkulosis pada sapi (dikenal sebagai TB sapi). Ini terkait dengan Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyebabkan TBC pada manusia. M. bovis dapat melompati penghalang spesies dan menyebabkan infeksi seperti tuberkulosis pada manusia dan mamalia lainnya
Salmonella SP
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. Secara sederhana, Salmonella ialah kelompok bakteri yang menyebabkan tifus dan juga menyebabkan makanan menjadi beracun. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi
Shigella adalah genus dari Gram-negatif, non-motil, bakteri endospor berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia coli dan Salmonella. Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk koma (batang yang melengkung) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. cholerae ditemukan pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854. Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab kolera
Vibrio parahaemolyticus adalah bakteri laut yang bersifat halofil (habitatnya ada pada lingkungan dengan kondisi garam yang tinggi)
Bakteri ini pertama kali diisolasi dari Shirasu, sarden muda yang dikeringkan kurang sempurna, karena terjadi wabah keracunan makanan di Jepang pada tahun 1950. Setelah penelitian lebih lanjut, ditemukan bahwa hampir setengah kasus keracunan makanan hingga timbul penyakit gastroenteritis yang terjadi di Jepang merupakan akibat dari bakteri ini. Hal ini dipengaruhi pola konsumsi dan budaya masyarakat Jepang yang terbiasa untuk mengonsumsi hidangan laut dalam keadaan mentah atau setengah matang, sehingga bakteri ini masih dapat tumbuh. Bakteri ini sangat banyak ditemukan di perairan Jepang pada musim panas. Kasus keracunan makanan lainnya dilaporkan berasal dari luar Jepang pada tahun 1971 di Pantai Timur wilayah Amerika Serikat. Kasus bakteri patogen untuk makanan laut mulai terungkap dan diketahui penyebabnya adalah bakteri ini
Vibrio vulnificus adalah spesies Gram-negatif, motil, berbentuk batang melengkung (bacillus), bakteri patogen dari genus Vibrio. Hadir dalam lingkungan laut seperti muara, kolam payau, atau daerah pantai, V. vulnificus terkait dengan V. cholerae, agen penyebab kolera. Infeksi V. vulnificus menyebabkan selulitis atau sepsis yang berkembang cepat. Ini pertama kali diisolasi sebagai sumber penyakit pada tahun 1976
Yersinia enterocolitica adalah spesies bakteri gram-negatif, tidak menghasilkan spora, fakultatif anaeobik, yang termasuk ke dalam golongan Enterobacteriacea. Pada suhu 20-25 °C, bakteri ini dapat bergerak (motil), namun pada suhu 37 °C tidak terjadi pergerakan. Sebagian galur (strain) dari bakteri ini merupakan patogen penyebab penyakit yang penyebarannya terjadi melalui makanan, seperti daging babi dan susu. Selain melalui makanan, bakteri ini juga menyebar melalui minuman dan dapat ditemukan pada permukaan air dan sistem pembuangan air. Y. enterocolitica dapat beradaptasi dengan suhu dingin dan bahkan tetap bermultiplikasi (memperbanyak diri) pada suhu 4 °C. Infeksi Y. enterocolitica pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan enterokolitis, limfadenitis, serta gastroenteritis. Gejala yang timbul akibat infeksi Y. enterocolitica adalah diare yang diikuti demam, muntah, dan sakit perut (abdominal)