Makalah Alat Musik Tradisional Dari Aceh : Aceh adalah provinsi yang terletak paling barat dari Negara Indonesia. Kota yang dijuluki juga dengan Serambi Mekah karena merupakan jalur masuk dan menyebarnya agama Islam di Indonesia ini menyimpan kekayaan kebudayaan yang sangat mempesona. Diantara kebudayaan tersebut tentu saja alat musik tradisional aceh salah satunya. Dan untuk mengetahui apa saja alat musik tradisional dari Aceh ini, berikudaftar alat musik tradisional aceh yang saya ambil dari berbagai sumber :
BAB I
PENDAHULUAN
Kesenian
adalah salah satu dari tujuh unsur kebudayaan universal. Kebudayaan
merupakan “Keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya
dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”. Itu berarti
bahwa kesenian juga merupakan hasil budi dan karya manusia.
Kamus
besar Bahasa Indonesia kesenian adalah perihal seni atau keindahan. Kesenian
berasal dari kata dasar seni. Kata seni merupakan terjemahan dari bahasa asing
“Art” (bahasa Inggris) istilah “Art” sendiri sumbernya berpangkal dari bahasa
Itali, yaitu “arti”. Perkataan “arti” ini dipergunakan pada zamannya untuk
menunjukkan nama sesuatu benda hasil kerajinan manusia pada masa perkembangan
kebudayaan eropa klasik, yaitu pada zaman yang dinamakan orang dengan sebutan
Renaissance di Italia. Dari “arti” menjadi “art”, yang kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi seni. Selalu dihubungkan dengan perasaan
keindahan.
Seni merupakan sesuatu yang indah yang dihasilkan manusia, penghayatan manusia melalui
penglihatan, pendengaran dan perasaan. Seni adalah penjelmaan rasa indah
yang terkandung jiwa seseorang, dilahirkan dengan perantaraan alat-alat
komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara),
penglihat (seni lukis) atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari,
drama). Namun yang akan dibahas lebih lanjut yaitu berhubungan dengan seni
suara khusus “seni musik”
BAB II
ALAT MUSIK TRADISIONAL ACEH
Aceh
adalah provinsi yang terletak paling barat dari Negara Indonesia. Kota yang
dijuluki juga dengan Serambi Mekah karena merupakan jalur masuk dan menyebarnya
agama Islam di Indonesia ini menyimpan kekayaan kebudayaan yang sangat
mempesona. Diantara kebudayaan tersebut tentu saja alat musik tradisional aceh
salah satunya. Dan untuk mengetahui apa saja alat musik tradisional dari Aceh
ini, berikudaftar alat musik tradisional aceh yang saya ambil dari berbagai
sumber :
1.
ARBAB
Arbab adalah alat musik
tradisional Aceh yang terbuat dari alam. Alat musik arbab ini dibuat dari
tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai, sementara busur penggeseknya
terbuat dari kayu, rotan atau serat tumbuhan. Terdiri dari 2 bagian, yaitu
instrumen induk yang disebut arbab dan penggeseknya yang disebut dengan Go
Arbab.
Alat musik tradisional Aceh yangdibunyikan dengan cara digesek ini pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh
Besar dan Aceh Barat. Diperkirakan alat musik Arbab ada pada jaman Belanda.
Akan tetapi sayangnya, saat ini alat musik Arbab sudah jarang dan mungkin
hampir punah dari Serambi Mekah. Wah.. bahaya nih kalo beneran sudah punah.
Nah, biar enggak kehilangan jejak ini dia penampakan dari Alat Musik
Tradisional Arbab :
Alat musik Arbab pada zamannya biasa
dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional, bersama Geundrang/Rapai dan
sejumlah alat musik trandisional lainnya, di mana Arbab berperan sebagai
instrumen utama pembawa lagu. Dalam tradisinya, musik Arbab biasa dimainkan
dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam.
Musik Arbab disajikan ke tengah
penontonnya oleh dua kelompok, yakni pemusik dan penyanyi. Kelompok penyanyi
terdiri dari dua orang lelaki, di mana salah seorang di antara mereka
memerankan tokoh wanita, lengkap dengan busana dan dandanan seperti wanita.
Penyanyi yang memerankan perempuan tersebut dikenal dengan sebutan Fatimah Abi.
Pada umumnya, mereka membawakan
lagu-lagu hikayat dan lagu-lagu yang mengandung muatan humor. Di antara
lagu-lagu hikayat yang pernah dibawakan dalam pertunjukan musik Arbab, tercatat
salah satunya berjudul Hikayat Indra Bangsawan. Beberapa literature menyebutkan
bahwa alat musik Arbab pernah hidup dan berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar
dan Aceh Barat. Dewasa ini, kesenian Arbab sangat jarang dijumpai, dan
diperkirakan mulai kehilangan tempatnya.
Sumber :
http://www.pilarsulut.com
2.
BANGSI ALAS
Alat
musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas adalah merupakan
instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak dijumpai di daerah Alas,
Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan
mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi
dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap
dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi
tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak
tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya.
Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya.
