PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI POKOK BAHASAN CUACA DAN IKLIM PADA SISWA KELAS X-4 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 SAKTI


TAHUN AJARAN 2013-2014


BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah peningkatan mutu pendidikan, baik prestasi belajar siswa maupun kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan  mempertahankan diri dari semakin kerasnya kehidupan dunia dan dari berbagai tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan tinggi dari sekedar untuk tetap hidup, sehingga manusia menjadi lebih terhormat dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada yang tidak berkependidikan. Pendidikan bertujuan untuk terus menerus mengadakan perubahan dan pembaharuan. Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya Prestasi belajar siswa. Prestasi belajar di pengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (ekternal).
Dalam menjalankan peranan seorang Guru tentu mengalami banyak hambatan, dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan karakternya masing-masing melaikan juga sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berbeda-beda. oleh karena itu guru harus memahami bahwa ada tiga asfek penting yang membedakan siswa yang satu dengan yang lainnya, yaitu asfek intlektul, psikologis, dan biologis ketika asfek tersebut diakui sebagai akar permasalah yang melahirkan berpariasinya sikap dan tingkah laku siswa disekolah (Dimyati dalam Mahfuz, 2010 : 9 ).
Menghadapi sikap dan tingkah laku siswa yang berpariasi ini patut diakui menjadi tugas yang cukup berat bagi guru terutama dan pengelolaan kelas. mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas adalah upaya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan intraksi belajar mengajar yang baik juga. untuk itu salah satu upaya yang dapat mendukung guru dalam pengelolaan kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan inovatif.
Berdasarkan hasil Obsevasi awal dilapangan peneliti, menemukan permasalahan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran geografi antara lain: Minat belajar siswa pada mata pelajaran Geografi rendah, metode pembelajaran yang monoton dan Pembelajaran berpusat pada guru, Daya serap siswa rendah, hal ini terlihat pada suatu proses pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa yang memberikan tanggapan dan tidak bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar, terkadang siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh bapak/ibu guru pada saat proses belajar mengajar. Dan Siswa jarang berani berargumen atau bertanya padahal dia belum mengerti tentang materi yang telah dijelaskan, Sistem pembelajaran yang digunakan masih didominasikan oleh metode yang bersifat tradisional.

Berdasarkan permasalahan diatas, jelas dibutuhkan sistem pembelajaran pada mata pelajaran Geografi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. hasil observasi awal peneliti dengan Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Mutiara, khususya Guru mata pelajaran Geografi ditemukan fakta bahwa prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Geografi masih kurang optimal jika di lihat dari nilai ulangan semester, nilai terendah dengan skor 50-60 dan nilai tertinggi sampai dengan 65-75 sementara nilai KKM sekolah sampai dengan 70.
Terkait dengan masalah diatas, Djamarah dalam Mahfuz, (2010 : 9) mengatakan bahwa model mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi kurang baik juga. oleh karena itu, perlu dicarikan pemecahan masalah secara tepat, sehingga prestasi belajar geografi dapat ditingkatkkan. salah datu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah model pembelajaran. Dan model pembelejaran inilah yang perlu mendapat perhatian khusus dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sering ditemukan dilapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar dikembangkanlah suatu model pembelajaran yang disebut dengan model pembelajaran ARIAS. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap Prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu, Atas dasar uraian diatas, dalam penyusunan proposal ini penulis mengambil judul penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 2 Muriara Pada Pokok Bahasan Perubahan Biosfer Dan Dampaknya Kerhadap Kehidupan Di Muka Bumi Tahun Pelajaran 2013/2014.”

B.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan penerapan model pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) dapat meningkatkan Prestasi belajar Geografi siswa kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 2 Mutiara pada pokok bahasan Perubahan Biosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi Tahun Pelajaran 2013/2014.

C.      TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah dengan penerapan model pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) dapat meningkatkan Prestasi belajar Geografi siswa kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 2 Mutiara pada pokok Perubahan Biosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi Tahun Pelajaran 2013/2014.dapat meningkatkan Prestasi belajar Geografi siswa kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 2 Mutiara pada pokok Perubahan Biosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi Tahun Pelajaran 2013/2014.

