Materi IPS - Bagan hubungan antar peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dapat disimpulkan, bahwa konsep menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi menghubungkan beberapa konsep. Dengan hubungan itu terbentuklah pola hubungan yang mempunyai makna, yang menggambarkan hasil pemikiran yang lebih tinggi. Hasil pemikiran tersebut bisa merupakan kemungkinan yang akan terjadi atau kepastian.
Seperti telah anda pahami setiap disiplin ilmu memiliki fakta, konsep dan generalisasi yang menggunakan pendekatan multidisipliner dan memanfaatkan konsep-konsep disiplin lainnya dalam ilmu sosial.
Perlu anda ketahui pula bahwa pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu social lainnya. Oleh karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bawah peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi (einmahlig) maka generalisasi dalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, system social, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan selanjutnya (Rochiati 2006:6).
Jadi, yang terjadi adalah kecenderungan terjadi “perulangan” tersebut maka dapatlah dikemukakan semacam generalisasi dalam sejarah. Dengan mengacu kepada Jarolimec (1986:29) Rochiati mengemukakan adanya empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu generalisasi deskripsi, sebab akibat, acuan nilai dan prinsip universal.
Contohnya adalah berikut ini:
- Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai (generalisasi deskriptif);
- Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan terror (generalisasi sebab akibat);
- Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah (generalisasi acuan nilai).;
- Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya (generalisasi prinsip universal).
Demikian kekhasan generalisasi sejarah di dalam konteks IPS. Generalisasi tersebut bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami, dan kemampuan itu diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yangsesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka dapat berlatih untuk mengaplikasikan gagasan tersebut dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.
Kita telah membahas penjelasan tentang pengertian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi serta hubungan antara keempatnya. Diharapkan pemahaman anda semakin bertambah luas sehingga memperoleh pengertian yang lebih jelas. Di atas juga telah dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa, fakta, konsep dan genetalisasi yang berdasarkan konsep dasar tersebut.
Seperti telah dikemukakan diatas, tugas guru adalah mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini bersamaan dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep konsep esensial dan konsep-konsep lainnya danjuga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan berpikir siswa.
Marilah kita mencoba mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulum IPS SD 2006 untuk kelas 4,5 dan 6.
Sudah barang tentu tidak mungkin semua fakta, konsep dan generalisasi yang terkandung dalam kurikulum tersebut diungkapkan disini. Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dimaksud amat banyak jumlahnya.
Kembali pada pertanyaan kita di atas bahwa pijakan utama kegiatan belajar mengajar adalah Kurikulum IPS SD 2006 maka seyogianyalah kita perlu mengidentifikasi berbagai peristiwa dan fakta-fakta ini dalam kandungan kurikulum tersebut.
Bagaimanakah kita memilih peristiwa dan fakta?
Memang sulit menentukan kriteria esensial-nya sebuah peristiwa dan fakta. Mana peristiwa dan fakta yang paling menurut siswa mungkin berbeda dengan pandangan guru atau bahkan pandangan ahlinya. Bagi guru mungkin pertimbangan psikologis atau logika mengenai pentingnya sebuah peristiwa dan fakta dapat diterima.
Yang penting adalah bahwa peristiwa adalah dasar pembentukan untuk menjadi fakta-fakta, konsep, dan generalisasi. Diatas telah dikemukakan secara sepintas pengertian konsep. Marilah kita lanjutkan pembahasan tentang konsep ini agar mendapat gambaran lebih jelas. Tujuan konseptual dari IPS adalah berkenaan dengan pengembangan pemahaman dasar tentang dunia sekitar kita dan fungsifungsinya.
Konsep dan generalisasi itulah yang membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka berfikir IPS, agar kita memilih cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi di dunia kita ini, di dalam kehidupan manusia ini.
Dengan pemahaman tersebut kita dapat mengerti bagaimana orang berinteraksi secara sosial, ekonomi, politik dan sesamanya. Bagaimana orang berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Tujuan akademisnya berkenaan dengan peningkatan pemahaman kita tentang dunia kita.
