Kepala
Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan
Menurut
pemahaman umum seorang kepala sekolah merupakan seorang yang mempunyai posisi
kepemimpinan yang signifikan dalam sebuah organisasi pendidikan. Seorang
pemimpin sekolah ialah orang yang mempunyai kewenangan untuk mengelola,
mengorganisasikan dan melakukan proses manajemen pada lingkungannya atas dasar
kekuasaan yang diberikan secara sah oleh pihak-pihak yang berkompeten. Mulyasa
(2013:23) menyatakan bahwa: “Kepala sekolah yang sukses dalam mengembangkan
manajemen dan kepemimpinan memiliki dan memahami visi yang utuh tentang
sekolahnya”. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengarahkan dan memanfaatkan
berbagai sumber daya yang tersedia sangat menentukan dan mempunyai posisi yang
signifikan dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Karakteristik kepala sekolah yang
memiliki visi yang utuh, menurut Mulyasa (2013:23-24) dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
1. Berniat ibadah dalam
melaksanakan tugasnya.
2. Beragama dan taat
melaksanakan ajarannya.
3. Berniat baik sebagai
kepala sekolah.
4. Berlaku adil dalam
memecahkan masalah.
5. Berkeyakinan bahwa
bekerja di lingkungan sekolah merupakan ibadah dan panggilan jiwa.
6. Bersikap rendah hati.
7. Berhasrat
untuk memajukan sekolah.
8. Tidak
terlalu berambisi terhadap imbalan materi dari hasil pekerjaannya.
9. Bertanggung
jawab terhadap segala ucapan dan perbuatannya.
Kepala sekolah merupakan pelaksana fungsi administrasi sekolah. Dalam
pelaksanaan tugasnya, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dituntut
memiliki kepekaan dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pelaksanaan
berbagai tugas personilnya, yaitu guru dan pegawai administrasi. Sebagai orang
pertama yang bertanggungjawab terhadap kelancaran administrasi di sekolah, yang
sekaligus sebagai indikator dari kepala sekolah yang efektif. Indikator
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menurut Mulyasa (2013:19) sebagai
berikut:
Kepala sekolah yang efektif sedikitnya harus mengetahui, menyadari, dan
memahami tiga hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di
sekolah; (2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
sekolah; dan (3) bagaimana mengelola sekolah secara efektif untuk mencapai
prestasi yang tinggi. Kemampuan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat
dijadikan tolak ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi
kepala sekolah yang efektif atau tidak.
Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa tanggung
jawab kepala sekolah sangat besar dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas
pada sekolah yang dipimpinnya. Bahkan profil kepala sekolah tidak hanya
bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis
saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi
dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitar merupakan tanggung
jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.
Namun
demikian, dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang
dialami sekolah baik bersifat material seperti perbaikan gedung,
penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan sebagainya maupun yang
bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak dapat bekerja
sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya, dengan
orang tua siswa, komite sekolah serta pihak terkait (pemerintah) setempat.
Kegiatan-kegiatan
sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator adalah
kegiatan mengatur proses pembelajaran, kegiatan mengatur kesiswaan, kegiatan mengatur
personalia, kegiatan mengatur peralatan pengajaran, kegiatan mengatur dan
memelihara gedung serta perlengkapan sekolah, kegiatan mengatur keuangan, dan
kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
Di
samping itu, tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan menyediakan, mengatur, memelihara dan melengkapi fasilitas
materil dan tenaga-tenaga personil sekolah, termasuk personil administrasi.
Dalam hal ini, pembinaan personil tata usaha juga termasuk salah satu tugas
kepala sekolah sebagai administrator sekolah. Tugas kepala sekolah dalam bidang
supervisi bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada
masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar yang lebih baik. Jadi tugas
ini menyangkut bidang perbaikan dan pengembangan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum dalam arti luas atau perbaikan pengajaran.
Di
samping itu, seorang atasan dalam organisasi seperti sekolah harus menjaga
hubungan yang baik terhadap stafnya. Untuk menjaga agar hubungan itu tetap
baik, atasan (kepala sekolah) harus menyadari bahwa ia merupakan atasan di
sekolahnya. Dengan demikian ia harus menjaga hubungan formal dengan para
bawahannya dalam melaksanakan tugas organisasi. Namun demikian, seorang atasan
juga harus mengupayakan terjalinnya hubungan yang harmonis secara informal
dengan para bawahannya.