D.      HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis Penelitian merupakan jawaban sementara suatu penelitian. sedangkam menurut Arikunto dalam Mahfuz (2010 : 27) hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahn penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Jadi berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Mutiara pada pokok bahasan perubahan biosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi Tahun Pelajaran 2013/2014

E.       KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan  penelitian dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dikategorikan kedalam dua yaitu kegunaan teoritis dan praktis.
1.     kegunaan Secara Teoritis
a)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang prestasi Belajar siswa dalam penerapan Model pembelajaran Arias Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) khususnya pada Mata Pelajaran Geografi.
b)       Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti lain serta dapat dipergunakan sebagai bahan penelitain selanjutnya.
2.     Manfaat Secara Peraktis
a)      Bagi Siswa
Peneliti ini diharapkan berguna untuk membantu meningkatkan Prestasi Belajar Siswa  pada Mata Pelajaran Geografi khususnya pada pokok Bahasan Perubahan Biosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi.
b)     Bagi Guru
Peneliti ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Geografi pada pokok Bahasan Perubahan Biosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Muka Bumi Bagi Sekolah Penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan model pembelajaran Geografi sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

F.       ASUMSI DAN KETERBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini asumsi yg di capai memenuhi criteria dan ketuntasan dan keterbatasan masalah adalah pada siswa dan siswi terlibat hanya sebatas menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan penggunaan atau tempat kelas hanya satu kelas saja yaitu kelas XI SMA Negeri 2 Mutiara.

G.      RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antara konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka (teori dan hasil-hasil peneliltian) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan pertanyaan penelitian yang diangkat (sekaran 1992: 63)
Dalam proses belajar mengajar tradisional, guru lebih mendominasi kegiatan siswa, guru lebih aktif dan lebih berinisiatif sedangkan siswa bersifat pasif. Aktivitas anak terbatas pada mendengar, mencatat dan menjawab bila guru memberikan pertanyaan. Siswa hanya bekerja menurut perintah dan cara berpikir yang telah digariskan oleh guru.
Peneliti mencoba menawarkan model pembelajaran Arias yang dapat digunakan untuk menigkatkan prestasi belajar siswa agar Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) yang telah ditentukan dapat tercapai,Model pembelajaran ARIAS adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran. Dengan diterapkannya model pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (Tai) diharapkan siswa lebih aktif dan menemukan sendiri bahan yang dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal dan dapat dirasakan lebih oleh siswa itu sendiri. Pada akhirnya nanti akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi pada umumnya dan materi perubahan biosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi pada khususnya.

H.      DEFENISI OPERASIONAL
Untuk memperjelas permasalahan yang akan dikaji perlu di buat penjelasan secara operasional adalah sebagai berikut:
1.       Model pembelajaran Arias
Model pembelajran ARIAS merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari lima komponen antara lain (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar.
2.       Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pengajaran dengan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda  dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu pembelajaran.
3.       Koopratif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) adalah percepatan pengajaran tim yang langsung tertuju pada isu mengenai metode pengajaran dan kontennya, termasuk juga pengaturan kelas (Robert E. Slavin, 1995: 187).
4.        Prestasi Belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.



I.  KAJIAN PUSTAKA
1.   Deskripsi Teoritis
1.1 Teori belajar
Teori belajar selalu bertitik tolak dari sudut pandang psikologis belajar tertentu. Dengan perkembangan psikologis dalam pendidikan, maka dengan itu bermunculan berbagai teori tentang belajar. Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra dan anggota tubuh lainnya. Jadi belajar adalah proses dasar dari perkembangan hidup manusia (Dahar dalam Mahfuz, 2010 : 15 )
Beberapa ahli pendidikan telah mencoba mengemukakan pandangan mereka tentang pengertian belajar yaitu :
1.      Belajar Menurut Skinner
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
2.      Belajar Menurut Gangne
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompek. Hasil belajar berupa kapabililtas. setelah orang belajar orang memiliki keteramapilan, pengetahuan, sikap dan nilai. menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar.


