PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI SAKTI BAB III

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI SAKTI

BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal
Guru masih sering melaksanakan kegiatan pembelajaran Matematika secara murni mata pelajaran dan terpisah dari mata pelajaran lain. Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Matematika hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan Matematika tanpa mengaitkannya dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan siswa terjebak dalam rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan motivasi belajar siswa pun rendah. Siswa juga belum terlibat secara aktif dalam menemukan konsep yang dipelajari, karena pembelajaran lebih banyak terpusat pada guru. Selain itu, pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah kurang mengembangkan siswa untuk berfikir holistik karena siswa kurang mengetahui keterkaitan konsep dari beberapa mata pelajaran, sehingga pengalaman yang diperoleh sebagai hasil belajar menjadi kurang bermakna. Pada akhirnya berimplikasi pada rendahnya prestasi belajar siswa.
B. Perencanaan Tindakan
Dengan berpedoman pada standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, penulismelakukan langkah-langkah untuk merencanakan model pembelajaran tematik, antara lain:
  1. Membuat/memilih tema.
  2. Melakukan analisis kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang sesuai dengan tema.
  3. Membuat pengelompokan jaringan indikator.
  4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan jaringan indikator yang telah dibuat.
Kegiatan awal untuk setiap pertemuan memuat doa bersama, absensi siswa dan appersepsi. Tahap appersepsi berupa cerita atau menyanyi bersama yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa pada tema yang akan dibicarakan.
Kegiatan inti adalah kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam pembelajaran. Sedangkan kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri satu pertemuan, meliputi kegiatan evaluasi dan memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah.
C.    Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan model pembelajaran tematik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan yang dilaksanakan meliputi kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran antara lain kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan diawali dengan kegiatan awal berupa doa bersama, absensi siswa dan appersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan inti yang pada setiap pertemuannya menyampaikan 1 indikator Matematika sebagai core(inti pembelajaran).
Adapun contoh indikator Matematika dengan Kompetensi Dasar “Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angkayang menjadi core (inti pembelajaran) pada setiap pertemuan adalah :
  1. Menjumlah dua bilangan tanpa teknik menyimpan, bilangan sampai 100, untuk pertemuan ke-1.
  2. Menjumlah dua bilangan dengan teknik menyimpan, bilangan sampai 100, untuk pertemuan ke-2 dan ke-3.
  3. Mengurangi dua bilangan tanpa teknik meminjam, bilangan sampai 100, untuk pertemuan ke-4.
  4. Mengurangi dua bilangan dengan teknik meminjam, bilangan sampai 100, untuk pertemuan ke-5 dan ke-6.
Indikator-indikator Matematika tersebut dikaitkan dengan indikator mata pelajaran lain yang sesuai dengan tema, yang tertulis dalam RPP.
Pembelajaran pada setiap pertemuan selalu diakhiri dengan evaluasi dan memberikan tindak lanjut berupa tugas portofolio. Dan pada akhir pertemuan dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar Matematika.
D.    Refleksi
Pembelajaran dengan meninggalkan pembelajaran konvensional akan dapat menumbuhkembangkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih menerima pengajaran yang dilakukan oleh guru karena sifatnya yang bervariasi dan konkret. Selain itu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar akan lebih mudah tercapai karena motivasi siswa tinggi keaktifan siswa meningkat. Hal ini sesuai tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang maksimal.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulisan karya imiah dengan pembelajaran tematik dalam pembelajaran Matematika pada kelas I dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut:
  1. Model pembelajaran tematik dalam pembelajaran Matematika dilakukan dengan mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran lainnya melalui konsep-konsep yang dapat dipadukan dalam naungan tema tertentu.
  2. Dengan pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I.
  3. Dengan menerapkan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan peran aktif (pastisipasi) siswa dalam proses pembelajaran.

B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutup penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika khususnya untuk kelas rendah (kelas 1 dan 2), baik droping maupun swadaya sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep Matematika secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan model pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung pembelajaran tematik dan fasilitas belajar yang diperlukan, karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar Matematika siswa



DAFTAR PUSTAKA

Anton Sukarno. 1994. Efektifitas Sistem Pengajaran Pelayanan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Surakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Puskur Balitbang.
Djauzak Ahmad. 1994. Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Balai Pustaka.
Hadi Mulyono. 2000. Pembelajaran Terpadu. Surakarta: Sebelas Maret University Pers.
Hartono & Edy Legowo. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Depdiknas.
Moch. Ichsan. 2003. Strategi Belajar Mengajar Matematika di Sekolah Dasar. Semarang: BPG.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyadi HP. 2006. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Pengembang PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Maulana.
Ujang Sukandi, et.al. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan Bagaimana?. Surabaya: Duta Graha Pustaka.

Winkel W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI SAKTI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS I SD NEGERI SAKTI