Ramadhan - Lailatul qadar memiliki tanda-tanda, di antara tanda-tanda tersebut ada yang terjadi pada malam itu sendiri, ada juga tanda-tanda yang terjadi setelah malam tersebut, seperti:
1. Ubay bin Ka'ab telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram).” (Imam Muslim, Shahih Muslim, op.cit., hlm. 150.)
2. Ada ketenangan dan ketentraman yang diturunkan oleh para malaikat. Seorang akan merasakan ketentraman hati, lapang dada dan lezatnya ibadah di malam tersebut yang tidak dia rasakan di malam lain.
3. Terkadang seseorang melihat malam tersebut dalam mimpinya, sebagaimana yang dialami sebagian sahabat.
4. Pagi harinya matahari terbit dengan cerah, tidak ada cahaya tajamnya.
Diriwayatkan dari Ubay bib Ka'ab, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Pagi hari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa cahaya yang menyinari, ia bagaikan bejana hingga naik.
Para ulama berselisih pendapat tentang tanda-tanda datangnya lailatul qadar. Apakah tanda-tanda itu dapat dilihat oleh mereka yang mendapatkannya atau tidak? Tanda-tanda itu antara lain:
1. Orang yang mendapati malam al-Qadar melihat bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan langit bersujud kehadirat Allah.
2. Orang yang mendapati malam al-Qadar melihat bahwa alam terang benderang, walaupun di tempat-tempat yang gelap sekalipun.
3. Orang yang mendapati malam al-Qadar, mendengar salam malaikat dan tutur katanya.
4. Orang yang mendapati malam al-Qadar, dikabulkan segala do'anya.
Menurut Al-Qurthubi tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya matahari terbit di pagi harinya putih bersih, tidak panas dan tidak dingin. Hasan berkata: Nabi pernah bersabda tentang lailatul qadar, sesungguhnya di antara tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya malam itu sedang lagi terang, tidak panas dan tidak dingin. Dan matahari pada pagi harinya terbit tidak panas dan dingin.
Ubaid bin Umair berkata: pada malam 27 aku berada dilautan, aku dapatkan airnya rasanya tawar dan lembut. Menurut Wahbah Zuhaily tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya matahari terbit di pagi harinya putih bersih, tidak panas dan tidak dingin.
Diriwayatkan dari Abu Daud At-Tayalisy dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: di malam lailatul qadar, yaitu malam yang sedang lagi terang, tidak panas dan tidak dingin. Pagi harinya matahari bersinar lemah kemerah-merahan. Jabir bin Abdullah berkata: sesungguhnya aku telah melihat malam lailatul qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya, malam lailatul qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadhan). Pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak dingin, seakan-akan malam itu terdapat rembulan, setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Tanda malam al-Qadar yang diterangkan dalam hadis ialah terbit matahari pada pagi hari dengan bentuk yang putih bersih, bagai bulan purnama, tidak mempunyai sinar yang keras, hanya lembut. Siangnya tidak dirasa panas padahal matahari sangat cerah, terang benderang. Dikatakan juga sebagai tanda bahwa malam al-Qadar itu telah datang, udaranya sangat nyaman, tidak panas dan tidak dingin.
Menurut Syaikh Abdul Khaliq As-Syarif sebagaimana yang dikutip oleh Abu Ibrahim Al-Maqdisi mengatakan: tanda-tanda lailatul qadar akan ditunjukkan dengan terbitnya matahari yang cerah pada pagi harinya, dengan cuaca yang sejuk. Syeikh Muhammad Al-Munajjid mengatakan, matahari yang terbit tidak menyilaukan. Yusuf Al-Qardhawi menambahkan, terdapat juga berbagai tanda, seperti cahayanya merah kelemah-lemahan dan pada malam itu hujan, angin sepoi-sepoi, tiada bau dan tiada sejuk.
Yusuf Al-Qardhawi berkata, semua tanda ini tidak memberi kepastian mengenainya. Tidak mungkin berulang-ulang, karena malam al-Qadar selalu berbeda-beda cuacanya di berbagai negara, berbeda pula waktunya. Ia mungkin dijumpai di sebuah negara Islam yang tiada putus hujannya, dan kemungkinan di negara lain yang keluarganya sedang shalat istisqa, yang sedang dilanda kemarau, dan negara-negara berbeda dari segi kepanasan dan kesejukannya, naik matahari dan turunnya, kuat atau lemah pancarannya, maka mustahil untuk mendapat titik pertemuan ini. Kajian ulama mengatakan, “Boleh diambil malam-malam tertentu lailatul qadar dari sebagian manusia. Ia hanya terlihat pada seseorang saja yang melihatnya. Atau menerima mimpi dalam tidur, atau berlaku (karamah) keajaiban yang luar biasa. Atau terjadi pada seluruh umat Islam agar ia menerima pahala kepada siapa saja yang berpeluang melakukannya. Mayoritas ulama mengambil pandangan yang awal tadi.
Sementara itu Ibnu Munir mengatakan: “Lailatul Qadar” tidak selamanya harus diiringi keajaiban atau kejadian aneh, karena Allah SWT Maha mulia dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga ada yang mendapatkan lailatul qadar hanya dengan beribadah tanpa melihat adanya keanehan, dan ada sebagian lain yang melihat keanehan tanpa disertai ibadah, maka ibadah tanpa disertai keanehan, kedudukannya akan jauh lebih utama di sisi Allah
1. Ubay bin Ka'ab telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram).” (Imam Muslim, Shahih Muslim, op.cit., hlm. 150.)