3.      Belajar Menurut Piaget
Piaget  berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan llingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intlek semakin berkembang.
4.      Belajar Menurut Rogert
Rogers menyayangkan praktik pendidikan disekolah tahun 1960 -an. Menurut pendapatnya, praktik pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Sedangkan belajar menurut kamus bahasa indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
1.2  Teori  Pembelajaran
a.       Pengertian Pembelajaran
Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar.
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan) mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah “perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari kesamaan ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
b.      Ciri-ciri Pembelajaran
Yang dimaksud ciri-ciri pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas dimiliki oleh kegiatan pembelajaran, dengan demikian ciri-ciri pembelajaran ini akan membedakannya dengan kegiatan yang bukan belajar.
Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)         Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2)         Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
3)         Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
4)         Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
5)         Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
6)         Pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran secara fisik maupun psikologis.
jadi model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1.3 Model Pembelajaran ARIAS
A.    Model Pembalajaran ARIAS
Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory) yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan satisfactiondengan akronim ARCS.
Model pembelajaran ini menarik karena dikembangkan atas dasar teori-teori belajar dan pengalaman nyata para instruktur, Bohlin 1987 (dalam Nining, 2008:23-53). Namun demikian, pada model pembelajaran ini tidak ada evaluasi (assessment), padahal evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan tidak hanya pada akhir kegiatan pembelajaran tetapi perlu dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Mengingat pentingnya evaluasi, maka model pembelajaran ini dimodifikasi dengan menambahkan komponen evaluasi pada model pembelajaran tersebut.
Dengan modifikasi tersebut, model pembelajaran yang digunakan mengandung lima komponen yaitu: attention (minat/perhatian); relevance (relevansi); confidence (percaya/yakin); satisfaction (kepuasan/bangga), dan assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama confidencemenjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence(percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence, Morris 1981 (dalam Nining, 2008:23-53). Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak hanya percaya bahwa siswa akan mampu dan berhasil, melainkan juga sangat penting menanamkan rasa percaya diri siswa bahwa mereka merasa mampu dan dapat berhasil. Demikian juga penggantian kata attentionmenjadi interest, karena pada kata interest (minat) sudah terkandung pengertian attention (perhatian). Dengan kata interest tidak hanya sekedar menarik minat/perhatian siswa pada awal kegiatan melainkan tetap memelihara minat/perhatian tersebut selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2     Komponen-Komponen Pembelajaran Arias
            Seperti yang telah dikemukakan Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Dan Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan meningkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a). Assurance (Percaya Diri)
b). Relevance (Kehidupan Siswa)
c). Interest (Minat/Perhatian)
d). Assessment (Evaluasi)
e).  Satisfaction (Rasa Bangga)


1.4 Pembelajaran Kooperatif
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan “Suatu pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, bekerja sama, keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok” (H. Buchari Alma, dkk, 2008: 81). Jadi dalam kooperatif siswa belajar dalam kelompok kecil maka keberhasilan dan metode kooperatif ini sangat bergantung pada keaktifan siswa dalam belajar baik secara individu maupun dengan anggota kelompoknya. Kooperatif tidak sama dengan belajar kelompok atau kelompok kerja, tetapi memiliki struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan interdepontensi yang efektif.

1.5 PembelajaranModel Koopratif Tipe Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran indidvidual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Pembelajaran  model koopratif tipe TAI didasarkan untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa.
TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual :
1.      Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
2.      Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
3.      Oprasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dapat melakukannya.
4.      Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.
5.      Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. Pada tiap pos pengecekan penguasaan dapat tersedia kegiatan-kegiatan pengajaran alternatif dan tes-tes yang paralel.
6.      Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang mengecek kemampuannya ada di bawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan akan cukup sederahana dan tidak menggangu si pengecek.
7.      Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
8.      Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok koopratif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa siswi mainstream yang cacat secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda.
Berikut langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:
1.      Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
2.      Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3.      Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok terdiri dan ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender.
4.      Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5.      Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6.      Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
7.      Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dan skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
1.6 Prestasi
A.    Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Sumantra dalam Nurmiati (2006), dalam L.Lindra Wiranata, 2010 : 14) Secara umum yang dimaksud prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai untuk mencerminkan adanya kemampuan yang diperoleh siswa dalam suatu tingkatan tertentu dengan melalui hasil evaluasi sehingga memperoleh nilai rata-rata yang tinggi.
Pendapat lain mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar, (Djamarah dalam L.Lindra Wiranata, 2010 :25)
Dari kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang dicapai oleh setiap individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
B.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.          Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,antara lain:

·      Faktor Biologis
Ø  Kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir, meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh.
Ø  Kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain pola makan dan minum, olahraga teratur serta cukup istirahat/tidur.
·      Faktor Psikologis
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.
·      Faktor Minat, Motivasi, dan Bakat
Ø  Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan.
Ø  Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak sendiri ataupun dari luar. Motivasi inilah yang menurut saya yang paling dominan dalam menentukan siswa akan berhasil dalam belajar atau tidak. Peran guru, orang tua, dan lingkungan masyarakat sangat signifikan dalam membangkitkan motivasi ini.
Ø  Bakat, bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.


