Meyakini Keutamaan Membaca Al Quran, Al-Qur’an nan agung ini ialah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dimana ketika mu’jizat-mu’jizat sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Qur’an tetap tegak memancarkan nur Ilahi keseluruh persada bumi. Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya keadaan dan watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur’an tidak membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Qur’an kitab mulia yg kekal keberadaan nya langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang masa.
Baca Juga : Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perlunya suatu kajian mendalam tentang Al-Quran, apa lagi kita sebagai umat Islam. Para Nasrani, Yahudi maupun agama lain berlomba-lomba menguasai Al-Quran, karena mereka mengetahui dan mengakui keabsahan Al-Quran. Entah itu dari segi ilmu kesehatan, sains, maupun sosial.
Sangat kalah telak jika kita tidak ingin mengkaji lebih dalam Al-Quran yang hakekatnya adalah milik kita sebagai umat Islam.
Tentu dalam mengkaji atau mempelajari Al-Quran terdapat etika atau adabnya. Agar supaya Al-Quran tersebut nantinya bisa memberikan syafaat. Karena bisa saja Al-Quran malah menjadi laknat bagi pembacanya.
Selain itu Al-Quran bukanlah bacaan sembarangan, karena memandangya saja adalah suatu ibadah, apalagi sampai membacanya. Akan mendapat berbagi kemuliaan. Apalagi juga jika sampai menghafalnya. Tidak terungkan dengan kata-kata lagi kemuliyaan yang akan di dapatkan.
Al-Qur’an nan agung ini ialah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dimana ketika mu’jizat-mu’jizat sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Qur’an tetap tegak memancarkan nur Ilahi keseluruh persada bumi.
Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya keadaan dan watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Qur’an tidak membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Qur’an kitab mulia yg kekal keberadaan nya langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang masa.
Betapa sempurnanya Al-Qur’an dgn hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehi-dupan tentang aqidah ibadah etika pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya tentang politik ekonomi dan lain sebagainya.
Al-Qur’an satu-satunya kitab yg banyak mengandung keajaiban robbani luar biasa baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yg mampu menandinginya sekalipun bangsa arab yg ahli sastera dan retorika bahkan seandainya semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan mampu membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yg terbukti nyata pada saat sekarang ini.
Betapa agungnya Al-Qur’an dan betapa besarnya kasih sayang Allah Ta’ala kepada kita semua maka diturunkanNya Kitab mulia yg menunjukkan manusia ke jalan yg akan menyelamatkannya sekaligus menganugerahkan keutamaan-keutamaan yg tak terhingga di dalam menelusuri jalan tersebut
B. Tujuan Penulisan
Sebelum kita membahas lebih jauh, alangkah baiknya kami menjelaskan dulu rumusan bahasan yang akan kami paparkan adalah Meyakini Keutamaan Membaca Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keutamaan Membaca Al-Quran
Al-Quran adalah kalam Allah swt berupa Mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman, ditulis dalam mushaf diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah.
Seseorang yang selalu berinteraksi dengan Al-Quran yakni dengan mengimaninya, menerapkan tajwid dan makhroj dalam membacanya, mendengarkan, menghafalkan, memahami makna, ataupun mengamalkannya dengan menjadikannya sebagai pedoman dan hujjah dalam kehidupannya, maka ia akan mendapatkan keutamaan dan kemuliaan disisi Allah baik di dunia maupun di akhirat. Adapun keutamaan yang Allah berikan kepada ahlul Quran diantaranya adalah :
1. Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia
Firman Allah SWT:
انّهَذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra : 9)
2. Al-Quran sebagai obat penawar dan rahmat
Firman Allah:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَارًا
Artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al Isra : 82)
3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
Rasulullah SAW pernah bersabda :
من قرأ حرفا من كتابالله فله به حسنة والحسنة بعشر امثالها لااقول لم حرف ولكن الف حرف ولام حرف و ميم حر ف
Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatkan sepuluh kali pahala. Tidaklah aku katakan “Alif Lam Mim” itu satu huruf. Akan tetapi Lif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)
4. Diampuni dosanya dan tidak disiksa oleh Allah SWT
Rasulullah SAW pernah bersabda :
اقروأ القران فان الله تعالي لايعذب قلبا وعي القرأن,وان هذالقرأن ما دبة الله فمن دخل فيه فهو امن ومن احب القرأن فليبشر
Artinya: “Bacalah Al-quran karena Allah SWT tidak akan menyiksa hati yang berisi (hafal) Al-Quran dan sesungguhnya Al-quran itu hidangan dari Allah, barang siapa masuk padanya maka ia akan aman dan baranga siapa mencintai Al-quran, maka bergembiralah.”(HR. Ad-Darimi)
5. Mendapat syafa’at (pertolongan) dari Al-Quran
Sabda Rasulullah SAW:
اقروأالقرأنى فانه يأتي يوم القيمة شفيعا لآصحابه
Artinya: “bacalah Al-Quran karena, sesungguhnya pada hari kiamat nanti ia (Al-Quran) akan memberi syafaat bagi para pembacanya”. (HR.Muslim)
6. Mendapat nikmat (derajat) kenabian, hanya saja ia tidak mendapatkan wahyu
Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
من قرأالقرأن فقد اسثدرج النبوة بين جنبيه غير انه لايوحي اليـه
Artinya: “Barang siapa membaca Al-Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diberikan wahyu kepadanya”(HR.Al-Hakim-Al-Baihaqi)
7. Termasuk dalam golongan orang yang terbaik
Nabiyullah Muhammad SAW bersabda
خيركم من ثعلم القرأن وعلمه
Artinya: “sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari & Muslim
8. Dikumpulkan bersama malaikat
Rasulullah SAW bersabda:
الما هر بالقرأن مع السفرالكرام البرارة,والذي يقرألقرأن ويثثعثع فيه وهو عليه شاق له اجـران
Artinya: “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti (taat) . Sedangkan orang yang membaca Al-Quran masih terbata-bata dan merasa berat dalam mebacanya, maka ia mendapat dua pahala.”(Muttafaq alaih)
B. Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
- Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
- Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)
- Setiap kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah pula ganjaran pahala dari Allah.
“Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).
- Bacaan Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).
C. Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan kebaikan
“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
D. Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi seseorang untuk memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al Quran.
Dan pada tulisan kali ini hanya menyebutkan sebagian kecil keutamaan dari membaca Al Quran bukan untuk menyebutkan seluruh keutamaannya.
Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.
“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…” (HR. Muslim).
MasyaAllah, coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika malam hari, sebagian ada yang memegang remote televisi menonton program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Ramadhan.
Dan jikalau riwayat di bawah ini shahih tentunya juga akan menjadi dalil penguat, bahwa kebiasan generasi yang diridhai Allah yaitu para shahabat radhiyallahu ‘anhum ketika malam hari senantiasa mereka membaca Al Quran. Tetapi riwayat di bawah ini sebagian ulama hadits ada yang melemahkannya.
“Abu Shalih berkata: “Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami dapati tertulis (di dalam kitab suci lain): “Muhammad adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, tidak kasar, tidak pemarah, tidak berteriak di pasar, tidak membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi memaafkan dan mengampuni, dan umat (para shahabat)nya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah, membesarkan Allah ‘Azza wa Jalla atas setiap perkara, memuji-Nya pada setiap kedudukan, batas pakaian mereka pada setengah betis mereka, berwudhu sampai ujung-ujung anggota tubuh mereka, yang mengumandangkan adzan mengumandangkan di tempat atas, shaf mereka di dalam pertempuran dan di dalam shalat sama (ratanya), mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam, tempat kelahiran beliau adalah Mekkah, tempat hijranya adalah Thayyibah (Madinah) dan kerajaannya di Syam.”
Maksud dari “mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam” adalah:
“Suara yang lirih berupa ucapan tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaaha Illallah), dan bacaan Al Quran seperti dengungannya lebah”. (Lihat kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih).
E. Salah satu ibadah paling agung adalah membaca Al Quran
“Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:
“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).
“Khabbab bin Al Arat radhiyallahu ‘anhu berkata: “Beribadah kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).
“Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya”.
BAB III
P E N U T U P
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Al-Quran adalah satu-satunya kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sudah jelas diterangkan di dalam Al-Quran itu sendiri bahkan banyak juga dalam hadis nabi yang menyatakan keutamaan-keutamaan mempelajari Al-Quran semua itu menuju kepada kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Mempelajari Al-Quran tidak lah sama seperti mempelajari pelajaran umum lainnya, Al-Quran merupakan Imam dari segala ilmu karena di dalamnya mengandung dasar ajaran Islam baik yang menyangkut, tauhid, ibadah maupun muamalah. Oleh karenanya untuk mempelajari Al-Quran harus disertai dengan adab yang benar sesuai dengan tuntunan Islam, sehingga dengan mempelajarinya akan dinilai ibadah oleh Allah SWT dan menghasilkan manfaat-manfaat lainnya yang akan kita rasakan baik saat di dunia maupun di akhirat kelak.
B. Saran
Di bagian ini, tak ada yang kami akan ucapkan, kecuali mengingatakan bagi diri kami sendiri juga bagi saudara kami seiman-seislam, mari menjadikan Al-Quran sebagai teman akrab kita, karena Al-Quran lah yang akan jadi penerang hidup dan mati kita nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Terjemah, sirah aminah,pustaka al fatih
http/:nuruliman.blogspot.com
www.mimbarindo.com
www.eramuslim.com