Demikianlah, konsep diciptakan manusia untuk memenuhi keperluankeperluan dalam hidupnya dalam menyampaikan apa yang dipikirkannya. Oleh sebab itu, dan lingkungan kehidupan. Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya:
- Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa atau kegiatan, misalnya kita mendengarkan kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu, bukan?
- Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
- Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok”, misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
- Konsep dipelajari melalui pengalaman, dengan belajar.Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus mempunyai makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep ada makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif berkenaan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga dan seterusnuya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif, antara lain berikut ini:
- Makna revolusi merangkum makna denotatif.
- Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.
- Konsep revolusi itu mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok atau oleh perseorangan.
Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang lembaga, lebih jauh bukan hanya menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan. Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam revolusi republic, cabinet dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh informasi yang benar tentang makna yang terkandung di dalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikkan. Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin apakah perang itu perang di daerah Kutub Utara? (Womarck 1970 : 32).
Pengajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif karena itu pengajaran konsep harus:
- Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dan sesuatu istilah atau kata.
- Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru. Misalnya, guru menyuruh mereka mendekripsikan sendiri.
- Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan segera menuliskan makna konsep setelah diperkenalkan.
Pada siswa kelas 4,5 dan 6, biasanya mereka sudah dapat menentukan klasifikasi berdasarkan pemikiran logis. Misalnya, orang yang berpakaian seragam hijau adalah tentara, yang tidak berseragam seperti itu bukan tentara.
Kemampuan mengklasifikasikan sesuatu dari anak-anak SD pada umumnya berkembang bertahap sebagai berikut:
- Mereka dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan pengalaman langsung (operasi formal).
- Pada saat beranjak kemampuannya kepada “operasi konkret” mereka sudah bisa memecah grup ke dalam sub grupnya walaupun masih dalam keadaan belum jelas.
Pada perkembangan berikutnya mereka sudah dapat melakukan klasifikasi, dan menyadari bahwa sesuatu itu bisa diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda.
Dalam belajar konsep selain Klasifikasi, ada tahap asimilasi dan akomodasi. Siswa akan menangkap makna sesuatu konsep jika di dalam dirinya sudah ada “mental map” sehingga sesuatu konsep (yang dianggap sebagai sesuatu yang baru) dapat ditangkap maknanya dan ini adalah tahap asimilasi. Adakalanya siswa menghadapi sesuatu konsep, sementara pada dirinya belum ada “mental map” tersebut. Seakan akan pada dirinya belum ada “kapstok” untuk “menyangkutkan” konsep baru tersebut, inilah tahap akomodasi. Tahap inilah yang penting dalam belajar konsep.
Perlu disadari pula bahwa dalam kenyataannya, tahap pemilikan asimilasi siswa tidaklah sama. Asimilasi pada seseorang belum tentu juga asimilasi bagi yang lainnya. Hal inilah yang perlu diketahui guru, berdasarkan pengetahuannya itu guru dapat memberikan pengertian konsep tersebut kepada seluruh siswa.
Demikianlah beberapa tambahan informasi tentang konsep. Bagaimanakah halnya dengan generalisasi Generalisasi diantaranya berikut ini:
- Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan, dan gagasan-gagasan;
- Kondisi alamiah tentu cenderung membuat kelompok terisolasi sampai adanya pengembangan teknologi yang dapat memecahkan barrier itu.
Demikianlah beberapa peristiwa, fakta, konsep serta generalisasi yang dapat diungkapkan disini dari topik-topik tersebut diatas, pengungkapan itu hanya sebagai contoh
Kita dapat mengambil beberapa kesimpulan tentang generalisasi jika diperbandingkan dengan konsep, yaitu berikut ini:
- Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan dalam kalimat tidak di dalam kalimat yang sempurna;
- Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak;
- Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya);
- Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada orang tertentu.