b.         Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok antara lain :
1)   Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang tenang dan damai, adanya motivasi dan perhatian orangtua terhadap perkembangan belajar anak-anaknya akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
2)   Lingkungan Sekolah
Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolah meliputi pendekatan dan metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, hubungam siswa dengan pelajaran, tata tertib yang ditegakkan secara konsekwen dan konsisten, juga sarana dan prasarana yang tersedia.
3)   Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang berpendidikan dan bermoral baik sangat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Sebagai penutup, tulisan ini bukan semata-mata merupakan bentuk pembelaan diri guru, melainkan lebih bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kita semua bahwa pendidikan sesungguhnya merupakan hal yang kompleks yang menjadi tanggung jawab kita bersama dan salah satu solusi mereduksi permasalahan adalah mengoptimalkan sinergi antara pihak sekolah dengan keluarga dan masyarakat dimana siswa tinggal.
c.          Kedudukan Prestasi Belajar Dalam Proses Belajar
Kedudukan prestasi belajar dalam proses belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi setelah proses mengajar berlangsung, karena evaluasi belajar merupakan salah satu komponen pengajaran yang akan menentukan hasil yang dicapai siswa. Pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem pembelajaran, dimana fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui tujuan yang dirumuskan dapat dicapai.
Pelakasanaan evaluasi bukan sekedar untuk memeriksa angka keberhasilan belajar siswa, tetapi yang paling penting sebagai dasar untuk umpan balik proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
d.         Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh anak pada beberapa nilai mata pelajaran. Maka tentu sekali untuk mengukur atau menentukan nilai-nilai tersebut diperlukan alat ukur. Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan oleh guru terutama guru kelas atau guru bidang studi. Sistem penilaian yang sekarang menggunakan sistem kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan oleh masing-masing guru bidang studi. Dalam penelitian ini untuk mengukur prestasi belajar siswa menggunakan soal pilihan ganda (PG) yang berjumlah 20 soal. Adapun Cara mengukur perestasi belajar siswa antara lain sebagai berikut :
Untuk mengukur prestasi Yang selama ini digunakan adalah dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Tes dibagi menjadi dua yaitu: tes formatif dan tes sumatif.
a.       Tes Formatif adalah tes yang diadakan sebelum atau selama pelajaran berlangsung,
b.      Tes Sumatif adalah tes yang diselenggarakan pada saat keseluruhan kegiatan belajar mengajar, tes sumatif merupakan ujian akkhir semester.
1.7 Perubahan Biosfer Dan Dampaknya Kerhadap Kehidupan Di Muka Bumi
Œ  Identifikasi Sebaran Flora dan Fauna Di Permukaan Bumi.
a.      Pengertian Biosfer
Biosfer merupakan kehidupan paling besar karna terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup seluruh mahluk hidup yang berintraksi dengan lingkungan sebagai kesatuan yang utuh. Biosfer terdiri atas dua kata yaitu bio yang berarti hidup dan shpere yang berarti lapisan. Jadi biosfer dapat diartikan sebagai lapisan tempat tinggal mahluk hidup.
b.      Pengertian Flora Dan Fauna
Flora adalah alam tumbuh-tumbuhan yang terdapat disuatu kawasan. Yang dimaksudkan bukan jenis tumbuhannya, melainkan kelompok tumbuh-tumbuhan yang membentuk suatu kesatuan, seperti: hutan (lebat atau panjang), padang rumput berpohon (sabana), atau padang rumput (stepa).
Fauna adalah alam hewan yaitu jenis hewan yang hidup disuatu kawasan. Fauna memilih tempat hidup yang sesuai dengan iklim yang disukainya dan tempat bahan makanan yang dibutuhkannya.
Berbagai jenis flora dan fauna hidup di lingkungan darat dan air baik yang bersipat air tawar maupun air asin (laut). Tempat atau bagian dari pernukaan bumi termasuk juga perairan atau atmosfer yang mampu mendukung kelangsungan hidup mahluk hidup (biosfer). Daerah yang termasuk biosfer meliti lalpisan udara sampai ketinggian 6-10 km laut dan beberapa meter di bawah tanah.
c.       Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
1)      Faktor faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna.
Faktor utama yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna ada 3 macam antara lain: penyebab, sarana, dan hambatan
a.       Penyebab Persebaran
Ø  Tekanan populasi yaitu: semakin banyak populasi menyebabkan persedian bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya. Oleh karena itu, suatu spesies hewan harus bermigrasi untuk mencari makan di tempat lain.
Ø  Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk berada di daerah yang di tempati
b.      Sarana Persebaran
Ø  Udara yaitu melalui kekuatan terbang atau karena hembusan angin
Ø  Air yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air
Ø  Lahan yaitu karena adanya gerakan suatu spesies di daratan
Ø  Pangangkutan manusia baik secara sengaja ataupun tidak
c.       Habitat Persebaran
Habitat penyebaran meliputi faktor-faktor antara lain :
Ø  Faktor Iklim.
            Iklim merupakan kondisi cuaca yang berlangsung dalam jangka panjang dalam suatu wilayah yang ditentukan berdasarkan posisi matahari terhadap muka bumi.Kombinasi factor factor iklim yang utama adalah: suhu, udara curah hujan,kelembaban dan angin menentukan perubahan persebaran flora dan fauna.
1)      Suhu udara.
Sumber energi planet berasal dari sinar matahari yang di pancarkan secara radiasi.suhu udara berpengaruh terhadap kehidupan tunbuhan dan hewan.spesies tunbuhan atau hewan hanya dapat hidup pada suhu udara tertentu di kingkungannya.

