Makalah Plankton
Ghomphonema sp., merupakan jenis diatom epilitik yang mampu hidup pada kondisi lingkungan dengan UVR (ultraviolet radiation) tinggi. Keberadaan Ghomphonema sp. juga mengindikasikan bahwa telah terjadi pencemaran sedang pada perairan tersebut. Gomphonema angustatum adalah toleran dan mampu hidup pada perairan yang tercemar sedang (Aprisanti, R., Mulyadi, A., Siregar, SH., 2013).
A. Hewan Plankton
1. Identifikasi 10 Hewan Plankton
Identifikasi jenis – jenis plankton
No
|
Kelas
|
Genera
|
Spesies
|
1
|
Chlorophyceae
|
Pediastrum
|
Pediastrum sp.
|
2
|
Chlorophyceae
|
Chlorococcum
|
Chlorococcum sp.
|
3
|
Chlorophyceae
|
Closterium
|
Closterium sp.
|
4
|
Cyanobacteria
|
Plectonema
|
Plectonema sp.
|
5
|
Chlorophycae
|
Golenkina
|
Golenkinia sp.
|
6
|
Chlorophyceae
|
Coelastrum
|
Coelastrum sp.
|
7
|
Chlorophyceae
|
Coelastrum
|
Coelastrum microporum
|
8
|
Hulea
|
Arcella
|
Arcella discoides
|
9
|
Zgynemophyceae
|
Penium
|
Penium spirostriolatum
|
10
|
Bacillariophyceae
|
Gomphonema
|
Gomphonema sp.
|
Fitoplankton adalah sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, mempunyai klorofil dan pigmen lainnya di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Biota tersebut mampu mensintesis bahan-bahan anorganik untuk dirubah menjadi bahan organik (yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong, 1989).
Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian berwarna hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil –a sampai klorofil –d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae berdasarkan kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari beberapa pigmen (Sachlan, 1982).
Dalam perairan laut fitoplankton merupakan produsen primer (produsen utama dan pertama) sehingga keberadaan fitoplankton dalam perairan mutlak adanya. Pendapat ini dikuatkan oleh Sachlan (1982) bahwa fitoplankton merupakan organisme berklorofil yang pertama ada di dunia dan merupakan sumber makanan bagi zooplankton sebagai konsumen primer, maupun organisme aquatik lainnya, sehingga populasi zooplankton maupun populasi konsumer dengan tingkat tropik yang lebih tinggi secara umum mengikuti dinamika populasi fitoplankton. Fitoplankton adalah tumbu-tumbuhan air yang mempunyai ukuran sangat kecil dan hidup melayang dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peran tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton adalah produsen utama (Primary producer) zat-zat organik dalam ekosistem perairan. Seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain, fitoplankton membuat ikatan-ikatan organik kompleks dari bahan organik sederhana melalui proses fotosintesa (Hutabarat dan Evans, 1986).
Daerah pesisir merupakan ekosistem yang paling produktif di dunia, dicontohkan oleh fakta bahwa habitat pesisir menyediakan makan dan reproduksi tanah sekitar 90% dari laut fitoplankton tangkapan ikan dunia adalah salah satu komponen biologis awal dari mana energi yang ditransfer ke organisme yang lebih tinggi melalui makanan rantai fitoplankton kelimpahan dan komposisi dalam suatu ekosistem perairan diatur oleh berbagai faktor abiotik atau fisikokimia seperti pH, cahaya, suhu, salinitas, kekeruhan dan nutrisi (Panda, 2012).
Selain itu, pentingnya peranan mereka sebagai produsen utama dalam jaring makanan dan berikutnya keseimbangan ekologis, fitoplankton merupakan indikator yang berguna dari kualitas air. Komunitas fitoplankton laut biasanya terdiri dari beberapa kelompok taksonomi dan berkontribusi terhadap produksi primer dan interaksi antara tingkat trofik. Populasi fitoplankton merupakan kekayaan hayati dari badan air, yang merupakan link penting dalam rantai makanan (Panda, 2012).
Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian berwarna hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil –a sampai klorofil –d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae berdasarkan kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari beberapa pigmen (Sachlan, 1982).