Adanya hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, memberi pengaruh
positif terhadap pelaksanaan kinerja para pegawai (guru dan staf tata usaha) di
suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya hubungan keakraban dalam suasana
kebersamaan, maka setiap adanya kesulitan yang ditemui oleh salah satu staf,
dengan sertamerta staf yang lain akan ikut membantu menyelesaikannya. Begitu
juga halnya dalam upaya pembinaan personil, kepala sekolah dituntut memiliki
sifat arif dan bijaksana, sehingga teguran dan koreksi terhadap tugas-tugas
yang dilakukan oleh personil dilaksanakan dalam suasana persuasif dalam kondisi
penuh kesetiakawanan. Di samping itu, kepala tidak bersikap otoriter, melainkan
harus menganggap bawahannya sebagai mitra kerja yang sama-sama ingin berupaya
bekerja maksimal untuk meningkatkan kinerja guru dan mutu lembaga pendidikan.
Sebagai
pembina personil idealnya kepala sekolah dapat melaksanakan berbagai fungsi
administrasi atau manajemen dengan optimal. Dalam kaitan ini untuk peningkatan
kinerja, kepala sekolah harus mampu melaksanakan fungsi actuating dengan
optimal. Actuating (penggerakan) merupakan salah satu fungsi
manajemen yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dalam pelaksanaan tugas.
Menggerakkan
berarti membuat orang bertindak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
tujuannya. Idealnya kepala sekolah sebagai manager pada suatu lembaga
pendidikan mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen, menurut Mulyasa (
2013: 110) yang meliputi:
Pembagian
kerja secara tuntas (division of works), adanya wewenang (authority);
disiplin (unity of command), kesatuan perintah (unity of command),
kesatuan pengarahan (unity of direction), kepentingan organisasi di atas
kepentingan pribadi (subornination of individual interest to
general interest), pemberian rangsangan kerja (renumeration),
sentralisasi sebagian dari kekuasaan (centralization), garis wewenang
yang jelas batasnya (line of authority), tatanan yang baik (order);
serta stabilitas anggotanya, jiwa kelompok yang tinggi harus dijaga (stability
of tenure of personal).
Berpijak
pada kutipan di atas, dapat
disebutkan bahwa secara praktisnya,
fungsi-fungsi manajemen itu dapat
dikelompokkan ke dalam fungsi perencanaan, fungsi mengatur pelaksanaan, fungsi
pengendalian dan fungsi peningkatan. Fungsi perencanaan perlu dilakukan oleh
kepala sekolah agar segala kegiatan dapat terlaksana seluruhnya secara teratur.
Tidak ada kegiatan atau bagian kegiatan yang terlewatkan dan pelaksanaannya
dapat berurutan.
Fungsi mengatur pelaksanaan dilakukan oleh pimpinan agar dalam pelaksanaan
dapat terarah mencapai sasaran dan tujuan organisasinya (sekolah). Fungsi
pengendalian, mengusahakan agar pelaksanaan kegiatan itu sesuai dengan
rencananya. Fungsi pengembangan sangat dibutuhkan, agar setiap pimpinan (kepala
sekolah) sambil menikmati kelancaran pelaksanaan organisasi sekolahnya, juga
harus memikirkan peningkatan kegiatannya. Semuanya itu bersasaran untuk
peningkatan mutu lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Kepemimpinan
penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada setiap sekolah. Sekolah
akan maju bila dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki
keterampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam melakukan perbaikan
mutu. Kepemimpinan kepala sekolah tentu menjelankan manajemen sesuai dengan
iklim organisasinya.
Kepemimpinan mutu menjadi prasyarat untuk
mencapai maksud tersebut, yaitu kemampuan kepala sekolah untuk bekerja dengan
staf adminitratif dan tenaga akademiknya. Seorang kepala sekolah memahami betul
mengenai visi lembaganya, mampu membudayakan kerja sama secara bermutu.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam
organisasi, baik buruknhya organisasi sering kali sebagian besar tergantung
pada faktor kepala sekolah sebagai seorang pimpinan.