2)      Kelembaban udara
Kelembaban udara yaitu  banyaknya uap air yang terkandung didalam udara.kelembaban dapat mempengaruhi kehidupan flora dan fauna.
3)      Angin.
Angin berpengaruh terhadap mahluk hidup khususnya terhap lingkungan.hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup ditempat terbuka dari hembusan angin kencang.angin juga merupakan media penyerbukan dan  penyebaran biji dan spora.
4)      Curah hujan
Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup untuk kelangsungan  hidupnya.sumber air yang utama untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup di darat berasal dariair hujan.
Ø  Faktor Tanah
            Tanah merupakan media tanaman.sifat sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah Ukiran butir tanah atau tekstur, Pengembunan tanah, Humus, Unsur hara, Air, Udara.
Ø  Faktor Bentang Alam/Geografis.
            Kondisi Geografis yang dapat menghambat bagi persebaran Flora dan Fauna terutama  berhubungan dengan bentang alam, relief permukaan bumi .
Ø  Faktor Manusia.
            Manusia merupakan factor yang sangat berpengaruh dalam tatanan kehidaupan flora dan fauna.dangan ilmu dan pengetahuannya, manusia dapat mengubah lingkungan alam sesuai dengan keinginannya seperti pembentukan permukian, pertanian perkebunan serta membudidayakan flora dan fauna dari habitat aslinya.
2)      Persebaran Flora Dan Fauna di dunia
a.       Persebaran Flora di dunia antara lain :
Ø  Padang rumput (stepa), terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan yang tidak teratur yaitu antara 250-500 mm per-tahun.
Ø  Gurun, terdapat di daerah yang terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang.
Ø  Tundra, memiliki musim dingin yang panjang dan musim panas yang panjang. Tempat ini merupakan daerah yang tidak dapat di tumbuhi pepohonan.
Ø  Hutan hujan tropis, terdapat di daerah yang banyak mendapat hujan. hutan yang berdaun lebat, berpohon besar dan tinggi.
Ø  Hutan gugur, curah hujannya merata mencapai 750 – 1.000 mm per tahun. dihutan gugur ini pohon-pohon tidak terlalu rapat dan jumlah tumbuhannya relatif sedikit.
Ø  Taiga, hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies pohon dan taiga banyak terdapat di belahan bumi bagian utara.
Ø  Sabana, padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang bergerombol, sabana umumnya terdapat di daratan rendah dengan curah hujan sedikit.
b.      Persebaran Fauna di dunia antara lain
Ø  Fauna di daerah padang rumput
Ø  Fauna di daerah gurun
Ø  Fauna di daerah tundra
Ø  Fauna di daerah hutan basah
Ø  Fauna di daerah hutan gugur
Ø  Fauna di daerah taiga
a.      Persebaran Flora di Indonesia
Tumbuhan yang terdapat di indonesia diperkirakan sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10 % jenis tumbuhan di dunia. Dari berbagai jenis tubuhan yang ada di indonesia, sebagian besar terdapat di kawasa hutan hujan tropis, trutama hutan primer yang menutup sebagian besar daratan indonesia. Karena hutan primer mempunyai struktur yang kompleks maka memungkinkan aneka jenis tumbuhan dapat hidup di dalamanya.
Menurut W. Koppen Pembagian hutan di indonesia berdasarkan iklim dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1.      Indonesia Bagian Barat
Wilayah Indonesia bagian Barat termasuk dalam wilayah iklim Af. Diwilah ini terdapat hutan tropis dengan cirri-ciri antara lain:
Ø  Daun Lebat
Ø  Ketinggian rata-rata pohon 60 m
Ø  Banyak terdapat pohon memanjat
Ø  Banyak tumbuh pohon epifit (Pakis, anggerek).
2.      Indonesia Bagian Tengah
Wilayah indonesia bagian Tengah termasuk dalam wilayah iklim Am. Diwilah ini terdapat hutan musim dengan cirri-ciri antara lain:
Ø  Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis
Ø  Pada musim kemarau daunnya gugur
Ø  Pada musim hujan mulai bertunas
3.      Indonesia Bagian Timur
Wilayah Indonesia bagian Timur termasuk dalam wilayah iklim Aw. Diwilah ini terdapat hutan saban dengan cirri-ciri antara lain:
Ø  Padang rumput
Ø  Pohon-pohon rendah
b.      Persebaran Fauna di Indonesia
            Indonesia berada diantara dua kawasan persebaran fauna dunia yaitu kawasan Oriental dan Australia. Oleh karena itu, indonesia memiliki berbagai macam fauna dari Asia dan Australia. Akan tetapi, persebaran fauna tersebut mengalami hambatan karena bentang alam  wilayah indonesia.
            Persebaran fauna di indonesia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan keadaan geografis, yaitu fauna indonesia barat, fauna indonesia tengah, dan fauna indonesia timur.
a)      Fauna Indonesia Barat
Kawasan fauna indonesia barat meliputi pulau sumatera, jawa, kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna kawasan indonesia bagian barat sering disebut dengan fauna dangkalan sunda. Batas wilayah kawasan fauna dangkalan sunda adalah garis wallace.jenis-jenis fauna dikawasan indonesia bagian barat antara lain :
Ø  Harimau terdapat di jawa, madura, bali
Ø  Beruang terdapat di sumatera dan Kalimantan
Ø  Gajah terdapat terdapat di hutan-hutan sumatera
Ø  Badak terdapat sumatera dan jawa
Ø  Banteng terdapat di jawa dan Kalimantan
Ø  Mawas (orang utan) terdapat di sumatera dan jawa
Ø  Siamang (kera berwarna hitam dan tidak berekor) terdapat di sumatera
Ø  Tapir terdapat di sumatera dan kalimantan dll.
b)      Fauna Indonesia Tengah
Kawasan fauna indonesia bagian tengah meliputi pulau sulawesi, kepulauan maluku, nusa tenggara. Fauna dikawasan tengah merupakan fauna khas indonesia. Persebaran fauna indonesia begian tengah dibatasi oleh garis wallace disebelah barat dan garis weber disebelah timur.
Jenis-jenis fauna dikawasan indonesia bagian tengah antara lain : Anoa, babi rusa, kura-kura, biawak, kuskus, kera, tarsius, komodo, buaya, ular, serta berbagai jenis burung antara lain burung cenderawasih, mleo, kakaktua dan lain-lain.
c)      Fauna Indonesia Timur
            Kawasan indonesia bagian timur meliputi pulau papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Wilah ini sering disebut wilayah fauna dangkalan sahul. Jenis-jenis fauna dikawasan dangkalan sahul termasuk tipe australis, antara lain kanguru, wallaby, cenderawasih, kasuari, kakaktua, landak irian, buanya, biawak, kura-kura dan lain-lain.
c.       Penggolongan Hutan
Hutan dapat digolongkan atas beberapa bagian antara lain :
1)      Berdasarkan jenis tumbuhan
Ø  Hutan homogen yaitu hutan yang terdiri dari satu jenis tumbuhan utama saja, misalnya hutan jati, hutan pinus dan lain-lain.
Ø  Hutan heterogen yaitu hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan biasanya merupakan hutan rimba.
2)      Berdasarkan jenis tempat
Ø  Hutan payau (hutan pantai) yaitu hutan yang terdapat sepanjang pantai.
Ø  Hutan rawa yaitu hutan yang terdapat di daerah rawa misalnya hutan yang ada di daerah pulau kalimantan.
Ø  Hutan daratan tendah yaitu hutan yang terdapat di daerah daratan rendah.
Ø  Hutan pegunungan yaitu hutan yang terdapat di daerah pengunungan.
3)      Berdasarkan keadaan iklim
Ø  Hutan hujan tropis yaitu hutan yang berdaun lebat, berpohon besar dan tinggi.
Ø  Hutan musim yaitu hutan yang daunya meranggas pada musim panas dan bertunas/berdaun pada musim hujan.
Ø  Hutan daerah sedang yaitu hutan yang terdapat diwilayah 25o
4)      Berdasarkan tujuan dan kegunaan
Ø  Hutan produksi, yaitu hutan yang dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan produksi, seperti kayu bangunan, kertas, prabot rumah tangga dan lain-lain.
Ø  Hutan lindung, yaitu hutan yang dimaksudkan untuk keperluan perlindungan alam dan kelestarian lingkungan, misalnya untuk mencegah erosi dan banjir serta mengatul kelembaban tanah.
Ø  Hutan rekreasi, yaitu hutan yang sengaja untuk diperuntukkan bagi kepentingan rekreasi supanya daerah rekreasi selalu sejuk dengan pemandangan alam indah.
Ø  Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi melindungi tumbuh-tumbuhan yang sudah langka dan dikhawatirkan punah.
d.      Jenis-jenis Hutan di Indonesia dan pemanfaatannya
Jenis-jenis hutan di indonesia antara lain :
a).  Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropik merupakan vegetasi utama yang tumbuh di daerah tropis seperti indonesia. Keadaan hutan hujan tropis sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Hal itu disebabkan oleh adanya curah hujan dan suhu udara yang tinggi serta banyak mendapat sinar matahari. Di dalam hutan ini terdapat beraneka ragam jenis tumbuhan mulai dari pohon-pohon besar, rumput, sampai tumbuhan parasit. Hutan hujan tropis dapat dijumpai di sumatera, kalimantan, sulawesi, dan papua.
b)      Hutan Musim
            Hutan musim tumbuh didaerah yang memiliki perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohon-pohon di hutan ini umumnya kering dan daunnya berguguran untuk mengurangi penguapan, sedangkan pada musim hujan pohonnya berdaun lebat. Jenis-jenis pohon yang terdapat dihutan musim antara lain pohon jati dan angsana. Hutan musim dapat sijumpai di sebagian tempat seperti jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan nusa tengara.
c)      Hutan Bakau
            Hutan bakau banyak tumbuh di daerah pantai yang landai dan berlumpur. Hutan bakau berfungsi sebai pencegah abrasi pantai serta merupakan habitat berbagai jenis ikan. Hutan bakau dapat dijumpai dipantai timur sumatra, pantai utara jawa, pantai kalimantan, dan pantai selatan papua.
d)     Sabana
            Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang bergerombol, sabana umumnya terdapat di daratan rendah dengan curah hujan sedikit. Sabana dapat dujumpai di jawa timur, nusa tenggara barat, dan nusa tenggara timur.
e)      Stepa
            Stepa adalah padang rumput yang tidak diselingi pohon-pohon  dan terdapat di daerah yang sangat sedikit curah hujannya. Stepa tumbuh di Nusa Tenggara Timur
f)       Padang Lumut
Padang lumut merupakan jenis vegetasi yang  banyak terdapat dipuncak pengunungan tinggi dengan suhu yang sangat rendah. Padang lumut dapat dijumpai di daerah pegunungan di sumatra, Sulawesi, dan Papua
Manfaat-manfaat hutan yang ada di indonesia antara lain.
a)      Menyimpan serta mengatur persedian air, sebab akar-akar pohon dihutan mampu menghambat menahan jalannya air yang masuk dalam tanah.
b)      Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang berguguran dapat membentuk tanah humus.
c)      Mencegah erosi dan tanah longsor, karna akar-akar pohon memiliki daya ikat terhadap butiran-butiran tanah.
d)     Menjanga keseimbangan air tanah, karena curah hujan yang jatuh di daerah hutan akan lebih banyak menjadi pengisi air tanah.
e)      Menghasilkan bahan mentah untuk industri dan bahan bagunan.
f)       Mengurangi polusi udara karna daun-daun pohon mampu menyerap gas-gas polutan sehingga udara disekitar hutan segar dan bersih.

