Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi dan Keragaman Budaya

Materi IPS -  Sepintas antara globalisasi dengan keragaman budaya tampak ada kontradiksi. Globalisasi di satu sisi menyadarkan kita akan adanya kesamaan dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, ada kesamaan kebutuhan dan keinginan, sementara di sisi lainnya keanekaragaman budaya mengajarkan kepada kita semua bahwa ada perbedaan diantara manusia sebagai pendukung kebudayaannya.

Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi dan Keragaman Budaya

Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi dan Keragaman Budaya

Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global dengan keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau dan masa kini dalam mengambil keputusan untuk masa datang; mengembangkan keterampilan menganalisis dan memecahkan masalah serta membimbing pertumbuhan dan pengembangan, berpartisipasi dalam aktivitas di masyarakat (Steel, 1995: 11).

Dari uraian diatas jelas bahwa pelajaran IPS dalam proses pembelajarannya harus mampu mengembangkan sikap hormat dan menghargai akan tanggungjawab sebagai warga negara sekaligus menerima keanekaragaman budaya di dalamnya. Sekalipun dua masalah tersebut tidak hanya menjadi kepedulian IPS, namun pelajaran IPS diberi posisi yang cukup penting.

Pengajaran keanekaragaman dalam IPS haruslah mengandung tujuan antara lain:

  1. Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan pengalaman dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan, budaya, sosial, ras, dan kelompok etnik;
  2. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama;
  3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan, dengan cara memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-sikap sosial;
  4. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari pandangan yang berbeda-beda.

Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan, sebagai berikut:

  • Mampu menanamkan pngertian bahwa sekali mereka berbeda, tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan;
  • Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya;
  • Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi, pencemaran air dan udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya;
  • Membantu para siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya.

Dari tujuan-tujuan yang telah dirumuskan di atas jelas bahwa melalui pengajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa.

Dengan pendidikan globalisasi kita mengetahui bahwa masalah perbedaan berkenaan dengan adanya golongan minoritas dalam budaya mayoritas, tidak hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia, tetapi juga oleh beberapa negara lain di muka bumi, seperti Amerika Serikat dengan masalah pembauran golongan kulit hitam dengan penduduk kulit putih.

Demikian jika menghadapi masalah adanya golongan minoritas yang menjadi “minoritas yang dinamis” ternyata tidak sendiri, ada Malaysia, negara-negara Timur tengah bahkan Amerika Serikat pun menghadapi masalah golongan Yahudi sebagai minoritas yang dinamis.

Dengan demikian, dari pendidikan globalisasi kita dapat mengambil manfaat dan pelajaran dalam memecahkan masalah yang sama. Kita sadar tidak hanya masalah pembauran yang dihadapi oleh beberapa negara, masih banyak masalah dan isu yang lebih besar, seperti urbanisasi, kepadatan penduduk, pencemaran lingkungan, perdagangan bebas, dan lain-lain yang mana pemecahan masaalah dan isu-isu tersebut dibutuhkan suatu kerja sama dan saling pengertian antar negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia