Jelaskan Etnografi tentang Kehidupan Suku Terasing

Etnografi tentang Kehidupan Suku Terasing

Jelaskan Etnografi tentang Kehidupan Suku Terasing

Korowai adalah suku yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 35 tahun lalu di pedalaman Papua. Berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di rumah pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah bahkan bisa mencapai ketinggian 50 meter dari permukaan tanah. Suku Korowai adalah salah satu di daratan Papua yang tidak menggunakan koteka.

Orang-orang Korowai menempati kawasan hutan sekitar 150 kilometer dari Laut Arafura. Mereka adalah pemburu-pengumpul yang memiliki keterampilan bertahan hidup. Sampai sekitar 1975, Korowai hampir tidak mempunyai kontak dengan dunia luar. Mereka hanya mengenal diantara mereka saja.
Tinggal di kampung atau pemukiman kecil yang dibuat pemerintah, adalah fenomena yang relatif baru di kalangan Korowai. Mereka membangun rumah yang dibagi menjadi dua atau tiga kamar persegi panjang dengan tempat api di setiap kamar. Pria dan wanita tinggal terpisah. Pada tahun 1992, ketika desa Yaniruma diresmikan pemerintah Boven Digoel, tim pembuat film dokumenter sudah bisa mengunjungi Korowai di pemukiman mereka.

Sedikit saja informasi yang diketahui tentang Korowai sebelum 1978. Namun, dari berbagai sumber, diketahui, suku ini mengalami masa mengayau yang pelik. Kontak orang Korowai dengan dunia luar tercatat ketika mereka bertemu penginjil Johannes Veldhuizen, pada 4 Oktober 1978. Setelah kontak itu, sekitar 1980, Gereja kemudian membangun sekolah dasar dan klinik rawat jalan. Selama tahun-tahun pertama itu, Johannes Veldhuizen dan Henk Venema mengatur berbagai pertemuan dengan Korowai.
Antara tahun 1978 dan 1990, Korowai masih menempati hilir sungai. Mereka membuka kebun dan berburu. Mereka juga diperkenalkan dengan metode penyembuhan kesehatan yang diprogramkan pemerintah. Namun, meskipun telah mengetahui klinik rawat jalan di Yaniruma, banyak dari mereka masih menggunakan metode tradisional menyembuhkan sakit.

Suku Korowai sebagian besar masih mandiri. Mereka menghasilkan kapak dari batu, membuat garam dan banyak lainnya. Uang pertama yang dikenalkan berasal dari misionaris. Mereka juga membantu perintis gereja dan dibayar rupiah. Dengan uang ini, mereka bisa membeli barang di toko lokal seperti garam, pakaian, dan pisau cukur. Sejak 1990, Korowai telah terlibat dalam proyek-proyek kehutanan perusahaan asing. Mereka dipekerjakan sebagai pemandu wisata dan pengemudi perahu.

Meskipun banyak dari mereka tidak tamat SD, beberapa berhasil mengikuti pendidikan menengah di Kouh, Boven Digoel Atas. Kini, pemuda Korowai bisa belajar di Jayapura.
Secara tradisional, Korowai hidup dalam kondisi terisolasi. Mereka membangun rumah tinggi untuk melindungi keluarga tidak hanya terhadap serangan hewan buas, tetapi juga menangkal roh jahat. Untuk waktu yang lama, Korowai dianggap sangat tahan terhadap konversi agama. Namun, pada akhir tahun 1990-an, mereka mulai dibaptis.

Jelaskan Etnografi tentang Kehidupan Suku Terasing
Jelaskan Etnografi tentang Kehidupan Suku Terasing