Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Menurut ekonom Klasik, Adam Smith,
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output
total dan pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi
oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan
dan manajemen yang lebih baik. Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik,
pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi.
Unsur pokok dari
faktor produksi suatu negara ada tiga :
1. Sumber daya alam yang tersedia
merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana
jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan
suatu perekonomian.
2. Sumber daya insani (jumlah
penduduk) merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya
jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.
3. Stok modal merupakan unsur
produksi yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan output.
Perkembangan Teori Pertumbuhan
Ekonomi Rostow
Model pembangunan tahapan
pertumbuhan yang dikemukakan oleh Rostow dalam Todaro menjelaskan bahwa pada
perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam
suatu seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara. Menurut
teori ini negara-nagara maju telah melalui tahapan tinggal landas menuju
pertumbuhan ekonomi berkesinambungan yang berlangsung dengan sendirinya tanpa
diatur secara khusus. Rostow dalam Todaro juga menjelaskan negara-negara yang
sedang berkembang atau yang masih terbelakang, pada umumnya masih berada dalam
tahapan masyarakat tradisional atau tahapan kedua, yaitu tahap penyusunan
kerangka dasar tinggal landas. Tidak lama lagi, hanya tinggal merumuskan serangkaian
aturan pembangunan untuk tinggal landas, mereka akan segera bergerak menuju ke
proses pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkesinambungan.
Baca Juga : Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Rostow dan Musgrave dalam Guritno
Mangkoesobroto menghubungkan model tahap-tahap pembangunan dengan pengeluaran
pemerintah, sehingga kemudian dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan
tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, jumlah investasi yang
dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan sangat dominan dan dalam jumlah yang
besar, hal ini disebabkan pada tahap ini pemerintah harus menyediakan
prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan
sebagainya. Pada tahap kedua, peran pengeluaran pemerintah dalam pembangunan
sudah mulai tergeser dengan adanya investasi yang dilakukan oleh sektor swasta,
namun demikian pada tahap ini pemerintah tetap memiliki peran yang cukup besar
dalam pembangunan, hal ini disebabkan jika peran swasta dibiarkan mendominasi
pembangunan akan berdampak pada munculnya kekuatan monopoli dan kegagalan
pasar, sehingga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik
dalam jumlah yang lebih besar.
Tahap kedua perkembangan ekonomi
ini menyebabkan terjadinya hubungan antar sektor yang semakin rumit. Misalnya
pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor industri akan
menimbulkan semakin tingginya tingkat polusi lingkungan dan juga berpeluang
untuk terhadap timbulnya masalah eksploitasi buruh, sehingga dalam hal ini
diperlukan campur tangan pemerintah untuk meminimalisasi dampak buruk dari
pembangunan ekonomi yang semakin maju. Pada tingkat yang lebih lanjut, Rostow
dalam Todaro mengatakan bahwa dalam pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah
berlaih dari penyediaan sarana dan prasarana menjadi pengeluaran-pengeluaran
yang bersifat sosial seperti halnya, program kesejahteraan hari tua, program
pelayanan masyarakat dan sebagainya.
Teori Pertumbuhan Baru (New
Growth Theory)
Teori pertumbuhan endogen ini
dipelopori Paul M Romer dan Robert Lucas, teori ini memberikan kerangka teoritis
untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, Pertumbuhan ekonomi
merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini menganggap bahwa
pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari
luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan
merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam
pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan
apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal
manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi. Definisi
modal atau kapital diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal
sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan
sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan
bagian dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran
investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Regional
Pertumbuhan ekonomi daerah
merupakan suatu proses pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam mengelola
sumber daya yang ada untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
pekembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.10 Pada saat ini tidak ada
satupun teori yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara
komprehensif, namun beberapa teori secara parsial dapat membantu untuk memahami
arti penting pembangunan ekonomi daerah dan teori-teori yang membahas tentang
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah.
Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal
harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi
oleh peranan pembentukan modal tersebut.11 Teori ini juga membahas tentang
pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Pertumbuhan suatu sektor tergantung
pada stok barang modal pertenaga kerja, tingkat keahlian tenaga kerja dan
perubahan teknologi serta skala ekonomi yang pada gilirannya akan menentukan
keunggulan komperatif suatu sektor.
Salah satu cara untuk melihat
kemajuan perekonomian dan perkembangan sektor adalah mencermati nilai
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah merupakan nilai
dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu tahun dalam suatu
wilayah tertentu tanpa membedakan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi itu.12 Dalam hitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
seluruh lapisan usaha dibagi menjadi 9 sektor, yaitu: sektor pertanian, sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor lstrik, gas,
dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor jasa-jasa. Pembangunan semua sektor di tempuh berdasarkan rencana
pembangunan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang tujuan
fungsionalnya menyajikan prioritas pembangunan, mengedintifikasi sasaran pada
masing-masing sektor, pengalokasian dana sesuai pada penekanan sektor tertentu,
penentu biaya, serta menentukan tolak ukur keberhasilan dan pelaksanaan.