Dalam perairan laut fitoplankton merupakan produsen primer (produsen utama dan pertama) sehingga keberadaan fitoplankton dalam perairan mutlak adanya. Pendapat ini dikuatkan oleh Sachlan (1982) bahwa fitoplankton merupakan organisme berklorofil yang pertama ada di dunia dan merupakan sumber makanan bagi zooplankton sebagai konsumen primer, maupun organisme aquatik lainnya, sehingga populasi zooplankton maupun populasi konsumer dengan tingkat tropik yang lebih tinggi secara umum mengikuti dinamika populasi fitoplankton. Fitoplankton adalah tumbu-tumbuhan air yang mempunyai ukuran sangat kecil dan hidup melayang dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peran tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton adalah produsen utama (Primary producer) zat-zat organik dalam ekosistem perairan. Seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain, fitoplankton membuat ikatan-ikatan organik kompleks dari bahan organik sederhana melalui proses fotosintesa (Hutabarat dan Evans, 1986).
Daerah pesisir merupakan ekosistem yang paling produktif di dunia, dicontohkan oleh fakta bahwa habitat pesisir menyediakan makan dan reproduksi tanah sekitar 90% dari laut fitoplankton tangkapan ikan dunia adalah salah satu komponen biologis awal dari mana energi yang ditransfer ke organisme yang lebih tinggi melalui makanan rantai fitoplankton kelimpahan dan komposisi dalam suatu ekosistem perairan diatur oleh berbagai faktor abiotik atau fisikokimia seperti pH, cahaya, suhu, salinitas, kekeruhan dan nutrisi (Panda, 2012).
Selain itu, pentingnya peranan mereka sebagai produsen utama dalam jaring makanan dan berikutnya keseimbangan ekologis, fitoplankton merupakan indikator yang berguna dari kualitas air. Komunitas fitoplankton laut biasanya terdiri dari beberapa kelompok taksonomi dan berkontribusi terhadap produksi primer dan interaksi antara tingkat trofik. Populasi fitoplankton merupakan kekayaan hayati dari badan air, yang merupakan link penting dalam rantai makanan (Panda, 2012).
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan hewan, tumbuhan ataupun hal lainnya. Bergantung pada tujuannya, umumnya analisis plankton yang mudah dilakukan adalah pengukuran biomassa (berat kering, berat basa, atau volume plankton) dan pencacahan plankter. Masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengukuran biomassa bertujuan untuk mengetahui banyaknya plankton secara kuantitatif tanpa mengidentifikasi. Ini merupakan cara yang praktis dan sederhana namun kurang teliti karena sering terbawa materi lain di luar plankton.
Pengukuran volume plankton kurang memberikan informasi yang tepat, oleh karena rongga antara plankton sering ikut terukur. Pencacahan plankton dengan cara menghitung jumlah plankter per satuan volume akan merupakan informasi yang lebih teliti, karena dapat memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai kepadatan plankton di suatu tempat. Kepadatan plankton dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area. Perlu ditekankan di sini bahwa setiap organisme berukuran besar yang secara nyata bukan merupakan bagian dari plankton harus disingkirkan sebelum pengukuran apapun dilakukan (Wardhana, 1997).
Pengambilan sempel air dilakukan di Balai Benih Ikan Tambaksogra, tepatnya pada kolam pembenihan, pengambilan sempel dilakukan pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 10.00 WIB. Secara fisik peraiaran pada kolam pembenihan terlihat hijau dengan sumber cahaya yang masuk kedalam air dan adanya saluran pemasukan dan pengeluaran air. Ikan yang terdapat pada kolam pembenihan ini terdapat berbagai jenis ikan antara lain ikan nila, ikan bawal, ikan mas, dan ikan gurame. Plankton yang didapat pada perairan tersebut adalah jenis fitoplanton. Jenis-jenis fitoplankton yang didapat adalah Pediastrum sp., Chlorococcum sp., Closterium sp., Plectonema sp., Golenkinia sp., Coelastrum sp., Coelastrum microporum,Arcella discoides, Penium spirostriolatum, Gomphonema sp.
Pengukuran volume plankton kurang memberikan informasi yang tepat, oleh karena rongga antara plankton sering ikut terukur. Pencacahan plankton dengan cara menghitung jumlah plankter per satuan volume akan merupakan informasi yang lebih teliti, karena dapat memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai kepadatan plankton di suatu tempat. Kepadatan plankton dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area. Perlu ditekankan di sini bahwa setiap organisme berukuran besar yang secara nyata bukan merupakan bagian dari plankton harus disingkirkan sebelum pengukuran apapun dilakukan (Wardhana, 1997).