Kepala
sekolah, idealnya memahami visi organisasi dan memiliki visi kerja yang jelas,
mampu dan mau bekerja keras. Maksudnya kepala sekolah tidak cukup memiliki daya
dorong kerja yang tinggi, tetapi juga harus memiliki kemampuan fisik yang
kuat. Kepala sekolah tekun dan tabah dalam bekerja dengan bawahan, terutama
tenaga akademiknya. Kepala sekolah memberikan layanan secara optimal dengan
tetap tampil secara rendah hati. Kelima, kepala sekolah memiliki disiplin kerja
yang kuat.
Pemahaman
visi dan misi sekolah merupakan suatu keharusan bagi kepala sekolah, untuk
mengantar sekolah ke arah yang dicita-citakan. Tanpa pemahaman visi dan misi,
maka sasaran yang ingin dicapai juga tidak akan jelas dan kegiatan untuk
mencapai hal tersebut juga tidak jelas. Di samping itu, ada tujuh layanan prima
kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah memiliki visi,
strategi, misi dan target mutu yang ingin dicapai, menciptakan lingkungan
sekolah yang aman dan tertib, menciptakan sekolah yang memiliki kepemimpinan
yang kuat, serta adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah untuk
berprestasi.
Berdasarkan
paparan di atas, memberi pemaknaan bahwa kepala sekolah dan para personil
sekolah lainnya harus diberikan kekuatan besar untuk bertindak berdasarkan pada
komitmen untuk mengembangkan budaya mutu bagi sekolah. Pada gilirannya,
pemberdayaan guru mengacu pada pemberian kewenangan penuh dalam melakukan
perbaikan mutu sejalan dengan budaya mutu yang dikembangkan, sehingga
inisiatif, kreativitas dan sikap proaktifnya tumbuh dengan penuh tanggung jawab
bagi sekolah.
Kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah harus mempunyai penampilan atau
kinerja kepemimpinan yang baik, Wahjosumidjo (2012:431) menyatakan bahwa:
“penampilan (kinerja) kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau
sumbangan yang diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif yang terukur dalam rangka
membantu tercapainya tujuan sekolah”. Singkatnya yang dimaksud dengan kinerja
dalam konteks pendidikan merupakan prestasi atau hasil kerja dalam
pendidikan yang dapat diukur.
Kepemimpinan
dan manajerial menuntut kepala sekolah untuk memiliki berbagai persyaratan yang
harus dipenuhi guna dapat menjadi melaksanakan tupoksinya dengan baik.
Persyaratan yang harus dipenuhi kepala sekolah di antaranya kemampuan dan
pengetahuan tentang tujuan, proses dan teknologi yang melandasi pendidikan
disetiap jenjang sekolah, komitmen kepada perbaikan profesional pendidikan
disetiap jenjang sekolah.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada hakekatnya kepala sekolah perlu untuk melengkapi dirinya dengan wawasan
kepemimpinan pendidikannya sebagai pengetahuan dan sikap antisipatif terhadap
berbagai perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam kebijakan-kebijakan pendidikan
baik yang bersifat mikro, meso maupun makro.
Dalam melakukan semua aktivitasnya, seorang pemimpin
sekolah tidak akan bisa melakukannya secara efektif dan efisien tanpa adanya
dukungan dari semua komponen yang terlibat dalam organisasi tersebut. Sekolah sebagai
sebuah organisasi yang kompleks tentu saja mempunyai berbagai komponen di
dalamnya. Dalam hal ini tugas seorang pemimpin untuk
mengelolanya dengan baik, demi terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan. Dikarenakan
seorang pemimpin sekolah mempunyai kemampuan dalam mengerahkan organisasi
tersebut.
Kemampuan
penting yang harus dikembangkan dan dimiliki oleh seorang pemimpin
pendidikan, di antaranya kemampuan mengorganisasikan dan membantu para staf
dalam merumuskan perbaikan pengajaran di sekolah dalam bentuk program yang
lengkap. Kemampuan untuk membangkitkan dan memupuk kepercayaan diri sendiri
dari para guru dan staf lainnya.
Dalam
rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan
untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai aktivitas yang menunjang program sekolah. Ini semua
membutuhkan keterampilan khusus dari kepala sekolah. Salah satu sifat yang
dapat memperkuat keyakinan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya adalah merasa dirinya diamanahi kepemimpinan dan harus bertanggung
jawab. Atas dasar itulah, maka untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dengan baik, kepala sekolah dituntut memiliki berbagai keterampilan pada
dirinya.
Keterampilan
tersebut, menurut Danim dan Suparno (2012:7) menyatakan: “Pemimpin organisasi
pendidikan tanpa visi akan membawa organisasinya ke dunia kebangkrutan. Karena
memang, visi merupakan alat yang tidak tergantikan, kecuali jika kepemimpinan
sengaja diarahkan pada kegagalan”. Kepala sekolah harus memahami bidang tugas
yang ditekuninya secara menyeluruh, mendalam, dan profesional.
Keterampilan Teknis, menguasai pengetahuan tentang
metode, proses, prosedur, dan teknis untuk melaksanakan kegiatan khusus.
Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan peralatan
yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.
Keterampilan
manusiawi, kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan
proses kerjasama. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain
serta mengapa mereka berkata dan berperilaku. Kemampuan untuk berkomunikasi
secara jelas dan efektif. Kemampuan menciptakan kerjasama yang efektif,
kooperatif, praktis dan diplomatis, serta mampu berperilaku yang dapat diterima
oleh semua pihak.
Keterampilan konseptual, di antaranya kemampuan analisis,
kemampuan berpikir rasional, cakap dalam berbagai macam konsepsi, mampu menganalisa
berbagai kejadian, serta mampu
mamahami berbagai kecenderungan, mampu mengantisipasi perintah, dan
mampu mengenali macam-macam kesempatan dan masalah-masalah sosial.
Agar
kepala sekolah bisa secara efektif dapat melakukan fungsinya sebagai manejer pendidikan
dengan baik, maka seorang kepala sekolah seharusnya memahami dan
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan dan memahami perilaku nilai-nilai yang
terkandung dalam beberapa keterampilan.
Kepala
sekolah dalam melaksanakan tugasnya tentu saja dihadapkan pada berbagai
persoalan yang harus dapat diselesaikan secara arif dan bijaksana. Kepala
sekolah harus memahami beberapa hal penting yang berkaitan dengan jabatan yang
dijabatnya, sehingga dengan memahami karakter dari tugas jabatannya maka dia
akan bersifat responsif apabila menghadapi masalah yang berkaitan dengan tugas
tersebut. Di samping itu, dengan memahami tugas pokok dan fungsinya, maka akan
memudahkan dalam bertindak. Danim dan Suparno (2012:59) menyatakan bahwa:
“Pemimpin pendidikan atau kepala sekolah dengan visi yang hebat akan melahirkan
kesadaran yang dramatis”.
Kepala
sekolah merupakan jabatan pimpinan yang bersifat kompleks dan unik.
Keberhasilan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin akan ditentukan oleh
faktor-faktor mendasar kepemimpinan yang dimilikinya. Jabatan kepemimpinan
kepala sekolah yang kompleks unik tersebut menuntut persyaratan tertentu,
disamping persyaratan seperti persyaratan kepemimpinan pada umumnya, juga
memerlukan persyaratan khusus, yaitu kompentensi kepala sekolah. Persyaratan
umum dan kualifikasi khusus (Kompetensi kepala sekolah) melahirkan profil
kepala sekolah yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan spesifikasi jabatan
kepala sekolah yang diinginkan.
Di
samping uraian di atas, untuk lebih jauh menggali faktor-faktor penyebab
tersebut, suatu hal yang penting untuk memahami siklus atau tahap-tahap
pengelolaan jabatan kepemimpinan kepala sekolah yang meliputi, identifikasi,
rekrutmen, seleksi, diklat, pengangkatan dan penempatan, orentasi dan
sosialisasi, pembinaan dan pengembangan, evaluasi dan karier.
Berpijak
pada uraian di atas, jelaslah bahwa setiap kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas dan perannya, juga menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan pendidikan
walaupun syarat-syarat yang diperlukan untuk menjadi seorang kepala sekolah dan
pemimpin pendidikan itu berbeda.
Untuk
menjadi pemimpin pendidikan harus dipenuhi persyaratan tertentu. Untuk
menjadi pemimpin pendidikan harus memenuhi syarat-syarat di antaranya:
berpengetahuan luas dalam bidang pekerjaannya, memiliki pengetahuan dalam
hubungan kemanusiaan; dan memiliki fisik, dan jiwa yang sehat serta mempunyai
keuletan dan ketabahan. Di samping itu, seseorang pemimpin juga dituntut
memiliki sifat adil dan ramah-tamah, memiliki sifat sebagai pendidik,
memiliki sifat yang rasionil dan objektif,
serta percaya pada diri sendiri.
Adanya sifat-sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah sebagaimana
disebutkan di atas, maka dia akan mampu melaksanakan tugas kepemimpinannya
dengan optimal. Apabila tugas-tugas kepemimpinan berjalan dengan baik, maka
mutu pendidikan juga akan tercapai sebagaimana yang diharapkan. Kepala sekolah sebagai orang pertama yang bertanggungjawab terhadap peningkatan
mutu lembaga pendidikan, maka ia harus melakukan berbagai upaya dan kebijakan
untuk mewujudkan kondisi tersebut. Kepala sekolah idealnya melakukan dan
bertanggungjawab atas pelaksanaan dari tugas mengajar terhadap guru-guru di
sekolahnya. Di samping itu, dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru kepala sekolah juga
dituntut mengsosialisasikan kode etik guru dan pengarahan terhadap tugas guru.
Persyaratan yang perlu mendapat perhatian kepala sekolah, sehubungan dengan
peningkatan kemampuan mengajar guru. Rusydie (2012:23) menyatakan bahwa: “Maju
tidaknya dunia pendidikan tentu tidak bisa dilepaskan dari peran para guru”.
Guru diharapkan mampu menguasai materi pelajaran, kemampuan menerapkan prinsip
psikologi, kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar, dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru di dalam dan di luar
sekolah.
Persyaratan di atas, senantiasa terkait dengan pelaksanaan tugas guru sebagai
tenaga pengajar di sekolah. Persyaratan inilah yang harus menjadi
pertimbangan kepala sekolah dalam melaksanakan pembagian tugas mengajar guru.
Keempat persyaratan tersebut, salah satu yang sangat penting menjadi perhatian
kepala sekolah dalam pembagian tugas mengajar adalah melihat kemampuan guru
bersangkutan dalam mengelola atau menyelenggara proses belajar mengajar.
Kemampuan menyelenggarakan proses pembelajaran merupakan salah satu persyaratan
utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang
dilaksanakan. Kemampuan ini memerlukan suatu landasan konseptual dan pengalaman
mengajar yang memadai. Karena dengan adanya kemampuan ini, maka memungkinkan
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dengan optimal.
Kepala
sekolah sebagai manajer pendidikan di dalam menjalankan berbagai tugas dan
perannya harus mampu melakukan keempat aktivitas yang ada di dalam manajemen
tersebut. Kepala sekolah harus mampu merencanakan berbagai program dan tindakan
yang akan dijalankan di sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan untuk mengorganisasikan berbagai
sumber daya dan sumber-sumber material lainnya yang dimiliki oleh sekolah
sehingga dapat diberdayakan dengan optimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kepala sekolah harus mampu memimpin, mengarahkan dan mempengaruhi
seluruh sumber daya manusia untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disebutkan bahwa sebenarnya seorang kepala sekolah pada
hakekatnya ialah seorang perencana, organisator, pemimpin dan pengendali
pendidikan di sekolah. Keberadaan kepala sekolah sebagai seorang manajer
mempunyai peran yang signifikan dalam rangka mengembangkan dan memberdayakan
berbagai sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai sebuah organisasi, maka sekolah memerlukan seorang pemimpin yang mampu
untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik serta dapat mencapai
barbagai tujuan yang telah ditetapkan. Ada berbagai sumber daya sekolah yang
harus dikelola dan diorganisasi oleh seorang kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan. Sumber daya suatu sekolah meliputi dana,
perlengkapan, informasi, maupun sumber daya manusia, yang masing-masing
berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai
tujuan.
Dana
merupakan faktor penting untuk memajukan suatu sekolah. Tanpa ada dana yang
mencukupi kemajuan pendidikan di suatu sekolah akan tersendat-sendat
kemajuannya. Hal ini disebabkan karena pendidikan akan berjalan dengan baik,
apabila didukung oleh ketersediaan dana yang memadai. Begitu juga dengan sumber
daya yang ada, jika sumber daya yang ada baik, maka kemajuan sekolah akan
tercapai.
Menurut
Wahjosumidjo (2012:96) ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu
dilaksanakan dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan, di
antaranya:
- Kepala Sekolah bekerja dengan dan atau melalui orang lain.