J.  METODELOGI PENELITIAN
1.    RANCANGAN PENELITIAN
Adapun jenis penelitian yang dipakai adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
2. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Mutiara Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie yang terdiri dari 20 siswa.
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Mutiara Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie yang terdiri dari 20 siswa.
3.        INTRUMEN PENELITIAN
Untuk memproleh data prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran, maka digunakan tes prestasi belajar. Tes ini memuat soal-soal pilihan ganda tentang pokok bahasan konsep-konsep geografi. Tes ini terdiri dari 20 soal dengan empat alternatif jawabannya, dengan kriteria skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.
a) Uji Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dari suatu item soal. Besarnya indeks kesukaran item soal tes berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut:
IK : B.N
Keterangan
IK : Indeks kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab dengan benar
N : Jumlah sampel
(Masidjo dalam Taufan dalam M Irwan, 2011: 76).
Adapun kriteria tingkat kesukaran yang digunakan tes tersebut baik jika indeks kesukarannya 0,31≥ p < = 0,75 dan tes tersebut kurang baik jika indeks kesukarannya p ≤ 0,30 atau p ≥ 0,75.
Dari hasil uji coba instrumen penelitian yang berjumlah 20 item diperoleh 6 item alat ukur yang dinyatakan tingkat kesukarannya baik dan 14 item yang dinyatakan tingkat kesukarannya kurang baik (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 09).
b)  Uji Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah, yang besarnya ditunjukkan dengan indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda, yaitu antara -1,00 sampai 1,00. Seluruh peserta tes dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu atas dan bawah. Siswa-siswa yang tergolong kelompok atas adalah siswa-siswa yang memiliki skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah adalah siswa-siswa yang memiliki skor rendah.
ID =
Keterangan :
ID : Indeks diskriminasi
KA : Jumlah kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
KB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
NKA: Jumlah siswa yang tergolong kelompok atas
NKB: Jumlah siswa yang tergolong kelompok bawah
(Masidjo dalam Taufan, 2011: 87-88). Dalam, M Irwan 2011:43.
Adapun kriteria daya beda yang digunakan tes tersebut baik jika daya bedanya 0,20 ke atas. Dari hasil uji coba instrumen penelitian yang berjumlah 20 item dinyatakan semuanya mempunyai daya beda yang baik (hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 08).
c)  Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan memenuhi kriteria validitas atau mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran. Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168).
Untuk mengukur validitas setidakanya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur validitas berdasarkan data atau angka kasar adalah sebagai berikut :
                           n (Σ XY) – (ΣXΣY)
R = hitung(n.ΣX2– (ΣX)2) ( n.ΣY2– (ΣY)2