Pengambilan sempel air dilakukan di Balai Benih Ikan Tambaksogra, tepatnya pada kolam pembenihan, pengambilan sempel dilakukan pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 10.00 WIB. Secara fisik peraiaran pada kolam pembenihan terlihat hijau dengan sumber cahaya yang masuk kedalam air dan adanya saluran pemasukan dan pengeluaran air. Ikan yang terdapat pada kolam pembenihan ini terdapat berbagai jenis ikan antara lain ikan nila, ikan bawal, ikan mas, dan ikan gurame. Plankton yang didapat pada perairan tersebut adalah jenis fitoplanton. Jenis-jenis fitoplankton yang didapat adalah Pediastrum sp., Chlorococcum sp., Closterium sp., Plectonema sp., Golenkinia sp., Coelastrum sp., Coelastrum microporum,Arcella discoides, Penium spirostriolatum, Gomphonema sp.
Klasifikasi Pediastrum sp. :
Division : Chlorophyta
Division : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Hidrodictyaceae
Genus : Pediastrum
Species : Pediastrum sp.
Ciri-ciri sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok, sel membentuk seperti piring datar melingkar, sel tubuh dalam bentuk poligonal, dengan tanduk menyerupai tonjolan.
Klasifikasi Chlorococcum sp. :
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Chlorococcaceae
Genus : Chlorococcum
Spesies : Chlorococcum sp.
Chlorococcum sp. adalah ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, berkembangbiak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan Chlorococcum secara vegetatif adalah dengan membentuk zoospora. Tiap sel Chlorococcum dewasa yang tidak berflagel, inti dan plasmanya dapat membelah dan menghasilkan delapan sampai dengan enam belas zoospora. Tiap zoospora berflagel sepasang. Perkembangbiakannya secara generatif terjadi dengan konjugasizoospora. Hasil konjugasi berupa zigospora. Setelah zigospora masak, dindingnya akan pecah dan menghasilkan beberapa zoospora. Selanjutnya, setiap zoospora akan menanggalkan flagelumnya dan tumbuh menjadi individu dewasa (Meneghini, 1842).
Klasifikasi Closterium sp. :
Kingdom : Plantae
Divisi : Charophyta
Class : Zygnemophyceae
Ordo : Desmidiales
Family : Closteriaceae
Genus : Closterium
Speseies : Closterium sp.
Bentuknya mirip seperti sabit memanjang, melengkung dan meruncing di bagian ujungnya, memiliki kloroplast sehingga dapat berfotosintesis, memiliki banyak vakuola di bagian ujung. Reproduksi dengan aseksual yaitu dengan pembelahan biner, sedangkan dengan seksual yaitu dengan konjungasi untuk membentuk sebuah hypnozyngote, habitat Closterium sp yaitu pada daerah-daerah perairan.Sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan produsen primer yaitu dapat sebagai penghasil oksigen dan zat organik (Tjitrosoepomo,1989).
Klasifikasi Plectonema sp. :
Domain : Bakteri
Phylum : Cyanobacteria
Kelas : Cyanobacteria
Order : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus : Plectonema
Spesies : Plectonema sp.
Plectonema palsu bercabang, biasanya biru-hijau, einzellreihige benang dengan diameter 0,7-22 mikron.Silinder mereka sel mengandung, seperti itu dari semua bakteri, baik inti maupun plastida .Setiap thread di selubung agar-agar tipis. Plectonemapalsu bercabang terjadi pertumbuhan kabisat, sedangkan lingkaran terbentuk dalam thread, meledak dari selubung agar-agar, biasanya setelah kematian sel. Cabang-cabang lateral yang dihasilkan masing-masing selubung agar-agar bentuk baru.
Klasifikasi Golenkinia sp. :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Chlorophycae
Order : Chlorococcales
Family : Micractiniaceae
Genus : Golenkinia sp.
Golenkinia sp. merupakan alga hijau uniseluler (R. Chodat, 1894).
Klasifikasi Coelastrum sp. :
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Coelastraceae
Genus : Coelastrum
Spesies : Coelastrum sp.