- Kepala sekolah bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan.
- Kepala sekolah harus dapat memanfaatkan waktu dan sumber yang tersedia untuk mengatasi berbagai persoalan.
- Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konseptual.
- Kepala sekolah bertindak sebagai penengah.
- Kepala sekolah bertidak sebagai politisi.
- Kepala sekolah bertindak sebagai diplomat.
- Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan yang sulit.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijabarkan satu persatu
secara ringkas sebagai berikut:
a.
Kepala sekolah bekerja dengan dan atau melalui orang lain
Dalam melaksanakan berbagai aktivitas kepala sekolah
tidak mungkin dapat melakukan berbagai aktivitasnya tersebut tanpa bentuan
orang lain. Pengertian orang lain disini mengandung makna yang luas, tidak
hanya komponen-komponen yang ada dilingkungan internal sekolah saja seperti
para guru, staf, para siswa dan orang tua siswa, melainkan juga dengan berbagai
pihak eksternal seperti dengan para stakeholder pendidikan dan masyarakat pada
umumnya.
b.
Kepala sekolah bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan
Keberhasilan atau kegagalan proses kegiatan balajar
mengajar atau proses administrasi lainnya, seperti kurikulum kesiswaan, dan
kegiatan lainnya di sekolah merupakan cermin dari kepemimpinan kepala sekolah.
Dengan demikian seorang kepala sekolah harus bertanggungjawab atas segala
tindakan yang dilakukan oleh dirinya, bahkan oleh bawahan yang melakukan
pekerjaan atas perintahnya. Perbuatan yang terjadi di lingkungan sekolah yang
dilakukan oleh para siswa, para guru dan staf lainnya tidak dapat dilepaskan
begitu saja dari tanggungjawab kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga
pendidikan.
c. Kepala sekolah harus dapat memanfaatkan waktu
dan sumber yang tersedia untuk mengatasi berbagai persoalan.
Kepala sekolah yang efektif ialah seorang kepala sekolah
yang dapat mengatasi berbagai macam persoalan di sekolah dengan berbagai
keterbatasan waktu dan sumber daya. Seorang kepala sekolah harus mampu mengatur
pemberian tugas secara efektif dan efisien kepada tenaga kependidikan yang ada
di sekolah serta harus mempunyai kemampuan dalam menentukan berbagai
skala prioritas yang harus dilakukan dalam aktivitas pendidikan di
sekolah.
d.
Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konseptual
Dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di
sekolah maka kepala sekolah harus mampu menyelesaikannya melalui suatu analisis
yang tajam, sehingga pemecahan tersebut betul-betul tepat dan dapat
menyelesaikan persoalan. Di samping itu, seorang kepala sekolah juga harus
mampu melakukan berbagai aktivitasnya secara konseptual dan terencana dan
mempunyai sebuah pemahaman yang jelas bahwa berbagai persoalan yang timbul di
sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu keseluruhan. Semua
masalah harus dicari solusi pemecahan secara baik dan bijaksana.
e.
Kepala sekolah bertindak sebagai penengah
Sekolah sebagai sebuah sistem pasti terdiri dari berbagai
komponen yang mempunyai berbagai latar belakang yang beragam, baik itu
perangainya, keinginannya, pendidikannya, dan kehidupan sosialnya. Dengan
melihat berbagai perbedaan tersebut maka suatu hal yang tidak dapat dihindarkan
apabila akan timbul berbagai kompfik diatara mereka. Dalam keadaan ini maka
posisi kepala sekolah harus mampu menjadi penengah atau mediator untuk
menyelesaikan konflik tersebut dengan baik untuk mereka yang sedang berkonflik
sehingga tidak akan mengganggu kelancaran tugasnya masing-masing.
f. Kepala sekolah bertindak
sebagai politisi
Seorang
kepala sekolah harus mempunyai wawasan yang visioner, yaitu wawasan yang
memandang jauh ke depan untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Untuk hal
tersebut, kepala sekolah harus dapat menjalin kerjasama dengan pihak lainnya
yang dapat membantu kemajuan sekolah. Kepala sekolah juga harus mengembangkan
pola aliansi dan kerjasama dengan berbagai pihak demi tercapainya tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Kerjasama tidak hanya dengan guru-guru, melainkan dengan
komite sekolah dan berbagai pihak yang berkepentingan.
g.
Kepala sekolah bertindak sebagai diplomat
Dalam berbagai pertemuan yang berkaitan dengan
kepentingan sekolah, maka kedudukan kepala sekolah merupakan seorang diplomat
yang mewakili secara resmi kepentingan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana agar
setiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
h.
Kepala sekolah berfungsi sebagai pengambil keputusan yang sulit
Sebagai sebuah sistem, sekolah tidak mungkin terlepas
dari persoalan-persoalan yang muncul. Masalah tersebut bisa muncul dari adanya
berbagai latar belakang komponen yang ada di dalam sekolah, persoalan
kepegawaian, perbedaan pendapat terhadap kebijakan yang diambil oleh kepala
sekolah dan sebagainya, dalam keadaan ini, maka seorang kepala sekolah harus
dapat mengambil berbagai keputusan yang baik dan tepat serta mampu untuk
menyelesaikan berbagai persoalan dan dapat diterima oleh berbagai komponen,
khususnya oleh guru-guru dan staf pegawai lainnya.
Dengan memperhatikan berbagai peran yang harus dapat
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah di atas,
maka kita bisa menyimpulkan bahwa menjadi kepala sekolah bukanlah sebuah
pekerjaan yang mudah. Jabatan kepala sekolah merupakan jabatan yang harus
didukung oleh berbagai kecakapan dan keterampilan dalam menjalankan berbagai
aktivitas di sekolah.
Peran
kepala sekolah lainnya dalam meningkatkan kinerja guru dan mutu pendidikan di
sekolah yaitu sebagai supervisor pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kepala sekolah harus
mampu melakukan aktivitas supervisi di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
merupakan orang yang dapat membantu perkembangan dewan guru, staf dan tata
usaha dalam menigkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga
harus memperhatikan proses pelaksanaan semua kegiatan sekolah agar
sekolah dapat berkembang dengan baik.
Proses kepemimpinan kepala sekolah sebagai supervisor, dapat menempuh
cara-cara kerja sebagai berikut: pimpinan, bawahan dan kerja sama. Berdasarkan pandangan
tersebut, dapat dijabarkan bahwa: Pimpinan (working on) yaitu
supervisor menganggap fungsinya sebagai penguasa, yang menguasai, memerintah,
mengarah dan mengerakan bawahannya, bawahan (working for) yaitu
supervisor yang menganggap fungsinya adalah sebagai pembantu bagi orang yang
disupervisikan untuk menwujudkan tujuan dari orang yang disupervisi
dan bekerja sama (working within) yaitu supervisor yang
menganggap fungsinya sebagai pembina orang yang disupervisi agar dapat
melaksanakan bersama-sama tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pernyataan
di atas, memberikan suatu pemahaman bahwa pemimpin merupakan atasan yang
memerintah, membimbing dan mengarahkan. Adapun sebagai bawahan membantu
dan mewujudkan tujuan orang-orang yang dipimpin. Dengan demikian kepala sekolah
sebagai seorang pemimpin harus mempunyai sikap dan sifat elastis, sehingga ia
dapat melaksanakan tugas-tugas secara bersama-sama dengan orang-orang
disupervisikannya.
Seorang kepala sekolah tidak terlepas sebagai supervisor yang dapat menciptakan
situasi yang ceria terhadap orang yang disupervisi agar dapat menumbuhkan
kerjasama yang baik. Kepala sekolah harus mampu mengkoordinir tugas-tugas
bawahannya, agar potensi mereka dapat terwujud secara maksimal dalam mencapai
tujuan bersama.
Kepala sekolah sebagai supervisor
pendidikan diharuskan memiliki dan menguasai teknik-teknik memimpin kelompok
dalam setiap kegiatan pendidikan dengan cara bermusyawarah, saling menghargai,
saling memberi kelebihan dan menerima kelemahan guna mencapai tujuan
pendidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor perlu adanya pengaturan bidang
personil yang profesional, karena hal ini menyangkut dengan kesejahteraan
bawahan. Personil sekolah terdiri dari kepala sekolah, dewan guru,
siswa, tata usaha dan pengajaran. Jadi, orang yang bertugas di sekolah
merupakan komponen yang ikut mempengaruhi jalannya proses pendidikan. Dengan
demikian kinerja personil yang baik dalam kelompok akan
menghasilhan mutu pendidikan yang baik pula.