Sangat
sedikit informasi tentang alat musik Bansi Alas ini, mungkin keberadaannya
sudah langka dijaman ini. Ini dia ilustrasi dari alat musik Bansi Alas :
3.
CANANG
Canang adalah
alat musik tradisional dari Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat
Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya “Canang Trieng“, di
Gayo disebut “Teganing“, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan
“Kecapi Olah“.
Canang terbuat dari kuningan dan
bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik
canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula.
Fungsi canang secara umum sebagai
penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi
anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan
pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.
4.
GEUNDRANG
Geundrang
merupakan salah satu unit alat musik tradisional Aceh yang merupakan bagian
dari perangkatan musik Serune Kalee.
Geundrang
termasuk jenis alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul baik dengan
menggunakan tangan atau memakai kayu pemukul.
Geundrang
dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti
Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari
musik tradisional etnik Aceh.
5.
SERUNE KALEE
Serune
Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh
Musit yang dimainkan sejak jaman dahulu.
Instrumen
ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik
tradisional serune kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan
Gendrang Rapai dan acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja
raja kerajaan zaman keemasan Aceh Darussalam.
Serune
Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik
sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi /
warna musik dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah
satu alat musik layaknya seruling atau klarinet, tersebar di
komunitas Melayu.
Kata
Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama,
menunjuk ke kuningan Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai.
Sementara Kalee adalah nama dari sebuah nama desa di Laweung, Pidie.
Peralatan
musik tidak hanya digunakan oleh orang-orang Aceh, tetapi juga Minangkabau,
Agam, dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat. Bahkan, distribusi pasokan
ini mencapai Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Semacam ini alat musik juga
ditemukan di daerah pesisir lainnya dari Provinsi Aceh dan, seperti Pidie, Aceh
Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, dan dengan nama yang sama (BurhanParadise,
ed, 1986:. 81). Setiap daerah yang menggunakan jenis musik ini
memberikan berbagai variasi dalam peralatan, sehingga bentuk dan namanya juga
bermacam-macam. Namun, di antara beberapa variasi serune, ada
kesamaan dalam nuansa mengangkat suara, laras nada, getaran,
Volume suara, dinamika suaranya.
Berdasarkan
data yang ada, peralatan ini telah ada sejak kedatangan Islam ke Aceh. Ada
beberapa yang mengatakan peralatan ini berasal dari Cina (ZH Idris,
1993: 48-49).
Pada
saat ini budaya di Aceh juga berkembang pesat, salah satunya adalah seni,
dengan gaya Islam yang kuat. Peralatan
Serune Kalee masih saat ini memegang peranan penting dalam
berbagai seni pertunjukan, dalam berbagai upacara, dan acara lainnya Kalee
Serune game musik. Telah menghibur masyarakat Aceh sejak dulu sampai sekarang.
6.
TAKTOK TRIENG
Taktok
Trieng sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di
daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng
dikenal ada 2 jenis: satu dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar),
dibalai-balai pertemuan dan di tempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk
diletakkan alat ini. Dan jenis yang dipergunakan di sawah-sawah berfungsi untuk
mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini
biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke
dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).
7.
RAPAI
Alat musik tradisional Rapai
merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul. Menurut Z.H Idris,
alat musik Rapai ini berasal dari Bahdad (irak), dan dibawa ke Aceh oleh
seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi.
Dalam pertunjukannya, alat musik
rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat
musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama
bersama Serune kalee maupun buloh perindu.
Berdasarkan besarnya rapai serta
fungsinya, alat musik tradisional dari Aceh ini terdiri dari beberapa jenis
yaitu :
Rapai Pasee (rapai gantung)
Rapai Daboih
Rapai Geurimpheng (rapai macam)
Rapai Pulot
Rapai Anak/tingkah
Rapai kisah
Alat musik rapai ini biasanya
dimainkan dalam berbagai kesempatan seperti misalnya pada saat pasar malam,
upacara perkawinan, ulang tahun, mengiringi tarian, memperingati hari hari
tertentu dan acara lainnya. Namun, selain dimainkan secara tunggal alat musik
rapai ini juga dapat digabungkan dengan peralatan musik lainnya.
Rapai berbentuk seperti tempayan
atau panci dengan berbagai ukuran. Dibagian atas rapai ditutup dengan kulit,
sedangkan bagian bawahnya kosong.
BAB III
PENUTUP
Keanekaragaman alat musik tradisional
yang terdapat di Aceh merupakan salah satu identitas dari masyarakat Aceh. Oleh
karena itu menjadi tugas masyarakat Aceh untuk tetap dijaga, dipelihara
kelestariannya. sehingga tidak menjadi punah.
Hal ini tentunya juga peran dari
pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung dan bersama-sama
memperkenalkan kepada generasi muda betapa tingginya nilai-nilai budaya bangsa
yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Serta juga sebagai salah satu daya
tarik wisata bagi wisatawan Nusantara dan manca Negara untuk dapat lebih
mengenal adat dan seni budaya daerah Aceh.
Makalah Alat Musik Tradisional Dari Aceh |