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Coelastraceae
Genus : Coelastrum
Spesies : Coelastrum sp.
Merupakan tumbuhan talus,dengan 1 inti yang mengandung kloroplas dengan membentuk koloni,hidup di perairan tawar ,tembok dan kulit pohon yang lembab,bersifat autotrof dan ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain,pekembangbiakan dengan vegetatif membentuk zoospore sedangkan generatif dengan isogami.
Klasifikasi Coelastrum microporum :
Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Sphaeropleales
Family : Scenedesmaceae
Genus : Coelastrum
Species : Coelastrum microporum
Struktur halus dari Coelastrum microporum dijelaskan berkaitan dengan organisasi sitologi nya. Dinding sel organisme ini double layered. Lapisan dinding ini banyak proyeksi pendek, disebut "papila," yang bersama-sama dengan bahan agar-agar tertentu muncul untuk mengikat sel-sel coenobium bersama Inti membelah sebuah sel vegetatif menunjukkan disposisi perifer dan berisi satu berlokasi nucleolus Ribosom yang umumnya terkait dengan membran luar selubung nukleus (Olenina, 2006).
Klasifikasi Arcella sp. :
Kingdom : Protista
Phylum : Protozoa
Kelas : Hulea
Ordo : Arcellenida
Family : Arcellideae
Genus : Arcella
Spesies : Arcella sp
Acrella memiliki ciri kerangka luar dan berada diperairan tawar
Klasifikasi Penium spirostriolatum :
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Bangsa : Zygnematales
Suku : Desmidiaceae
Marga : Penium
Jenis : Penium spirostriolatum
Ciri-ciri Bentuknya seperti pita. Silinder Placoderm, ujung tumpul, unicell, dinding Laterl dalam berbagai spesies adalah datar atau nodular. Habitat air tawar di perairan tergenang.
Klasifikasi Gomphonema sp. :
Kingdom : Diatomea
Phylum : Bacillariophytina
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Cymbellales
Famili : Gomphonemataceae
Genus : Gomphonema
Spesies : Gomphonema sp.
2.4 Peran dan Manfaat Plankton diperairan
Peranan Positif Plankton
Seiring berjalannya berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai plankton pun banyak dilakukan. Melalui penelitian yang telah dilakukan terungkap manfaat- manfaat di perairan yang terdapat pada plankton. Plankton adalah pakan alami bagi biota air karena mengandung banyak karbohidrat dan protein untuk pertumbuhannya. Ukuran plankton yang sesuai dengan ukuran mulut ikan kebanyakan. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam plankton juga tinggi. Juga perkembangan plankton yang tergolong cepat.
Peranan Positif Plankton
Seiring berjalannya berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai plankton pun banyak dilakukan. Melalui penelitian yang telah dilakukan terungkap manfaat- manfaat di perairan yang terdapat pada plankton. Plankton adalah pakan alami bagi biota air karena mengandung banyak karbohidrat dan protein untuk pertumbuhannya. Ukuran plankton yang sesuai dengan ukuran mulut ikan kebanyakan. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam plankton juga tinggi. Juga perkembangan plankton yang tergolong cepat.
Plankton bisa menjadi peneduh yang melindungi biota air karena dapat merasa aman dari sifat kanibalisme. Semua biota air memakan fitoplankton sebagai produsen primer. Jika fitoplankton berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka konsumen di perairan akan menjadi kanibalisme. Kehidupan plankton yang mengambang bisa meneduhkan perairan karena sinar matahari sebagian terserap oleh fitoplankton yang akan digunakannya untuk berfotosintesis.
Fitoplankton dapat menambah kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang diberikan melalui proses fotosintesis, sehingga kadar oksigen terlarut bertambah. Namun hal itu hanya terjadi pada siang hari. Pada saat malam hari proses fotosintesis tidak terjadi karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen berkurang. Dalam kondisi ini bakteri pengurai bekerja secara anaerob. Zat yang dihasilkan bersifat toksik yang berakibatkan buruk bagi organisme perairan. Namun pada siang hari pun terdapat kemungkinan proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik karena nilai TDS (ukuran zat terlarut baik bahan organic maupun anorganik yang terdapat pada sebuah larutan) yang tinggi. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya akan berkurang akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang. Beberapa plankton dapat menurunkan zat beracun. Dengan cara mengikat zat - zat beracun juga timbal logam yang terkandung di perairan tersebut lalu mengendapkannya di bawah.
Plankton dapat menjaga kestabilan suhu air. Plankton hidup mengambang dan juga plankton tersebut menutupi permukaan di perairan sehingga biota laut yang ada di dalamnya terlindungi karena fitoplankton membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam air, jadi suhunya dapat distabilkan. Plankton sebagai katalisator penyerap karbon. Phytoplankton berada dalam berbagai bentuk dan simbion, sehingga perannya sangat vital dalam kehidupan dan rantai energi di laut. Misalnya,phytoplankton jenis zooxanthellae melakukan simbiosis dengan binatang karang dan mampu menyerap CO2 menjadi karbonat yang selanjutnya tersimpan dalam bentuk kerangka kapur. Sebagian besar phytoplankton akan segera mati dan tergantikan oleh proses reproduksi. Jika bisa dikendalikan, sejumlah besar phytoplankton yang sudah menyerap CO2, bisa dikirim ke dasar laut sebagai karbon. Saat ini banyak penelitian para ahli untuk mengembangkan cara menampung CO2 melalui phytoplankton dan menyimpan di dasar laut.
Secara tidak langsung plankton membantu proses terciptanya awan. Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur. Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya. Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka. Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara. Di atmosfer, DMS bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk berkondensasi dan membentuk awan. Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.
Peranan Negatif Plankton
Selain memiliki dampak positif, plankton pun memiliki dampak negatif yang merugikan bagi bidang perairan, yaitu :
1. Banyaknya bangkai zooplankton yang mengendap didasar tanah dapat menjadi racun. bangkai zooplankton yang mati bisa disebabkan karena bangkai plankton yang mati akan terurai, jika bangkai zooplankton teurai secara anaerob akan menghasilkan beberapa gas seperti H2S, NH3
2. Heterosigma akashiwa, plankton ini dapat membuat pernafasan ikan menjadi tersendat karena plankton ini menempel di insang.
3. Heterosigma akashiwa, mengandung hydrogen peroksida yang mempengaruhi insang ikan dan menutup pada respirasi mereka sehingga menghalangi oksigen yang masuk kedalam insang ikan. 3.
4. Fitoplankton menyebabkan blooming. Blooming merupakan fenomena yang terjadi akibat ledakan perkembangan yang begitu cepat dari sejenis fitoplankton. Biasanya dari kelompok dinoflagellata (phyrropyta). Blooming mengakibatkan penurunan produktivitas perairan dan kematian pada ikan.
5. SELENIUM dan ZINC, Menghambat proses penuaan, membantu masalah menopause, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, meningkatkan produksi sperma yang sehat dan aktif, menguatkan tissu jantung, memelihara fungsi ginjal, memelihara prostat, memperbaiki daya seksual.
Manfaat Bentos
Adalah satu kelompok organisme penyusun ekosistem laut adalah bentos. Bentos istilah berasal dari Yunani untuk “kedalaman laut”. Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut dengan melekatkan diri pada substrat atau membenamkan diri di dalam sedimen. Mereka tinggal di atau dekat sedimen laut lingkungan, dari kolam pasang surut di sepanjang tepi pantai, ke benua rak, dan kemudian turun ke kedalaman abyssal. Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme pada sistem muara-laut ialah daerah bentik, yang terbentang dari pasang naik sampai suatu kedalaman di tempat tanaman sudah jarang tumbuh.
Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur. Batu-batu karang yang biasa kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos. Jika timbunannya sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk Gosong Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain Gosong Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit.
Batu-batu karang yang dihasilkan oleh bentos dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan lain-lain. Sedangkan zat kimia yang terkandung dalam tubuh bentos bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan obat dan kosmetika.
Benthic organisme, seperti bintang laut, kerang, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia.
Klasifikasi benthos menurut ukurannya : Makrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing, pelecypod, anthozoa, echinodermata, sponge, ascidian, and crustacea. Meiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0.1 – 1 mm, contohnya polychaete, pelecypoda, copepoda, ostracoda, cumaceans, nematoda, turbellaria, dan foraminifera. Mikrobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bacteri, diatom, ciliata, amoeba, dan flagellata.