2. Ada ketenangan dan ketentraman yang diturunkan oleh para malaikat. Seorang akan merasakan ketentraman hati, lapang dada dan lezatnya ibadah di malam tersebut yang tidak dia rasakan di malam lain.
3. Terkadang seseorang melihat malam tersebut dalam mimpinya, sebagaimana yang dialami sebagian sahabat.
4. Pagi harinya matahari terbit dengan cerah, tidak ada cahaya tajamnya.
Diriwayatkan dari Ubay bib Ka'ab, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Pagi hari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa cahaya yang menyinari, ia bagaikan bejana hingga naik.
Para ulama berselisih pendapat tentang tanda-tanda datangnya lailatul qadar. Apakah tanda-tanda itu dapat dilihat oleh mereka yang mendapatkannya atau tidak? Tanda-tanda itu antara lain:
1. Orang yang mendapati malam al-Qadar melihat bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan langit bersujud kehadirat Allah.
2. Orang yang mendapati malam al-Qadar melihat bahwa alam terang benderang, walaupun di tempat-tempat yang gelap sekalipun.
3. Orang yang mendapati malam al-Qadar, mendengar salam malaikat dan tutur katanya.
4. Orang yang mendapati malam al-Qadar, dikabulkan segala do'anya.
Menurut Al-Qurthubi tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya matahari terbit di pagi harinya putih bersih, tidak panas dan tidak dingin. Hasan berkata: Nabi pernah bersabda tentang lailatul qadar, sesungguhnya di antara tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya malam itu sedang lagi terang, tidak panas dan tidak dingin. Dan matahari pada pagi harinya terbit tidak panas dan dingin.
Ubaid bin Umair berkata: pada malam 27 aku berada dilautan, aku dapatkan airnya rasanya tawar dan lembut. Menurut Wahbah Zuhaily tanda-tanda lailatul qadar adalah sesungguhnya matahari terbit di pagi harinya putih bersih, tidak panas dan tidak dingin.
Diriwayatkan dari Abu Daud At-Tayalisy dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: di malam lailatul qadar, yaitu malam yang sedang lagi terang, tidak panas dan tidak dingin. Pagi harinya matahari bersinar lemah kemerah-merahan. Jabir bin Abdullah berkata: sesungguhnya aku telah melihat malam lailatul qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya, malam lailatul qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadhan). Pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak dingin, seakan-akan malam itu terdapat rembulan, setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Tanda malam al-Qadar yang diterangkan dalam hadis ialah terbit matahari pada pagi hari dengan bentuk yang putih bersih, bagai bulan purnama, tidak mempunyai sinar yang keras, hanya lembut. Siangnya tidak dirasa panas padahal matahari sangat cerah, terang benderang. Dikatakan juga sebagai tanda bahwa malam al-Qadar itu telah datang, udaranya sangat nyaman, tidak panas dan tidak dingin.
Menurut Syaikh Abdul Khaliq As-Syarif sebagaimana yang dikutip oleh Abu Ibrahim Al-Maqdisi mengatakan: tanda-tanda lailatul qadar akan ditunjukkan dengan terbitnya matahari yang cerah pada pagi harinya, dengan cuaca yang sejuk. Syeikh Muhammad Al-Munajjid mengatakan, matahari yang terbit tidak menyilaukan. Yusuf Al-Qardhawi menambahkan, terdapat juga berbagai tanda, seperti cahayanya merah kelemah-lemahan dan pada malam itu hujan, angin sepoi-sepoi, tiada bau dan tiada sejuk.
Yusuf Al-Qardhawi berkata, semua tanda ini tidak memberi kepastian mengenainya. Tidak mungkin berulang-ulang, karena malam al-Qadar selalu berbeda-beda cuacanya di berbagai negara, berbeda pula waktunya. Ia mungkin dijumpai di sebuah negara Islam yang tiada putus hujannya, dan kemungkinan di negara lain yang keluarganya sedang shalat istisqa, yang sedang dilanda kemarau, dan negara-negara berbeda dari segi kepanasan dan kesejukannya, naik matahari dan turunnya, kuat atau lemah pancarannya, maka mustahil untuk mendapat titik pertemuan ini. Kajian ulama mengatakan, “Boleh diambil malam-malam tertentu lailatul qadar dari sebagian manusia. Ia hanya terlihat pada seseorang saja yang melihatnya. Atau menerima mimpi dalam tidur, atau berlaku (karamah) keajaiban yang luar biasa. Atau terjadi pada seluruh umat Islam agar ia menerima pahala kepada siapa saja yang berpeluang melakukannya. Mayoritas ulama mengambil pandangan yang awal tadi.
Sementara itu Ibnu Munir mengatakan: “Lailatul Qadar” tidak selamanya harus diiringi keajaiban atau kejadian aneh, karena Allah SWT Maha mulia dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga ada yang mendapatkan lailatul qadar hanya dengan beribadah tanpa melihat adanya keanehan, dan ada sebagian lain yang melihat keanehan tanpa disertai ibadah, maka ibadah tanpa disertai keanehan, kedudukannya akan jauh lebih utama di sisi Allah