4. PENGUMPULAN DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik pengamatan (observasi) dan teknik tes.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Hadi dalam Sugiyono, 2008:145). Observasi yang dilakukan di sini adalah observasi langsung atau pengamatan langsung. Adapun kegunaan observasi ini adalah untuk memperoleh data-data tentang aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar.
2. Tes
Menurut Arikunto (2006: 150), Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam dunia pendidikan, tes atau sering disebut tes hasil belajar merupakan persoalan-persoalan atau aturan-aturan yang dirancang sedemikian rupa untuk mengukur perolehan belajar siswa (Purwanto, 2005: 26). Dalam penelitian ini tes diberikan kepada siswa berbentuk obyektif, untuk melihat sejauh mana penguasaan siswa terhadap pokok bahasan yang telah diberikan guru pada waktu kegiatan belajar-mengajar.
5. ANALISIS DATA
1.  Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan cara menghitung skor rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:
X :
Keterangan :
X = Skor hasil belajar siswa
ΣX = Jumlah skor hasil belajar siswa
n = Banyak siswa
(Nurkencana dan Sunartana dan Istiqomah, 2009: 37).
2.    Uji Daya Serap dan Ketuntasan Belajar
Menurut Nurkencana dan Sunartana dalam Istiqomah (2009: 37), untuk mengetahui berhasil atau tidaknya siswa mengetahui pokok bahasan, maka data hasil belajar siswa yang diperoleh dianalisis terhadap daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB).
DS = X  x 10%
Keterangan:
DS = Daya Serap
X = Skor rata-rata kelas

H. DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2009. Guru Profesiona. Bandung: Alfa Beta
Dimyati, Mudjiono, 2002. Belajar Dan Pembeljaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah Syiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar Dan Komptensi Guru, Surabaya :              Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar, 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Istiqomah, 2009. Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Antara Siswa Yang Diajarkan Menggunakan Alat Peraga Dengan Yang Tidak Menggunakan Alat Peraga kelas VII SMPN 1 Sakra, Skripsi, (tidak diterbitkan), STKIP Hamzanwadi Selong.
Izomi Ahmad, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk Meningkatkan Motivasi  Dan  Prestasi   Belajar Fisika Pada Materi Wujud Zat Proposai, (tidak diterbitkan), STKIP Hamzanwadi: Selong.
K. Wardiyatmoko, 2005. Geografi SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga.
L. Lindra Wiranata, 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Team Games Tournament). Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika. (Skripsi), (tidak diterbitkan), STKIP Hamzanwadi : Selong.
Mahfuz, 2010. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa (Skeripsi), (tidak diterbitkan),  STKIP Hamzanwadi : Selong.
Nining, 2008. Model Pembelajaran ARIAS, Tersedia pada http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran/. Di akses pada tanggal 12 Juni 2010. Pancor lombok Timur.
Nurkancana, Wayan, 1990.  Evaluasi Hasil Belajar, Surabaya : Usaha Nasional.
Purwanto Edy, 1958. Evaluasi Proses dan Hasil Dalam Pembelajaran. Universitas Negeri Malang.
Ridwan, 2008. Artikel Belajar Minat Motivas, Prestasi Belajar, Tersedia pada http://www.edukasi.net/fisika. Diakses pada tanggal 12 Juni 2010. Pancor lombok Timur.
Sujarwo, 2006. Pengantar penelitian. Yogyakarta
Sugiono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sugiono, 2008. Metode penelitian kuantitatif kualitatif, dan R&D. Bandung                 : Alfabeta.
Subana, 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : Pustaka setia.
Suharsimi Arikunto, 2001. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 2006. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Tika Pabundu, 2005. Metodologi Penelitian Geografi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Yusman Hestiyanto, 2005. Geografi SMA program ilmu alam kelas XI, Jakarta : Yudihistira.